Seminggu setelah kejadian itu, Ezra berubah jadi lebih pendiam dari biasanya. Liya pun sudah angkat tangan memaksa gadis itu untuk bercerita. Tidak ada gunanya juga memaksa, jika memang ia tidak mau untuk bercerita.
"Lo mau makan apa? Gue yang beliin. Lo diem di kelas aja, biar gue yang bawain"
Ezra tidak menjawab. Gadis itu hanya termenung menatap ke arah jendela kelas.
Liya menghembuskan nafasnya pelan.
"Gue bawain kayak biasa aja ya. Gue ke kantin dulu"
Liya barus saja ingin beranjak pergi, namun tiba tiba Ezra memegang sebelah lengannya.
Liya yang melihat hal itu merasa bingung.
"Kalo gue cerita, lo masih mau temenan sama gue kan?"
Liya merasa aneh dengan pertanyaan Ezra.
"Gue merasa terganggu sama pertanyaan lo. Sejak kapan gue pernah musuhin lo cuma karna hal sepele?"
Ezra menundukkan kepalanya.
"Sorry" Jawab Ezra. "Tapi yang ini gak sepele"
"Maksud lo?"
Ezra diam saja. Liya seolah paham dengan diamnya gadis itu.
"Cuma kita berdua di kelas ini. Lo bisa cerita sepuas lo"
Ezra menitikkan air matanya. Gadis itu mulai menangis.
"Gue kotor Liya. Gue udah gak suci. Gue benci sama diri gue sendiri, gue harus apa Li?"
Liya memeluk sahabatnya itu. Gadis itu menahan tangisnya karena melihat Ezra menangis. Sejujurnya, ia bingung harus berreaksi seperti apa.
"K... Kenapa bisa?" Tanya Liya.
Ezra menceritakan semuanya di sela-sela tangisnya. Gadis itu sudah tidak kuat menahan. Bahunya terasa sangat berat. Dadanya sesak.
Sementara Liya yang mendengar penjelasan Ezra pun terdiam. Pikirannya campur aduk.
"Terus.... Lo hamil?"
Ezra menggelengkan kepalanya.
"Gue gak tau. Minggu ini harusnya jadwal haid gue. Tapi gue belum ngerasain tanda-tandanya. Gue takut Li" Ezra melanjutkan tangisnya.
"Mama lo tau?"
Ezra kembali menggelengkan kepalanya.
"Gue gak berani bilang"
"Yaudah gapapa. Baru sekali setau gue gak akan hamil. Udah lo tenang, sekarang makan ya. Gue yang beliin di kantin"
Ezra menganggukkan kepalanya. Liya ada benarnya juga. Namun, tetap saja Ezra was-was.
Gadis itu merasa sedikit lega karena sudah menceritakan bebannya kepada sahabatnya itu. Namun, bukan berarti masalah sudah selesai kan?
Ezra melihat perut ratanya. Dengan Takut-takut, gadis itu mengusap pelan perutnya.
'Lo gak tumbuh disana kan?'
***
Jeff menghembuskan asap rokoknya ke udara. Saat ini, ia berada di apartemen Simon. Bertiga dengan Jason. Jason menatap Jeff dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Sedangkan Simon sibuk dengan ponselnya.
"Kalo sampe tuh cewek hamil anak lo gimana?" Tanya Jason.
Simon menatap Jason, kemudian beralih menatap Jeff.
"Ya gue cari lah. Gue juga udah kasih kartu nama gue".
"Kalo dia hamil tapi gak minta tanggung jawab lo gimana?" Tanya Jason lagi.
Jeff terdiam. Ada benarnya juga pertanyaan Jason.
"Pelacur sana gak akan masalah kalo yang nidurin dia keluar di dalem"
Jeff dan Jason beralih menatap Simon. Wajar saja jika Simon tau, karena club yang biasa mereka datangi Milik pamannya Simon.
"Sering kan lo?" Jason memicing curiga pada Simon.
Simon tertawa kecil.
"Main-main dikit gapapa lah. Nikmatin masa muda" Ucap Simon. "Lagipula gue pake pengaman" Lanjutnya.
Jason melempar bantal kecil ke arah Simon yang langsung ditangkap oleh laki-laki itu.
"Kalem. Gue brengsek gini pun kalo lagi suka sama cewek langsung confess. Bukan berdalih sahabatan supaya bisa deket terus" Ucap Simon yang sukses menyentil Jason dengan kalimatnya.
"Bangsat!" Balas Jason dengan tawa kecilnya.
"Gue rasa yang gue tidurin bukan pelacur. Diliat dari pakaiannya, kayak pegawai sana" Ucap Jeff yang berhasil mengalihkan perhatian kedua temannya itu. Jeff berusaha mengingat kembali kejadian malam itu.
"Mau lo cari? Gue bisa minta tolong om gue" Tawar Simon.
"Gak usah lah. Lagipula gue cuma sekali. Yakali langsung gol" Jawab Jeff yang dibalas anggukan oleh Simon.
"Kalo sampe gol gimana?" Tanya Jason yang berhasil membuat Jeff kembali terdiam.
****
Hi readers!!! Ada yang kangen sama cerita ini?
Maaf yaa, aku udah sibuk lagi akhir-akhir ini. Kemungkinan besar aku updatenya bakalan di hari hari random. Bukan malming lagi :(
Gimana part ini? Ada yang kesel gak sama Jeff? Wkwk
Btw, buat yang bingung sama kata kata Simon soal Jason bisa baca di ceritaku yang satu lagi ya.
Jangan lupa mampir dan follow akuu supaya kalian bisa tau informasi yang akan aku infoin nantinya😆
Kalo kalian suka cerita ini, jangan lupa share ke temen-temen kalian yaa.
Terimakasih sudah baca dan vote sampai part ini 😍
Baca, Imajinasikan, dan Enjoy...
Free vote's here ⬇️
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Teen Fiction⛔ Bukan Tempat Untuk Plagiat -- "Yang di perut lo anak gue kan?" Ezra terdiam, Tak berani menjawab. "Berani-beraninya lo sembunyiin ini dari gue?!" Ucap Jeff dengan nada pelan namun menusuk sambil melempar testpack yang mendarat tepat didepan sepat...