"Perasaan tidak menyenangkan ini tidak mau menghilang, mungkin karna waktu takkan mau berbaik hati melupakan kejadian" - Kento Nanami
.
Nanami membuka pintu pelan, berjalan ke pinggir ranjang hati-hati, mengganti kompresan di kepala Yuuji, mata coklat itu terbuka begitu merasakan sesuatu yang dingin di kepalanya, menatap sayu iris biru muram dihadapannya, "..Nanamin, kau datang.."ucapnya serak
"Maaf membangunkanmu, kau harus sarapan, Ieiri membuatkanmu makanan" meniup-niup bubur yang panas, menyuapi Yuuji
Empunya mengeryit, "..ehng, buburnya nggak enak.." Nanami mengambil sesendok dan mencobanya, untuknya tidak ada yang salah dengan buburnya
"Enak kok, kau harus makan Yuuji, biar sembuh" kembali menyuapi Yuuji, sedikit demi sedikit bubur itu habis, Nanami tersenyum menyeka sisa-sisa disudut bibir Yuuji, "Pintar"
"Aku ingin istirahat.." mengucek matanya, entah mengapa tubuhnya terasa lelah, Nanami berbaring di samping Yuuji, "Istirahatlah, aku disini" Mengelus-elus punggung Yuuji sampai empunya terlelap
Sudah tiga hari berlalu setelah peristiwa itu, mereka semua pindah dari kediaman Fushiguro sampai itu selesai diperbaiki, sekarang ini mereka berada di resort di gunung, yang cukup jauh dari pusat kota
Nanami melihat cemas Yuuji yang sedang tertidur pulas, sejak terbangun, Yuuji tidak berbicara apapun pada kami mengenai hal tersebut, dia bersikap seolah bukan luka yang serius dan menyimpannya, bahkan ketika kami melakukannya di malam hari, dia tidak mengatakan apapun tentang kejadian itu dan langsung tertidur, kami tidak tahu apa yang dipikirkanya, Nanami mengepalkan erat, mungkin Yuuji tidak bisa percaya lagi padanya, semua ini terjadi karna dirinya sangat lemah
Tok, tok
Nanami melirik melalui ekor matanya, menemukan Ieiri berdiri di sana dan masuk ke dalam, "apa dia mau makan buburnya?"
"Iya.. Yuuji bilang buburnya tidak enak" ucap Nanami sambil memunggungi seniornya tersebut
Ieiri duduk di kursi, "Aku memasukkan bahan-bahan herbal ke bubur itu, mungkin rasanya jadi sedikit berbeda"
Ieiri menatap Nanami yang hanya diam melihat Yuuji tertidur, sudah beberapa hari ini mereka berempat bolak-balik menjaga Yuuji dan bergantian pergi ke hutan dan bangunan-bangunan tua di pinggir kota, ke tempat-tenpat yang rawan dengan kutukan dan membantai semua kutukan, mungkin untuk menghilangan rasa frustasi mereka, Sukuna juga tidak pernah keluar untuk berbicara lagi
"Makanannya tolong jangan di campur, Ieiri-san" Ieiri jengkel dengan ucapan Nanami, "Kalau gitu kau ingin aku menyuntik vitamin saja?" Nanami terdiam, sepertinya lagi-lagi dia berbicara tanpa sadar
"Dia harus minum obat, Nanami. Tapi dia nggak mau meminumnya, aku tidak punya pilihan lain" Tidak ada tanggapan dari Nanami, membuat Ieiri menghela nafas, "Aku akan menguranginya sedikit"
Ieiri melirik untuk terakhir kali, "...apa kalian sudah melakukannya hari ini?" Bertanya hati-hati, kini hal ini menjadi topik yang sensitif bagi mereka
"...belum, aku belum melakukannya"jawab Nanami datar, Ieiri berfiam cukup lama, menatap Nanami tegas, "memang tidak nyaman untuk Yuuji, tapi kita harus menyelamatkannya dan bayinya"
"...iya"
Setelah kepergian Ieiri, Nanami masih diposisi yang sama, menatap Yuuji datar, tangannya mulai menyentuh rambut merah jambu yang lembut, matanya entah mengapa panas
"..hng, Nanamin..?"lirih Yuuji terbangun, air muka Nanami langsung berubah cepat, melihat iris coklat yang terbuka menatapnya, tersenyum lembut menatap pria kecil yang terbangun di lengannya,"Maaf kau jadi kebangun.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gutes Leben - Jujutsu Kaisen
FanfictionHawa panas, Jantung yang berdebar diikuti rasa sakit di sekujur tubuh. Semua tanda-tanda yang jelas membuat Yuuji akhirnya menyadarinya bahwa dirinya harus menerima kenyataan yang berbeda dengan keinginannya