Bab 29

674 76 4
                                    

Jungkook POV

Aku meremas handuk, melihat air menetes sebelum dengan lembut meletakkannya di dahinya. Aku mengawasinya sebentar sebelum menatap infusnya lagi, cairannya menetes sedikit demi sedikit, jarumnya menempel di punggung tangannya.

Dokter tidak banyak bicara tentang kondisinya. Dia baik-baik saja kemarin dan tiba-tiba sakit. Bahkan penyakitnya pun masih menjadi sebuah misteri.

"Bukankah sudah waktunya kamu bangun?" aku bertanya dengan suara pelan, mataku tak pernah lepas dari wajahnya. Aku tidak bisa meninggalkannya. Sejujurnya, aku merasa sangat bersalah. Semua ini dimulai tadi malam saat aku membiarkannya jatuh ke kolam dan mengabaikan teriakan minta tolongnya. Seharusnya aku langsung menganggapinya dengan serius. Seharusnya aku menyelamatkannya. Sebaliknya ... aku tertawa.

Aku menggelengkan kepalaku, menyesal. Sudah berjam-jam sejak dokter pergi dan Taehyung belum bangun. Wajahnya terlihat sedikit tenang jadi aku berasumsi dia tidak lagi bermimpi buruk. Terlepas dari itu, aku memutuskan untuk bersabar. Aku akan terus menjaganya.

Tubuhku terasa sedikit kaku, jadi aku berdiri untuk berjalan-jalan di dalam kamar,  berolahraga sedikit.

Menjelang fajar, suhu tubuhnya sudah mulai turun tapi dia belum juga bangun. Itu membuatku sedikit khawatir.

Aku merangkak ke sisi tempat tidurnya yang kosong dan berbaring di sisinya; mataku tak pernah lepas dari wajahnya. Aku akan menjaganya sampai dia sembuh. Pantatku hanya sedikit sakit karena duduk terlalu lama. Aku juga lapar tapi aku tidak ingin meninggalkannya karena ketakutan aneh akan sesuatu yang tidak beres.

Aneh, bagaimana bisa aku berusaha keras untuk menjaga pria yang aku harapkan untuk mati. Bagaimana aku sampai di titik ini?

Dengan mantap, aku mengulurkan tangan ke arahnya, awalnya ragu-ragu tapi akhirnya, dengan pelan mengusap rambutnya. Rambutnya lembut. Aku tidak pernah membayangkan akan melakukan ini. Rasanya salah dan benar pada saat yang sama.

Alisnya sedikit berkerut dan ekspresi ketakutannya kembali. Apa dia mengalami mimpi buruk lagi?

Aku cepat-cepat duduk, menjauhkan tanganku dari rambutnya dan memperhatikannya. Aku khawatir karena tidak tahu cara meredakan rasa sakit yang dia alami.

Pandanganku tertuju pada tangannya yang bertumpu pada perutnya. Jari-jarinya sedikit bergerak, menunjukkan kesadarannya dan pada saat yang sama, rasanya seperti memanggilku jadi tanpa berpikir panjang, aku mengulurkan tangan ke arahnya.

Dengan lembut dan hati-hati, aku menyelipkan tanganku di bawah tangannya, menggenggamnya pelan. Tanpa diduga, dia mencengkeramku lebih erat. Meskipun terkejut, aku kembali menatap wajahnya dan ekspresi ketakutannya berkurang. Dia tampak lebih tenang dari sebelumnya.

Aku menatap wajahnya dan tanpa sadar menghela nafas lega. Dengan lembut, aku berbaring di sampingnya, mataku tak pernah lepas dari wajahnya. Aku tahu ada sesuatu yang berubah. Ada perasaan yang berbeda tapi aku tidak bisa memahaminya. Mungkin, aku telah menumbuhkan sedikit lebih banyak rasa empati terhadapnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Taehyung?" Aku bertanya karena aku tidak bisa tidak memikirkannya juga. Entah kenapa, aku mulai merasa sedikit lebih ingin tahu tentang suamiku.

***

Taehyung POV

Awalnya, yang bisa aku lihat hanyalah kegelapan sampai perlahan aku membuka mata. Pemandangan langit-langit dan kamarku yang familiar menyambutku. Dan ketika mataku tertuju padanya yang sedang berbaring di sisiku, semuanya membeku dan aku terpaksa mencoba mengingat apa yang telah terjadi.

Aku jatuh ke kolam dan, dia menyelamatkanku. Aku dibanjiri dengan kenangan menyakitkan sehingga pergi meninggalkannya begitu saja, dan naik ke kamarku. Di sudut kamar, aku melipat kakiku hingga lututku menyentuh dadaku dan, dengan cara itu, aku berusaha keras untuk melupakan semuanya, menghentikan bangkitnya perasaan yang telah aku coba kubur dengan susah payah. Itulah satu-satunya cara untuk bertahan hidup terlepas dari kenangan pahit itu.

Kenapa dia ada di sini? Apa yang terjadi?

Saat aku mencoba menggerakkan tanganku, rasanya lebih berat sehingga mataku beralih dari wajahnya ke tanganku

Aku sedang menggenggam tangannya.

Alih-alih melepaskan tangannya, aku justru menatap wajahnya lagi. Dia sedang tertidur pulas dan aku hanya menatapnya. Beberapa helai rambutnya jatuh menutupi wajahnya saat dia membuat sedikit gerakan.

Tanpa sadar, aku mengulurkan tanganku yang lain dan dengan lembut menyelipkan helai rambut di belakang telinganya sehingga seluruh wajahnya nampak jelas sekali lagi.

Apa yang aku lakukan?

Aku segera memalingkan muka darinya dan perlahan duduk. Aku tidak ingin membangunkannya, jadi, dengan sangat hati-hati, aku melepaskan tangannya, membuatnya tetap terjaga. Dengan lembut dan tanpa suara, aku turun dari tempat tidur. Selama beberapa detik, aku merasa pusing dan harus menunggu beberapa saat sebelum berjalan dengan langkah goyah ke kamar mandi.

***

Jungkook POV

Aku berbalik, menyamankan posisi tidurku. Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya mataku terbuka. Pertama, aku menoleh ke sampingku dan Taehyung sudah tidak ada. Seketika, aku duduk.

"Taehyung," aku memanggil sambil menggosok mata dan wajahku, menghilangkan rasa kantuk yang mungkin masih tersisa.

Aku turun dari tempat tidur. "Taehyung, kamu di dalam?" aku memanggil sambil mengetuk pintu kamar mandi, tidak ada jawaban, jadi aku membukanya dengan ragu-ragu, memasukkan kepalaku terlebih dahulu. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Aku berjalan ke walk-in closet dan masih tidak ada tanda-tanda keberadaannya.

Aku berdiri di tengah ruangan. Apa mungkin dia pergi saat aku sedang tidur?

Aku mendengus. Taehyung tetaplah Taehyung, dia maniak kerja.

Tbc

😘💜

My Cruel BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang