DINDA POV
Aku terus berlari bersama siswa-siswi yang lain menuju ke lapangan basket. Tempat dimana Rizky dan Rangga sedang berkelahi.
Yang aku denger sih gitu... tapi... aku masih gak percaya!! Mana mungkin mereka berkelahi?!! Lagi pula kenapa mereka sampai berkelahi...
Apa alasannya?!!
....
"Rizky!!! Ayo, ky... hajar... "
"Jangan mau kalah, ngga!! "
"Pukul terus... tinju!!? Hajar!! "
Kudengar teriakan2 semangat seperti itu begitu aku telah sampai di lapangan basket yang kini sudah penuh dengan orang2 disekitarnya.
Keterlaluan!! Parah banget tuh anak2... ada orang yang lagi berantem bukannya dipisahin malah dikasih semangat. Gila.
Guru sama security sekolah mana, lagi?!! Giliran dibutuin gini malah gak keliatan...
Aku menerobos melewati kerumunan orang2 disana sehingga aku bisa melihat dengan jelas perkelahian didepanku dan memastikan apa benar yang berkelahi itu Rizky dan rangga.
Oh tidak... itu benar2 mereka. Itu Rizky... dan Rangga yang sedang berkelahi. Keadaan mereka sudah babak belur, tapi mereka masih saja saling pukul dan saling tinju.
"STOOOPPP!!! " teriakku keras, yang secara ajaib langsung membuat dua orang itu berhenti saling serang. Tiba2 mataku terasa panas... dan kurasakan buliran2 air mata keluar dari sudut mataku. aku tak suka ini... aku tak suka melihat Rizky terluka seperti ini... aku merasa sakit melihatnya seperti itu.
Rizky...
Rizky.......
.....RIZKY POV
"STOOOPPP!!! "
Suara itu... aku sangat kenal suara itu. Itu suara Dinda.
Aku menghentikan kegiatan menghajar pria didepanku yang keadaannya sama babak belurnya denganku ini, lalu segera menengok kearah suara itu.
Yah... sekarang ini aku sedang berkelahi dengan Rangga. Jangan tanya alasannya... karna aku malas membahasnya. Mungkin nanti... saat pikiranku Sudah tenang, aku akan menceritakan semuanya.
Kulihat dinda berada diantara kerumunan itu dengan linangan air mata membasahi wajahnya. Apa dia menangis?! Ah, bodoh kau Rizky... tentu saja dia menangis!! dan dia menangis karna.... aku!!
Apa yang sudah kulakukan??! aku membuat kakak yang paling kusayangi sedih...
"Apa apaan kalian ini?!! " suara melengking dari Marcel yang sepertinya juga baru datang, turut membuatku tak berniat melanjutkan perkelahianku dengan Rangga lagi.
Selanjutnya... kulihat teman2ku yang lain... alatas, Marcel, dan billy juga turut datang untuk meleraiku dan Rangga.
Telat, bro... uda bonyok gini baru dateng loe!!
....
Sekarang aku sudah berada diruang kesehatan (UKS ) untuk mengobati luka2ku akibat berkelahi dengan Rangga tadi. Oh, iya... Rangga juga ada disitu untuk mengobati luka2nya... walau jarak kami tidak dekat, tapi tetap saja menyebalkan melihat wajahnya. Sial!!
"Auck... sakit!! " keluhku saat dinda mengobati luka di pelipis mataku.
"Kalo gak mau sakit gak usah berantem!!! " ketus dinda dengan wajah ditekuknya. Dia marah. Biar saja. Sudah lama aku tidak melihatnya marah. Aku rindu saat2 seperti ini... dan aku akan menikmati ini.
Kulirik Rangga yang sedari tadi terus mencuri pandang melihatku. Biar kutebak, dia pasti sedang iri padaku.... aku diobati oleh seorang gadis yang sangat ia inginkan, sedang dia sendiri diobati oleh seorang wanita paruh baya... petugas kesehatan di sekolah kami.
Hihi... reflect aku menjulurkan lidahku kearahnya yang disambut dengan kilatas emosi dimatanya. Kekanakan memang, tapi aku benar2 suka situasi ini...
"Sekarang bisa kalian jelaskan kenapa kalian berkelahi tadi?!! "
Ck. Pembahasan yang paling sangat kuhindari saat ini.
Kenapa Marcel harus menanyakan itu?!! Membuatku kesal saja...
Aku memilih untuk fokus memandang wajah cantik kakakku yang sedang mengobatiku ini saja, dari pada harus melihat tampang marah Marcel yang sedang berdiri diambang pintu masuk ruang UKS bersama dengan billy dan alatas disampingnya. Aku yakin, sebentar lagi dia pasti akan berceramah sok bijak seperti biasa. Ugh.
"Pertandingan basket antar sekolah sebentar lagi dan kalian masih sempat2nya berkelahi... apa kalian tidak malu?!! " tuh kan... apa kubilang, dia pasti akan berceramah terus sampai kupingku panas. Salah satu sifat dari sahabatku ini yang tidak kusukai. Dia cerewet!!
"Kalian jadi tontonan seluruh siswa disekolah, dan itu membuat reputasi klub basket tercoreng!! Sebenarnya apa masalah kalian??! Sebelumnya hubungan kalian baik2 saja. Kalian ini seperti anak kecil!! Apa kalian tidak bisa bersikap sedikit dewasa dan... "
Bla bla bla dan blaa.
Aku tidak tertarik mendengar ceramahnya untuk saat ini...
Seluruh indraku hanya terfokus untuk gadis didepanku yang kini beralih mengobati luka lebam di sudut bibirku setelah tadi menempelkan plester kecil d pelipisku.
Oh, dinda!! Kakak ku tersayang...
Matanya sembam karna habis menangis, bola matanya terus bergerak seolah ia tidak mau bertatapan dengan mataku. sisa2 air matanya masih bisa kulihat berkilat dipipinya. Hidung dan pipinya terlihat merah membuat wajah putihnya terlihat sangat menggemaskan.
Sedang aku....
Aku tidak tau seperti apa wajahku saat ini, tapi melihat kesedihan dimatanya membuatku bertekat untuk tidak mendekati benda bernama cermin untuk beberapa waktu kedepan. Aku yakin keadaanku pasti sangat berantakan dengan luka lebam diseluruh wajahku.
Aku kembali melirik kearah Rangga. Dia masih memandangku dengan iri... haha... keadaannya juga berantakan dengan luka lebam sepertiku yang membuatku nyaris tidak mengenalinya lagi. Rasakan itu... aku tidak pernah menyesal sudah menghajarnya setelah kata2nya tentang dinda yang tak bisa kuterima.
"Rizky!!! Aku bicara denganmu!! " lagi2 suara melengking Marcel menggangguku. Arggg!!
Mengganggu saja. Apa dia sudah selesai dengan ceramanya...
Dengan terpaksa aku berhenti dari memandang wajah teduh dinda, dan beralih melihat wajah garang Marcel yang entah sejah kapan sudah berada disampingku.
Marcel menatapku tajam... sepertinya dia marah karna aku tidak serius mendengarkan ceramahnya yang membosankan. Tapi siapa peduli... biar saja dia marah!!
"Rizky!!! " suaranya makin melengking. Ini menyebalkan.
"Biar aku yang bicara dengannya!! " kali ini giliran alatas yang bicara. Cih... mau apa dia?! Mau bicara denganku?!! Tidak, terimakasih!! Aku tidak butuh bicara dengannya... aku tidak butuh bicara dengan siapapun!!! Yang kubutuhkan kini, cuma waktu untuk bersama dinda.
Aku akan mencoba sekali lagi untuk meyakinkan dinda agar mau meninggalkan playboy cap kangkung itu.
"Ayolah Rizky... sebentar lagi jam pelajaran selanjutnya dimulai!! bagaimana kalau kita ke kantin dulu... cari makan sekaligus ngobrol2 ringan!!" Bujuk alatas. No!! Aku tidak akan meninggalkan dinda bersama playboy cap kangkung itu.
"Ayo, ky!!! Kurasa dinda juga perlu bicara dengan Rangga. Kita harus memberi privacy juga pada mereka!! " sialan si billy. Bukannya membantu dia malah membuatku makin cemas dan khawatir. Sebenarnya ada apa dengan sahabat2ku ini??!
Aku sudah membuka mulutku siap menolak mereka... tapi aku tidak bisa bersuara apa apa karna alatas dan billy lebih cepat bergerak, menyeretku keluar dari ruang UKS itu. Aarrgggg!!!
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER COMPLEX
RomanceSejak dinda tau klo ia cma anak angkat dikeluarganya, entah mengapa perasaannya pd saudara laki2nya berubah. Perasaan bergejolak yg terus mengganggu perasaannya membuat dinda tdk bisa memungkiri klo ia menginginkan lebih dri sekedar status adik kak...