BROTHER COMPLEX - PART 14

4.2K 213 2
                                    

DINDA POV

Payah...

Ini buruk!!

Hubunganku dengan rizky makin buruk sejak insiden ciuman itu. Aaarrgggg.... harusnya aku tidak melakukan itu, kenapa sih aku saat itu bertindak tanpa berpikir dulu. Kurasa sekarang rizky pasti mengganggapku aneh. Brother complex akut.

Sekarang dia selalu jaga jarak dan menghindar dariku... apa aku terlihat seaneh itu??! Apa dia takut padaku?!

Dan bahkan sejak ia keluar dari rumah sakit satu minggu yang lalu kami belum mengobrol sekalipun... dan aku benci situasi seperti ini.
...

"Hi, din!! Belum pulang??! " sapaan billy mengagetkanku yang tengah asik melamun sendirian di kantin sekolah. Ini sudah pukul 4 sore, semua siswa kecuali yang ikut ekskul sudah meninggalkan sekolah sejak dua jam yang lalu. Cuma aku saja yang enggan pulang dan lebih memilih nongkrong dikantin sambil mengaduk2 semangkuk mi ayam di depanku tanpa berniat memakannya.

Aku tersenyum lirih saat tanpa izin dariku billy langsung duduk di sampingku sambil memperhatikanku intens. Jadi risih kalo dipandangin kayak gitu.

"Gue liat loe jadi kurusan, din... muka loe pucet banget, dan itu mata loe juga uda kayak mata panda!! Gue liat dari tadi elo juga cuma mainin itu mi ayam tapi gak loe makan... kenapa, apa loe sakit?! " Comentar billy saat melihat penampilanku yang aku akui memang mirip zombie.
Lagi2 aku cuma tersenyum lirih, lagipula aku sedang malas bicara sekarang.

"Kalo elo gak mau mie ayam nya, buat gue aja deh... kebetulan gue lagi laper nih!! " celetuk billy lagi. Aku langsung mendorong mangkuk mie yang isinya masih penuh itu ke depan billy, dan seperti baru dapat undian berhadiah ... billy terlihat sangat senang dan langsung melahap penuh semangat mie ayam dariku itu. Hmmm... aku baru tau sifat billy yang ini, ternyata dia lumayan asik anaknya... padahal dulu kupikir dia itu cowok yang jaim.

Sementara billy makan, aku lebih memilih melanjutkan lamunamku... memikirkan cara untuk memperbaiki hubunganku dengan rizky.

"Eh, elo sama rizky lagi bertengkar ya??! " Suara billy lagi2 mengacaukan lamunanku. Kulirik mangkuk mie didepannya sudah kosong... cepet banget dia makan, emmm... atau aku yang terlalu lama melamun ya??! Dan juga sekarang sudah ada segelas es teh di tangannya. Kapan dia mesennya??!

"Setelah rizky keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, gue lihat kalian seperti jaga jarak, saling menghindar, dan bahkan udah gak pulang bareng lagi... tadi aja gue liat rizky pulangnya bareng bee!! " lanjut billy sambil menyeruput es teh nya tanpa mempedulikan aku yang enggan bicara. Entah mengapa rasanya sakit mendengar rizky memilih pulang bareng bee... apa ini yang namanya cemburu ya?

"Kalian itukan saudara... saudara kembar lagi!! kalo emang ada masalah harusnya kalian bicarain baik2, bukannya saling ngehindar kayak gini. Apa mungkin ini ada hubungannya sama Rangga lagi? Gue denger kemarin rizky berantem lagi sama Rangga di klub!! "

Aku tersenyum masam mendengar nasehat billy itu, dia tidak tau saja kalau aku selalu berusaha untuk bicara dengan rizky tapi rizky nya yang gak mau bicara denganku. Dan lagi aku.... eh, tunggu dulu... tadi billy bilang apa soal Rangga??!

"Apa kamu bilang??! Rizky sama Rangga berantem lagi kemarin?! " tanyaku memastikan yang dijawab billy dengan anggukan cepat.

"Dimana?! Kamu bilang di klub ya?! Di klub basket??! Maksud kamu diruangan klub basket?!! " tanyaku lagi yang kali ini malah disambut tawa renyah oleh billy. Kenapa?! Apa pertanyaanku itu lucu sampai dia tertawa seperti itu?

"Haha... loe itu polos banget sih, din!! Kalo yang namanya klub itu Ya klub malam... atau bisa dibilang bar, emmm... atau kalau kamu masih gak ngerti itu tuh tempat orang clubbing, mabok-mabok'an !!"
Aku terhenyak mendengarkan penjelasan billy, bukannya aku tidak tau yang namanya klub malam itu apa... hanya saja aku tidak habis pikir bagaimana bisa rizky ada disana, bahkan sampai berantem sama Rangga pula...

Firasatku jadi tidak enak. Aku harus cepat membicarakan masalah ini dengan rizky.

"Kayaknya aku harus pulang deh!! aku duluan ya, bil... " pamitku dan langsung beranjak keluar kantin dengan tergesa dan billy sempat terkejut melihatku yang pergi mendadak.

"Eh, tunggu din... ini mie nya uda dibayar belum?! "

"Uda aku bayar kok!! "

"Trus elo pulangnya naik apa??! Gue anterin ya... "

"Gak usah, aku pulang naik taxi aja!!"

Tidak butuh waktu lama untukku mendapatkan taxi yang kebetulan lewat saat aku melewati pintu gerbang keluar sekolah. Pas banget deh... aku jadi tidak perlu merepotkan billy untuk mengantarku pulang, dan aku juga bisa sampai dirumah dengan cepat. Cepat sampai rumah itu berarti cepat juga bertemu dengan rizky... dan semakin sepat aku bertemu dengan rizky, kuharap semakin cepat pula hubungan kami jadi membaik. Semoga saja.
....

**

RIZKY POV

Aku melihat jam dinding di ruang tamu. Sudah jam empat sore, tapi dinda masih belum pulang. Aku jadi khawatir kalau terjadi sesuatu yang buruk padanya. Ah, aku memang bodoh... sejak insiden ciuman di rumah sakit satu minggu yang lalu, aku jadi tidak bisa bersikap wajar pada dinda.... mendadak jantungku selalu berdebar lebih cepat dan lidahku jadi keluh setiap berada didekatnya, bahkan melihatnya dari jauh saja sudah membuatku nervous setengah mati. Payah. Aku tidak tau kenapa respon tubuh ku seperti itu, tapi gara2 itu aku jadi menjaga jarak dengan dinda... karna aku tidak mau lepas kendali dan jadi bertindak bodoh didepannya karna perasaan asing yang mengganggu ini.

Dan sekarang aku menyesal. Gara2 tindakanku yang terus menjaga jarak dengannya, sekarang aku jadi makin jauh dengan dinda... bahkan untuk pulang barengpun aku tidak sanggup karna perasaan bodoh yang kurasakan ini.

Aku berjalan ke lantai atas... ke kamar ku tepatnya. Aku tidak mungkinka kalau terus mondar mandir di ruang tamu seperti ini. Mungkin lebih baik aku tiduran saja... berharap semua ini cuma mimpi... dan saat aku terbangun nanti hubunganku dengan dinda kembali baik seperti semula. Semoga saja. Hoaammm.

"Rizky... bangun!! Rizky!! " suara lembut yang sangat kurindukan membuatku terbangun dari tidurku. Hoaammm... sudah berapa lama aku tidur?! Dan apa harapanku tadi terkabul?! Semua ini cuma mimpi?! Ya, pasti begitu... kejadian kemarin cuma mimpi dan sekarang aku sudah terbangun dan melihat wajah cantik dinda yang membuat jantungku berdiskoria. Oh, sial... perasaan ini masih ada, dan itu berarti semua yang terjadi belakangan ini bukan mimpi... aaarrggg.... aku ngomong apaan sih?! Kenapa aku jadi ngomong gak jelas masalah mimpi gini... double shitt!! Kayaknya aku sudah menunjukkan tanda2 mengidap gangguan jiwa deh.

Okey, abaikan penjelasanku tentang mimpi tadi. Dan kita kembali ke dinda yang sudah berada didepanku, menatapku dengan tatapan yang tak bisa kuartikan...

"Rizky, kita harus bicara!! " dinda mulai bicara, dan sialnya rasa gugup yang mendadak kurasakan membuat lidahku keluh tak bisa bicara apa apa didepannya.

"Apa benar kemarin kamu berantem lagi sama Rangga di bar??! " lanjutnya yang membuatku makin tak bisa bersuara.
Jadi semua ini karna playboy cap kangkung itu?! Dinda membangunkanku untuk bicara masalah Rangga. Ugh... rasanya sakit, jantungku terasa dicabik-cabik mengetahui gadis didepanku ini mengkhawatirkan pria lain.

Apa ini yang dinamakan rasa cemburu??!

BROTHER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang