⛔ Bukan Tempat Untuk Plagiat
--
"Yang di perut lo anak gue kan?"
Ezra terdiam, Tak berani menjawab.
"Berani-beraninya lo sembunyiin ini dari gue?!" Ucap Jeff dengan nada pelan namun menusuk sambil melempar testpack yang mendarat tepat didepan sepat...
Jeff menelusuri lorong sekolah menuju kelasnya. Suasana sekolah tidak ramai, bukan karena masih terlalu pagi. Tapi Jeffnya saja yang telat.
Laki-laki itu mengetuk pintu kelasnya sebelum masuk. Guru yang sedang mengajar di kelasnya pun hanya menoleh dan mengangguk sebagai isyarat bahwa ia memaklumi keterlambatan Jeff.
Jeff duduk di bangkunya yang berada di paling belakang barisan. Ia mengeluarkan ponsel yang ada di saku bajunya untuk di letakan di tas. Namun, sekilas ia melihat notifikasi dari Simon.
Simon Telat lagi?
Biasalah.
Jeff menekan tombol keluar dari roomchatnya bersama Simon. 1 notifikasi kembali muncul. Namun, bukan dari Simon. Melainkan Papanya.
Dad Sore ini ada pertemuan keluarga. Kakek menyuruhmu untuk datang.
Jeff menggertakkan giginya, kesal. Ia tahu, bahwa perjodohan itu akan segera dimulai melalu pertemuan ini. Jeff mengusap wajahnya gusar. Jarinya kembali bermain dilayar ponsel.
Simon
Malem ini ke club tempat biasa.
Ok.
****
Ezra mengganti bajunya dengan pakaian yang diberikan oleh Fani. Berhubung weekend, Ezra menerima tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Fani beberapa hari lalu. Gadis itu ingin mengikuti apa kata hatinya. Meskipun nantinya ia akan kena marah oleh Mamanya.
Gadis itu tidak bilang pada sang Mama bahwa ia menerima tawaran kerja dari Fani. Bahkan saat izin tadi, ia beralasan menginap di rumah Lia untuk mengerjakan tugas kelompok. Benar-benar nekat bukan?
Kemeja panjang putih dengan rok pendek diatas lutut cukup membuat Ezra merasa risih.
Gadis itu keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Fani juga menggunakan pakaian yang sama dengan yang ia kenakan.
"Lho? Lo juga ikutan kerja?"
"Iya dong. Lumayan juga buat nambahin tabungan" Jawab Fani.
Ezra hanya mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu melihat pantulan dirinya di kaca.
"Kak? Menurut gue ini terlalu seksi roknya"
Mendengar hal itu, Fani tersenyum samar.
"Namanya juga di tempat hiburan, Ra"
"Yang lo maksud bazar kan?" Tebak gadis itu karna tepat di seberang gedung ini ada bazar lokal yang biasa di adakan setahun sekali.
Fani menepuk jidatnya pelan. Juniornya ini benar-benar polos.
"Bukan, Ra. Yang gue maksud di club"
Ezra terdiam. Ia memang gadis polos. Tapi ia tahu seperti apa tempat itu.
"Kenapa lo gak bilang dari awal?"
"Karena lo pasti bakalan nolak"
Tepat sasaran. Itulah yang akan Ezra lakukan.
"Gak apa-apa, Ra. Ada gue. Sesekali lo harus coba dunia dewasa, supaya lo gak polos-polos amat"
"Tapi kak... "
Fani mengusap pelan bahu Ezra. Fani berusaha menenangkan Ezra dan kembali meyakini gadis itu.
"Ada gue, Ra. Gak seburuk yang ada dipikiran lo. If we never try, how will we know?"
Ezra menghembuskan nafasnya dan berusaha menghilangkan pikiran buruknya.
"Oke, gue coba"
Fani tersenyum senang. Perempuan itu mengambil kacamata yang masih bertengger manis di wajah Ezra.
"Nah! Oke ayo berangkat"
Fani menggandeng tangan Ezra dan keluar dari kamar mandi toko menuju club tempat mereka akan bekerja. Fani menghembuskan nafasnya pelan. Ia tau kekhawatiran Ezra. Dan ia pun juga tau bahwa kekhawatiran itu akan terjadi nanti.
'Maafingue, Ra' batin Fani.
***
"Lo mau dijodohin?" Tanya Jason.
Jeff menghembuskan asap rokok yang ia hisap. Saat ini, mereka sedang berada di club. Bersama dengan Simon juga. Sudah menjadi kebiasaan Jeff jika sedang pusing dengan urusan keluarganya, club lah pelariannya.
"Terus gimana? Lo terima?" Tanya Simon.
"Mau gak mau"
Simon menatap Jeff yang terlihat pasrah. Namun, laki-laki itu tersenyum kecil.
"Excuse me" Ucap seorang pelayan sambil membawakan segelas wine pesanan Jeff.
"Thanks"
Simon menatap pelayan itu dan mengedipkan sebelah matanya. Si pelayan hanya tersenyum kecil dan beranjak pergi dari sana.
Tak butuh waktu lama, langsung saja Jeff meminum wine yang baru saja di antarkan hingga kandas.
Jeff mengatur nafasnya. Emosi masih mengerubungi dirinya. Ia melepas 1 kancing kemeja bagian atas. Entah mengapa tiba-tiba suhu udara begitu panas.
Simon dan Jason memperhatikan gerak-gerik Jeff. Salah satu dari keduanya tersenyum kecil.
"Gue ke kamar mandi dulu" Ucap Jeff.
Sementara di sisi lain Ezra sedang merapihkan resleting roknya. Gadis itu baru saja buang air kecil. Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi untuk kembali bekerja.
Namun di pertengahan jalan, seseorang sengaja menabrak dan menghimpit gadis itu ke tembok. Ezra terkejut bukan main. Gadis itu tidak bisa bergerak maupun berteriak karena orang yang menabraknya itu membungkam mulut Ezra.
"Tolong gue.... Panas" Ucap seseorang yang tentu saja tidak dimengerti gadis sepolos Ezra.
Ayokasihakusemangatlewat vote, gratis kok. Kalovotenyabanyak, akubakalansemangat dan lanjut update deh. Terimakasihuntuk yang udahbaca dan vote sampai part ini😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.