Jeff melangkahkan kakinya ke ruangan kerja sang Papa yang berada di lantai tiga. Rumah ini sangat besar. Bahkan tersedia lift didalamnya karena terdapat 5 lantai di rumah ini.
Sampai didepan pintu, ia mengetuk perlahan dan membukanya.
"Dari mana kamu?" Tanya Kakeknya. Jika sudah berurusan dengan laki-laki tua itu, Jeff tidak bisa berkutik.
"Rumah teman"
"Mabuk?"
Jeff diam tidak menjawab. Robert menatap putra satu-satunya itu dan menghela nafasnya kasar lalu beralih menatap Papanya.
"Dad, anak ini hanya bermain. Sangat wajar hal itu dilakukan di usianya"
Dion memalingkan wajahnya. Cucunya itu benar-benar sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.
"Bagaimana dengan pernikahan itu? Sudah kau atur?"
Jeff mendongakkan kepalanya.
"Jeff gak mau nikah sekarang Kakek"
Dion dan Robert menoleh ke arah Jeff.
"Jeff akan menikah, tapi tidak sekarang. Dan Jeff akan menikah dengan perempuan pilihan Jeff. Bukan dengan pilihan Papa ataupun Kakek" Sambungnya.
Dion menatap tajam cucunya.
"Siapa yang mengajarkanmu bersikap selancang ini?"
Dion beralih menatap Robert.
"Lihat anakmu. Itu adalah akibat ketika kau dan istrimu terlalu memanjakan dia"
Robert menghampiri putranya.
"Bersikap baiklah di hadapan Kakekmu"
Jeff mendengus kesal. Selalu seperti itu. Papanya akan menyuruhnya bersikap baik didepan Kakeknya ketika hal itu ada sangkut pautnya dengan harta dan warisan dengan alasan untuk menjamin masa depan Jeff.
"Aku tidak akan mendengarmu. Tradisi tetaplah tradisi. Dan hal itu harus tetap dilakukan. Suka atau tidak sukanya dirimu kamu harus tetap menikah dengan Dorothy. Jika kau tidak suka dengannya, kau bisa memilih sepupumu yang lain. Bulan depan, kamu harus segera melangsungkan pernikahan" Ucap Dion. Setelah itu, ia berjalan keluar meninggalkan Anak dan cucunya.
"Kamu harus mendengar Kakekmu"
Jeff berdecak. Apa pernikahan sebercanda itu? Ia memang berandal. Tapi jika soal menikah, ia tidak akan bermain-main. Apalagi, prinsip laki-laki itu adalah menikah sekali seumur hidup.
"Bagaimana bisa aku menikah muda? Bahkan aku belum lulus sekolah, Pa"
"Karena tahun ini, kau akan genap 18 tahun"
"Lantas?"
"Kau harus menikah"
Jeff mengusap kasar kepalanya frustasi.
"Apa tidak ada cara lain?" Tanya Jeff.
"Ada" Jawab Robert.
"Kau harus menanam benihmu di rahim perempuan lain. Dengan begitu, perempuan itu mengandung penerus keluarga Albert. Itu pun dengan syarat, gadis itu harus putus hubungan dengan keluarganya" Lanjutnya.
Jeff menutup matanya perlahan. Benar-benar gila. Tak bisakan ia meminta pada Tuhan untuk menghilang saja dari bumi ini?
"Apa kau gila? Yang benar saja aku menghamili anak gadis orang!"
"Kalau begitu, kamu harus menikah dengan sepupumu"
"Itu akan menjadi hal yang lebih gila lagi, Papa" Ucap Jeff dengan senyum pasrahnya.
***
Ezra meletakan roti di dalam lemari kaca. Gadis itu menyusun roti yang ditugaskan kepadanya. Meskipun sedikit kesulitan hanya menggunakan satu tangan.
Karena kecelakaan tadi, sendi tangan kirinya bergeser. Awalnya ia disuruh pulang saja agar bisa beristirahat. Namun, ia masih sanggup untuk melakukan tugasnya karena sebelumnya ia sudah pergi ke dokter untuk memeriksakan tangannya.
Selain itu, Ezra juga takut akan dimarahi oleh Mamanya. Jadi, untuk menunda waktu ia memilih untuk tetap bekerja.
"Tangan lo beneran gak apa-apa, Ra?" Tanya Fani, rekannya.
"Gapapa kak. masih kuat kok. Kalo udah capek, gue pasti istirahat"
"Oke deh. Btw, gue ada lowongan lagi nih. Kerjanya cuma weekend. Dari jam 6 sore sampe jam 10 malem. Lo mau?" Tawar Ezra.
Ezra mengerutkan kedua alisnya.
"Kerja apa kak? Paruh waktu?"
"Iya, lumayan buat nambah-nambahin tabungan lo. Lo mau kuliah kan nanti?"
Ezra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kerja dimana kalo boleh tau?"
"Tempat hiburan gitu"
Sejenak Ezra berpikir. Tempat hiburan yang Ezra bayangkan adalah seperti bazar, mall, dan semacamnya.
"Gue mau minta izin ke Mama dulu. Kalo dibolehin, gue kabarin lo kak"
"Oke" Jawab Fani yang tersenyum penuh arti.
****
HI! Selamat malam minggu terakhir di 2022🤩
Curiga gak sama fani?
Bakalan diapain ya ezra?
Selamat overthinking 🙏
Baca, Imajinasikan, dan Enjoy...
Free vote's here ⬇️

KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Teen Fiction⛔ Bukan Tempat Untuk Plagiat -- "Yang di perut lo anak gue kan?" Ezra terdiam, Tak berani menjawab. "Berani-beraninya lo sembunyiin ini dari gue?!" Ucap Jeff dengan nada pelan namun menusuk sambil melempar testpack yang mendarat tepat didepan sepat...