"Aku hanya cemas kalau suatu hari nanti kamu benar-benar pergi jauh dariku dan aku jika tidak dapat mengejarmu
aku memilih terperangkap didalamnya, karna aku tidak akan keluar sebelum bertemu denganmu" - Gojou Satoru
.
.
.Yuuji pulang, begitu sampai ia terkejut melihat beberapa kamar sudah selesai di renovasi, dan ada beberapa ruangan yang diubah, namun pikirannya fokus untuk melihat bayinya, ia sudah tidak sabar melihat mereka
Toji mengangkat Yuuji hati-hati, Yuuji berpegang kuat pada lehernya, menatap Toji lekat, Toji melirik ke bawah dan tersenyum, mendekatnya kepalanya ke telinga Yuuji, "haruskah kita tunda dan pergi ke kamar kita.."goda Toji, Yuuji terkejut dan memerah, "..a-aku sedang berfikir kenapa berat badan mu turun"
"..haha begitukah!?" Yuuji cemberut dengan ejekan tersebut
"Jangan bermesra-mesraan.." ucap kesal Gojou dibelakang mereka, dengan cemberut membuka pelan pintu besar bercat biru, di sana beberapa orang berdiri, mengelilingi ranjang bayinya, Yuuji melihat mereka senang
Toji menurunkan Yuuji pelan-pelan, Yuuji sudah bisa berjalan, semenjak berlatih setiap hari saat di rumah sakit, mendekati ranjang bayi dan terpengarah melihat empat makhluk kecil disana, dua dari mereka tertidur dan dua lainnya sedang terbangun
Yuuji bisa melihat mata biru gelap seperti batu safir menatapnya dan rambut halus berwarna pirang, melihat ke sebelah dan menyadari rambut hitam dan mata hijau yang hampir ke biru tua menatap dirinya, tersenyum menatap dua lainnya yang tertidur pulas
Nanami datang dan tubuhnya langsung diserbu seseorang, "Nanami! Aku menjadi paman! aku tidak sangka hiks"
"Berhenti Yu, kau akan membangunkan mereka" ucap Nanami, menyuruh temannya untuk berhenti menangis, Haibara mengusap matanya yang memerah, "Aku sangat senang.."ucap Yu terharu, Miwa tertawa kecil sambil menenangkan seniornya dan Maki tersenyum lembut melihat Yuuji baik-baik saja, Ieiri juga lega melihatnya
Yuuji tidak sadar sedaritadi ia diperhatikan oleh satu bayinya, Yuuji tersenyum melihatnya, "Megumi! Namanya Fushiguro Megumi, bagaimana menurutmu?"ucap Toji tiba-tiba disampingnya, Yuuji tersenyum, "..nama yang bagus, Megumi"
Semilar angin semakin dingin, karna musim gugur hampir selesai dan masuk musim dingin, Yuuji menepuk-nepuk punggung kecil di pelukannya, "wahh anak pintar.." ucap Yuuji terkekeh, setelah mendengar Megumi bersendawa. Sudah seminggu Yuuji menjalani harinya di rumah, semua hal yang berhubungan dengan bayi-bayinya sangatlah menyenangkan, Yuuji menaruh Megumi di kasur, melihat mereka berempat yang terlihat menggemaskan
Yuuji menoleh saat mendengar pintu terbuka, Gojou masuk ke dalam menghampiri mereka, memeluk Yuuji dari belakang, "bagaimana keadaanmu?"
"Baik, mereka juga baik.." ucap Yuuji, sambil melipat pakaian bayi, Gojou menaruh kepalanya di punggung dan tangannya melingkari tubuh kecil Yuuji, "aku masih nggak percaya mereka keluar dari perut kecilmu, aku sangat cemas"
Yuuji terkekeh kecil, "Aku juga terkejut, mereka lumayan besar dan gimana bisa mereka semua di perutku, mereka semua sangat manis"
Gojou ikut tersenyum mendengar nada Yuuji yang sumringah, "aku selalu takut kalau menggendong Yuuto, dia sangat kecil, aku takut tidak sengaja menjatuhkannya" ucap Gojou, menyampaikan keluh kesahnya, tidak seperti yang lain, hanya dirinya dan Toji yang terlihat tidak nyaman, namun pada akhirnya Toji tetap berada diatasnya dalam urusan seperti ini
"Kau harus terbiasa, Yuuto bakal sedih kalau ayahnya menghindarinya" Yuuji memperhatikan bayi-bayinya dan seketika terdiam, Gojou mengikuti arah pandang Yuuji dan menyandarkan kepalanya dipundak Yuuji, "Yuuji, itu baik-baik saja, dia baik-baik saja..!" Gojou tidak tahu harus mengatakan apalagi, Yuuji selalu merasa bersalah dan khawatir ketika melihat bekas goresan yang ada sisi bibirnya dulu berpindah ke Yuuto, walaupun Ieiri mengatakan sebagai tanda lahir,bukan luka, tapi Yuuji masih tidak suka karna bekas itu berpindah ke anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Gutes Leben - Jujutsu Kaisen
FanfictionHawa panas, Jantung yang berdebar diikuti rasa sakit di sekujur tubuh. Semua tanda-tanda yang jelas membuat Yuuji akhirnya menyadarinya bahwa dirinya harus menerima kenyataan yang berbeda dengan keinginannya