Liya mengusap pelan punggung Ezra. Perempuan itu memeluknya begitu erat. Pagi tadi, Ezra menghubungi Liya untuk menjemputnya dirumah. Selama di rumah Jeff, Ezra sangat susah dihubungi. Namun, perempuan itu bilang Jeff baru mengembalikan ponselnya pada saat ia memulangkan Ezra.
"Gue gak masalah kalo harus bolos sehari demi lo. Karena lo punya banyak hutang cerita sama gue" Ucap Liya, masih dalam keadaan berpelukan.
Ezra menggeleng.
"Bisa dilain waktu"
Liya mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah ayo. Janji sama gue lo gak boleh terlalu capek ya. Calon keponakan gue gak boleh sampe kenapa-napa intinya"
Ezra tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya.
Perempuan itu menutup pintu rumah. Fatma sudah lebih dulu berangkat pagi tadi. Ezra tau, mamanya itu menghindarinya. Sejak kejadian kemarin, hubungan Ezra dan mamanya sedikit memburuk.
"Malam ini gue mau nginep dirumah lo" Ucap Ezra.
Liya menghentikan aktivitas memasang seatbelt nya. Seraya menatap temannya itu.
"Tumben?"
Ezra hanya tersenyum tipis sebagai jawaban. Sepertinya Liya hampir mengerti. Biasanya jika seperti itu Ezra sedang bermasalah dengan mamanya.
"Kalo ada masalah sama orang tua itu, harus cepet-cepet di selesaiin. Bukan malah menghindar" Ucap Liya. Sedangkan Ezra hanya terdiam memainkan kukunya.
"Emang masalah apa lagi?"
Ezra menunduk, mengelus perutnya.
Liya menautkan kedua alisnya.
"Tante Fatma udah tau?!"
Ezra menghembuskan nafasnya.
"Cepat atau lambat emang bakalan tau kan?" Jawab Ezra. Mata gadis itu kembali berkaca-kaca.
Liya kembali memeluk Ezra.
"Gue bingung harus gimana. Disatu sisi Jeff minta gue tinggal sama dia setelah tunangan. Tapi disisi lain nanti mama sendirian. Gue tau banget mama marah besar, tapi ini bukan kemauan gue Li"
Liya terdiam sejenak.
"Gue rasa tante Fatma cuma perlu waktu buat cerna semuanya. Apapun yang terjadi, selesaiin masalah lo sama mama. Gue yakin dia bakalan ngerti"
Ezra mengangguk sebagai jawaban.
"Kakak lo tau masalah ini?"
Ezra mengedikkan bahunya.
"Bisa aja mama udah cerita"
"Yaudah, jangan terlalu dipikirin. Kasian bayi lo nanti"
"Makasih ya" Ezra melirik Temannya itu.
"Makasih untuk?"
"Everything"
Liya tersenyum sebagai balasan.
Setelah itu, gadis itu pun menjalankan mobilnya menuju sekolah.
"My pleasure, don't ever think you're alone, Ra" Ucap Liya.
Kalimat yang membuat hati Ezra menghangat.
***
"Berapa usianya?"
Ezra melirik kakaknya.
"Empat minggu"
"Masih bisa buat di gugurin"

KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT
Teen Fiction⛔ Bukan Tempat Untuk Plagiat -- "Yang di perut lo anak gue kan?" Ezra terdiam, Tak berani menjawab. "Berani-beraninya lo sembunyiin ini dari gue?!" Ucap Jeff dengan nada pelan namun menusuk sambil melempar testpack yang mendarat tepat didepan sepat...