"Manusia tidak akan hidup tenang jika dua kata ini, milikku dan milikmu, diambil." - Gojou Satoru
.
.
.Suguru yang pertama kali melihat tamunya, tersenyum, "yoo, kami sudah menunggumu.."
Melihat mereka datar, dan duduk menyalakan rokoknya, "jadi apa yang kalian mau?" menghisap rokonya santai, menatap mereka jengkel
Suguru tersenyum dingin, "Jadi, bagaimana pertemuan kalian sebelumnya di akademi, Ieiri?"ucap Suguru tanpa basa-basi, kini yang lainnya menatapnya menunggu jawaban
Ieiri mengeluarkan asap rokoknya, melihat mereka tenang, "Aku terkejut kalian memanggilku tiba-tiba, aku pikir ada sesuatu yang terjadi.."
"Sesuatu memang terjadi, melihat Yuuji sangat percaya denganmu daripada denganku membuatku cemburu untuk beberapa alasan, bahkan saat pertemuan bersamaku dia tidak ragu mengusirku, karna ada kau, menurutmu kenapa itu terjadi?"ucap Gojou tenang dan dingin di saat yang sama,
Ieiri menyilangkan kakinya, menghisap kuat rokoknya sebelum membuangnya, menghela nafas dalam hati, 'hahh.. sepertinya aku tidak bisa berbohong lebih lama Yuuji, nyawaku juga berharga'
"Jadi senpai, apa yang kalian bicarakan sebelumnya?" Kini Nanami yang menuntut jawaban padanya dengan wajah mengintimidasi
Ieiri mengangkat bahu, "..Yuuji memintaku untuk merahasiakannya, tapi tidak ada alasan untuk berbohong saat ini.." 'mengingat nyawaku taruhannya' sambungnya dalam hati
"Yuuji membuat kesepakatan dengan Yaga dan petinggi disana, bahwa Akademi tidak boleh ikut campur soal anak-anaknya nanti, dia ingin tanggung jawab penuh anak-anaknya nanti jatuh pada kalian para alpha yang memegangnya.." mengabaikan tatapan mereka yang mengintimidasinya terang-terangan,
"..hanya itu!?" ucap Toji menaikan satu alisnya, tidak percaya penjelasannya sudah selesai, begitu juga yang lainnya. Ieiri berdecak dalam hati, mengenai insting mereka yang tajam
"..jika soal anak-anak itu memang mutlak, kami yang akan mengurusnya sendiri tanpa campur tangan mereka"ucap Nanami yakin
"Shoko!?" Suguru memanggil namanya tegas, begitu juga Gojou yang menatapnya bersungguh-sungguh
Ieiri menghela nafas, mematikan rokoknya, sepertinya tidak ada gunanya menyembunyikannya, "hahh.. aku harus minta maaf pada Yuuji karna membongkarnya, memang benar bukan hanya itu, Yuuji mengatakan bahwa dia tidak masalah ikut ritual penghakiman, dia juga ingin kematiannya di rahasiakan pada kalian berempat"
"APA!?!?"teriak Gojoi dan Suguru bersamaan, dua lainnya sama terkejutnya
Toji menekan gelas kaca ditangannya tanpa sadar, "Kenapa? Nggak ada alasan melakukan itu!?!" Gelas wiski ditangannya pecah berhamburan
Ieiri menatap mereka bimbang, karna sebenarnya dia pun tidak setuju dengan keputusan Yuuji, tapi Yuuji sangat yakin dengan keputusannya, sangat tenang seolah dia memang sudah menerima takdirnya akan masa depan anak-anaknya, "..karna Yuuji sudah tahu, kalian melakukan banyak hal untuk mencari tahu tentang cara memisahkan kutukan, tapi Sukuna sudah mengatakannya bahwa itu tidak mungkin terjadi, kecuali kutukan itu sendiri yang mengingkannya"tutur Ieiri, menatap mereka ragu sebelum melanjutkannya, "..umm Yuuji merasa kalian telah kehilangan banyak hal karna menjadi pasangannya, dia berharap kalian bisa bertemu wanita yang baik setelahnya"
Setelah Ieiri selesai berbicara, tidak ada satupun dari mereka berbicara, mereka tidak terbaca, membuat Ieiri khawatir untuk meninggalkan mereka saat itu
Sebenarnya sejak dua bulan yang lalu, mereka sering keluar karna kerja adalah kebohongan, masing-masing dari mereka mencari cara untuk menghilangkan kutukan yang ada dalam tubuh Yuuji, dan entah bagaimana Yuuji memiliki firasat soal itu. Ieiri berdiri dari sofa, walau khawatir dengan kondisi mereka, namun dia yakin, semarah apapun, mereka tidak akan melukai Yuuji, sebelum keluar ruangan, Ieiri menoleh dingin, menyadari dirinya diperalat para bajingan ini, "...jangan berfikir untuk bertanya atau membeberkan ini ke Yuuji, dia akan tersadar jika infomasi ini dariku, jadi jaga lidah kalian atau aku akan membunuh kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gutes Leben - Jujutsu Kaisen
FanficHawa panas, Jantung yang berdebar diikuti rasa sakit di sekujur tubuh. Semua tanda-tanda yang jelas membuat Yuuji akhirnya menyadarinya bahwa dirinya harus menerima kenyataan yang berbeda dengan keinginannya