Sudah 2 hari ini Ezra tidak masuk sekolah. Gadis itu mengurung dirinya di kamar. Sesekali Mamanya berkunjung kesana hanya untuk memastikan bahwa gadis itu menghabiskan makanannya sekaligus mengecek suhu badan Ezra. Karena wanita itu menyadari perubahan yang ada pada anaknya.
"Dr. Arin sore ini kesini. Mama yang panggil dia buat cek kesehatan kamu"
Seketika itu juga Ezra menoleh.
"Bukannya Ezra udah bilang kalo Ezra gapapa? Cuma kecapean aja Ma"
Fatma menghela nafasnya pelan.
"Kenapa sih kamu gak mau banget di periksa dokter? Kamu hamil?" Tebak Fatma.
'Deg'
Ezra terdiam sebentar. Gadis itu berusaha untuk rileks, agar Mamanya tidak curiga.
"Hamil anak siapa? Mana pernah Ezra bawa cowok ke rumah. Mama kayak gak kenal anaknya aja yang jomblo akut" Ucap Ezra, berusaha mencairkan suasana.
Fatma hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.
"Yaudah, mama ke dapur dulu"
Ezra memejamkan matanya. Ia hanya bisa membayangkan bagaimana reaksi fatma jika tau bahwa anak gadisnya itu sedang mengandung.
Membayangkan hal itu saja membuat air mata Ezra kembali keluar dari pelupuk matanya.
Ia takut, pasti mamanya akan sangat kecewa pada dirinya. Tapi, apa boleh buat. Kejadian ini pun bukan kemauan Ezra.
Pintu kamarnya kembali terbuka. Buru-buru Ezra menghapus air matanya.
"Ada Liya didepan"
"Suruh ke sini aja, Ma"
Fatma hanya mengangguk sebagai jawaban.
Gadis itu bertanya dalam benaknya. apa ikatan batinnya sangat kuat dengan Liya? Sampai-sampai, sahabatnya itu datang ketika ia benar-benar butuh bantuan tanpa mengatakannya.
Tak lama, pintu kembali terbuka. Menampilkan seseorang yang ia tunggu-tunggu.
Tak butuh waktu lama, Liya langsung memeluk Ezra. Ezra yang sudah tenang dari tangisnya kembali menangis.
"It's okay, i'm here" Ucapnya.
"Hal yang gue takutin akhirnya beneran terjadi, Li"
Liya hanya bisa memejamkan matanya. Feelingnya benar, bahwa Ezra sedang tidak baik baik saja.
"Ada gue. Kita cari jalan keluarnya sama-sama ya"
Ezra hanya menganggukkan kepalanya yang berada di atas bahu Liya.
"Umur berapa?"
Ezra menggelengkan kepalanya.
"Gue gak tau. Gue cuma baru test di testpack. Dan ternyata garis dua"
Liya terdiam sebentar.
"Jeff harus tau masalah ini"
"Dia udah tau"
Liya menautkan kedua alisnya.
"How can?"
Ezra pun menceritakan kejadian 2 hari lalu, tepat saat ia tau bahwa dirinya sedang hamil.
"Terus dia mau tanggung jawab?"
Ezra kembali menggelengkan kepalanya. "Gue gak tau. Gue gak keluar lewat pintu gerbang pas bel pulang. Makanya gue suruh lo duluan kan pas itu"
Memang, pada saat itu Ezra beralibi sakit perut. Hingga tak sempat menyusul Liya ke kantin. Hingga bel pulang tiba, kebetulan sekali Liya ada urusan mendadak. Padahal, gadis itu sudah merasa curiga terhadap Ezra. Namun, saat itu ia tidak bisa langsung menginterogasi sahabatnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/328990890-288-k976486.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Teen Fiction⛔ Bukan Tempat Untuk Plagiat -- "Yang di perut lo anak gue kan?" Ezra terdiam, Tak berani menjawab. "Berani-beraninya lo sembunyiin ini dari gue?!" Ucap Jeff dengan nada pelan namun menusuk sambil melempar testpack yang mendarat tepat didepan sepat...