BROTHER COMPLEX - PART 4

6.3K 246 1
                                    

DINDA POV

Kami sedang makan malam sekrang. Yang kumaksud kami, adalah... aku, Rizky, mama, dan papa.
Inilah saatnya untukku bertindak agar perasaan aneh yang kurasakan pada Rizky ini tidak berlanjut.

Huuuffhhhh... tarik nafas, keluarkan... ayo dinda, jangan takut... semangat!!! katakan sekarang atau tidak sama sekali.

"Emmm... pa, ma... dinda mau kamar sendiri!! " ucapku capat disela2 makan kami. Seketika ruang makan jadi hening.
Mama, papa, dan Rizky berhenti mengunyah makanannya dan kini terfokus memandang kearahku. Haduh... apa tadi aku salah memilih kata ya?!!

"Maksud loe apa, sista??! " Rizky yang pertama bicara setelah keheningan yang membuatku tegang itu.
"Ya... aku mau punya kamar sendiri, yang terpisah sama kamu!! " jawabku berusaha sesantai mungkin, walau jantungku benar2 tidak bisa santai sekarang.

"Kenapa begitu?! Dari kecil kita selalu satu kamar... kenapa tiba2 mau kamar sendiri?!! " Rizky kelihatannya marah. Aku sudah menduga dia pasti akan marah kalo aku minta pindah kamar, secara dari kecil kami selalu bersama... selalu satu kamar... dan tak pernah bisa terpisah jauh. Tapi sekarang berbeda... aku harus menjaga jarak dengannya untuk menjaga kesehatan jantung dan otakku yang pasti akan jadi gila kalo terus terusan berada didekatnya.

"Baiklah... papa akan siapin kamar buat kamu!! Kita bisa rubah kamar tamu jadi kamar dinda, gimana?!! " ucap papa datar membuatku bisa bernafas lega. Tapi tidak dengan Rizky...
"Paa... papa kok malah dukung dinda sih?! "

"Kalian uda dewasa, uda bukan anak kecil lagi... papa kira kalian butuh privacy sendiri2, jadi sudah saatnya kamar kalian dipisah!! " yup, itu salah satu alasan bagus yang diberikan papa untuk menyetujui permintaanku pindah kamar. Alasan yang lainnya karna aku bukan muhrim Rizky... tapi tidak mungkin memberikan alasan yang itukan.

"Tapi kan, paa... " Rizky masih tidak terima, dan sebelum dia melontarkan kalimat2 yang akan membuatku berubah pikiran... aku harus menuntaskan percakapan menyesakkan dada ini.
"Iya, dinda gak keberatan kok tinggal di kamar tamu!! " ucapku cepat. Dan papa mengangguk2 tanda siap memenuhi permintaanku tadi.
Kulirik Rizky yang duduk disampingku nampak berdecak kesal lalu beranjak dari kursinya dan berjalan pergi meninggalkan ruang makan.
"Ck!! "

"Rizky... kamu mau kemana?! Habiskan dulu makanan kamu sayang!! " teriak mama yang tidak digubris sama sekali oleh Rizky. Sepertinya aku harus bicara padanya agar tidak menyianyiakan makanan karna diluar sana banyak orang yang tidak seberuntungnya yang bisa makan. Eh, kenapa jadi bahas makanan... harusnya kan aku bahas masalah kepindahan kamarku. Aduduuhhh.

"Dinda juga uda selesai makannya, dinda mau tidur juga!! " aku segera menyusul Rizky. Mama dan papa yang sudah mengerti kami, dan tau kalo cuma aku yang bisa menenangkan Rizky saat ia marah... membiarkan aku pergi menyusul Rizky, sementara mereka menyelesaikan makan mereka.
.....

Kubuka pintu kamar perlahan, dan kulihat Rizky sedang berbaring meringkuk ditempat tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Ky... " panggilku yang kini sudah duduk disampingnya. Tapi karna tak ada jawaban jadi kupanggil ia sekali lagi.
"Rizky!!! "
kali ini sambil mentoel toel pinggangnya. Menusuk nusuk pinggangnya dengan jari terlunjukku. Dia itu gelian orangnya, jadi kalo aku gelitiki seperti ini dia pasti bangun dan mau bicara denganku.

"Hmmmrrrr... " dia menggeliat pelan dan menggeram kesal karna terganggung dengan ulahku. Tapi ia masih tidak mau menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya. Ck... keras kepala banget sih ni anak.

"Brotha!!! " Panggilku lagi, kali ini sambil berusaha menarik selimut yang menutupinya. Tapi dia malah mempertahankan selimut itu sehingga aku perlu menarik selimut itu lebih kuat.
"Bro-tha... ki-ta perlu bica-ra!! " suaraku terbata karna aku memerlukan tenaga ekstra lebih untuk menarik selimutnya, daaannn.... berhasil. Yeeeeiii.... aku berhasil menarik dan melempar selimut itu kesembarang arah. Wuhuuu... ternyata aku lumayan kuat juga ya. 
Tapi ini bukan saatnya seneng dulu... aku malah nyesal uda  ngelempar selimut itu. Hwaaaa... sejak kapan rizky shirtless gini?! Kebiasaan deh ni anak, kenapa akhir2 ini jadi hobi banget tidur gak pake baju... hosh hosh... gak tau apa gue jadi sesek liatnya. Oksigen mana oksigen....

BROTHER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang