Bab 32

652 62 7
                                    

** 12 years ago **

Dengan tergesa-gesa, seorang pemuda mengambil beberapa pakaiannya yang digantung di lemari dan melemparkannya ke tempat tidur. Dengan cepat, ia melepas pakaian itu dari hanger dan dengan asal memasukkannya ke dalam koper kecil yang di letakkan di tempat tidurnya.

Ia mendengar suara dan bergegas ke jendela untuk memeriksa tapi tidak ada tanda-tanda mobil masuk ke dalam halaman sehingga ia bergegas melanjutkan pekerjaannya.

Ia menutup ritsleting tasnya, mengambil dompet dari tempat tidur dan setelah melihat sekilas foto di dalamnya, ia menutupnya dan memasukkannya ke dalam saku belakang celananya.

Sebentar lagi kita akan bersama, Hyemi. Gumamnya dalam hati.

Ia mengambil tas dari tempat tidur dan mempercepat langkahnya menuju pintu kamarnya. Begitu ia membuka pintu, langkahnya berhenti dan matanya tertuju pada ayahnya yang sekarang berdiri di hadapannya.

Ia tenggelam dalam ketakutan saat ayahnya balas menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Wajah pria paruh baya itu tidak menunjukkan ekspresi apapun sehingga sulit baginya untuk membaca pikirannya, tapi ia sudah mengambil keputusan. Ia telah memutuskan untuk memberanikan diri. Cengkramannya pada tasnya semakin erat saat ia mempersiapkan dirinya untuk apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ayahnya menatapnya, lalu koper dan kembali padanya.

"Kamu mencoba untuk kabur, Tae?" ia bertanya sambil berjalan melewati putranya, dan masuk ke kamarnya. Mata Taehyung mengikuti gerakan ayahnya yang kini berdiri di tengah ruangan.

Mengumpulkan semua keberaniannya, dia angkat bicara. "Iya, Ayah."

"Aku ...," Taehyung memulai. "... aku ingin bersamanya."

"Siapa? Gadis itu?" kata ayahnya dengan cepat dan itu justru membuat tekad putranya semakin kuat untuk pergi hingga Taehyung memutuskan untuk berbalik dan melanjutkan langkah.

"Ayah ragu dia bisa pergi bersamamu," kata-kata ayahnya menghentikan langkahnya. Dengan tenang, ia berbalik ke arahnya dan melihat pria paruh baya itu mengeluarkan tangannya yang tersembunyi di belakang. Ia memperlihatkan sapu tangan putih yang berlumuran sedikit darah.

Saat Taehyung mengenali untaian benang sulaman di sapu tangan itu, tasnya terlepas begitu saja dan jatuh ke tanah. Matanya berkaca-kaca dan segala macam pikiran buruk menghantuinya.

Ayahnya berjalan ke arahnya. Ia menggenggam tangan putranya dan meletakkan sapu tangan berdarah di tangannya.

Taehyung menatap wajah ayahnya dengan air mata berlinang di pipinya.

"Ingatlah ... kamu yang melakukan ini padanya." Setelah mengatakan itu, ayahnya menepuk pundaknya dengan pelan dan berjalan melewatinya, meninggalkan ruangan.

Taehyung menatap sapu tangan di tangannya, air matanya semakin mengalir. Ia tahu ayahnya tidak menggertak. Ia tahu betul apa artinya ini. Ia telah diperingatkan tapi ia memilih untuk tidak mengindahkannya dan sekarang ....

Selalu ingat ... kamu yang melakukan ini padanya.

***

Jungkook POV

"Baik, terima kasih. Tolong jangan beri tahu dia bahwa aku menelepon."

"Baik, Nyonya." Panggilan terputus setelah itu dan aku meletakkan ponselku di kursi di sampingku.

Aku mendesah keras saat aku melirik ke luar jendela.

"Hari sudah sangat gelap ... kamu seharusnya sudah pulang Taehyung dan tidak bekerja lembur lagi."

My Cruel BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang