Rencana

271 32 0
                                    

"Jangan salah paham, dibandingkan kata-kata yang lembut, suara tajam yang memperingatkan ku, terdengar lebih peduli dari apapun" - Itadori Yuuji
.
.
.

Sekarang ini Yuuji merasa sendirian, tidak ada yang membelanya sama sekali, ini tidak adil tapi mereka semua seolah setuju untuk mengasingkannya, Yuuji menghela nafas sedih, mereka sama sekali tidak berhenti marah dan murka padanya

Nanami menoleh, "Yuuji, aku setuju dengan Gojou senpai, kau harusnya lebih waspada dan nggak gampang ikut dengan mereka, apalagi mereka minta Gojou senpai untuk pergi dan hanya ingin berbicara dengan mu, itu tidak boleh!!" ucapnya tegas, membuat Yuuji terdiam

Setelah pertemuan kemarin, Yuuji melihat Gojou cemberut terus-menerus dan pagi ini terjadilah seperti ini

"Aku tahu kau bodoh, tapi bagaimana bisa sampai ribut dengan orang tua kolot itu!" ucap Toji mengejek Gojou, mendengar ceritanya dari Ieiri

Ditengah adu mulut mereka berdua, Yuuji dengan lahap memakan buah-buah yang disuapi Suguru, "Yuuji makan lagi, a~"

"Aku melakukan hal yang benar, orang tua itu sudah pikun sepertinya"ucap Gojou marah

"Yahh.. sepertinya ada sesuatu, sedikit lucu melihat mereka tergesa-gesa.."ucap Toji dingin, melihat Yuuji khawatir, " Yuuji, lain kali berhati-hati. Kali ini yang dilakukannya benar"

"tentu saja aku benar, aku tidak pernah salah"

Toji menatap Yuuji lama tanpa mengatakan apapun setelah itu pergi dari sana, tidak menggubris ucapan Gojou. Suguru menggenggam tangan Yuuji, membuat empunya menoleh menatapnya, "Yuuji, jangan percaya mereka, tidak perlu pergi kesana lagi!" ucap Suguru dalam tersenyum, Yuuji bisa merasakan senyum itu seperti kemarahan

"Aku hanya- aku pikir semua baik-baik saja, lagipula ada Ieiri-san yang menemani ku kemarin.."

"..hmm, tetap tidak boleh" Suguru membalas cepat dan memeluk Yuuji, wajahnya turun ke tengkuk Yuuji, membenamkannya disana, "tolong jangan pergi lagi"ucap Suguru lirih

"Jika kau melakukan itu lagi, jangan berfikir untuk datang kesana, bahkan kalau mereka undang!" ucap Gojou serius

"..baiklah" jawab Yuuji, berdiri dari sofa, "Aku mau istirahat"

"Biar aku yang antar ke kamar" ucap Nanami, mereka berjalan ke kamar dalam diam, Nanami hanya terus memperhatikam Yuuji, begitu berada di dalam kamar, Nanami memeluk erat dari belakang, menaruh dagunya di kepala Yuuji, "Yuuji, kami tidak bermaksud mengurungmu, kami hanya berfikir demi kebaikanmu dan anak-anak"

Yuuji mendongak, tersenyum sendu, "Tentu, aku mengerti Nanamin, bisa tinggalkan aku sendiri?"

Mengangguk pelan, Nanami menutup pintu di belakangnya,

Yuuji tertunduk lesu, takut jika mereka menyadari kebohongannya, pertemuannya yang kedua, bersama kepala sekolah di akademi kali ini hanyalah formalitas, yang tidak boleh mereka ketahui, Yuuji menyentuh dadanya, entah mengapa sangat sesak

"..Yuuji kau sangat tabah, terima kasih sudah mendengarkan kami, ini memang yang terbaik untuk semuanya"

"...tidak apa-apa, aku membuat keputusan yang tepat!" belum sempat pindah dari posisinya, pintu di buka lagi, Yuuji tersentak dan berbalik, Nanami masuk ke dalam membawa peralatan melukis dan canvas yang lumayan banyak, "kemarin aku beli saat ke keluar, sekarang ini sangat tren mewarnai ke gambar yang sudah ditandai seperti ini, rasanya seperti melukis sungguhan"

Yuuji bisa melihat banyak gambar menarik di canvas tersebut, matanya terpaku pada kanvas bergambar pohon sakura dan angka-angka yang tertera di sana, bila diwarnai akan sangat cantik seperti pohon di halaman mereka, "terima kasih.." ucapnya riang

Nanami tersenyum lembut, mengecup ringan bibir Yuuji, "Hmm, jangan terlalu dipikirkan..!" menutup pintu di belakangnya

Nanami kembali ke ruang tamu, melihat Toji sudah kembali dan duduk santai menenggak es kopi, "Yuuji dalam mood yang buruk sepertinya, dia tidak berbicara apapun saat aku mengantarnya" ucap Nanami muram

"Kita nggak punya pilihan lain, dia juga harus waspada, kita harus berhati-hati dengan mereka, tidak ada yang tahu apa yang akan mereka lakukan" ucap Suguru sambil memakan buah yang sudah dikupasnya tadi, "walaupun Satoru membeberkan semua rencana mereka, nggak berarti kita unggul" tambah Suguru penuh penekanan

"Selama jari terakhir itu ada bersamaku, mereka tidak bisa melakukan apapun"ucap Gojou dalam senyum, melempar-lempar kotak ditangannya

"Para orang tua itu tidak berubah sama sekali, mereka punya waktu senggang yang banyak"ucap Toji, mengingat perlakuan yang pernah diterimanya saat dulu, Toji melirik kotak ditangan Gojou, "Kenapa kau membawa-bawanya?"

"Jari Sukuna sudah tersegel dengan kuat, tapi hawanya masih terasa keluar dari kotaknya, benar-benar Raja Kutukan!" ucap Suguru dalam senyum

"Aku merasa lebih aman jika aku yang membawanya, lagipula siapa orang yang berani mengambilnya dariku!?!"ucap Gojou santai, dan tidak ada yang membantah pernyataan tersebut

Seseorang mulai mendekati ruang tamu, Suguru yang pertama kali sadar tersenyum melihat tamu yang sedari tadi mereka tunggu datang, "yoo, kami sudah menunggumu.."

Di saat yang sama, di bawah distrik hiburan yang ramai, seseorang berjalan riang di bawah saluran pembuangan,

"Mahito, bagaimana rencananya?" Seorang laki-laki dengan luka di bagian hidungnya muncul di terik sinar matahari yang masuk,

"Hmm~ ah Choso! Kita akan melakukannya besok!!"balasnya riang

"Besok akan menjadi pertempuran yang menyenangkan" berjalan pergi menuju kegelapan, meninggalkan Mahito yang terduduk memandang ceria hiruk piruk diatasnya

.
.
.
Bersambung

Gutes Leben - Jujutsu KaisenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang