BROTHER COMPLEX - PART 22

4.1K 170 1
                                    

DINDA POV

Kami saling bergandengan tangan dengan erat begitu memasuki area sekolah. Saling menguatkan. Saling memantapkan hati. Dan saling meyakinkan kalau fase ini akan bisa kami lalui.

Fase dimana kami harus menghadapi dunia untuk mengokohkan hubungan kami sebagai sepasang kekasih. Oke, mungkin ini terdengar lebay, tapi kurasa wajar kalau lebay disaat seperti ini. Saat kami harus menjelaskan pada semua teman-teman kami tentang hubungan kami yang aku yakin mereka anggap tabu, padahalkan... ah, sudahlah... aku juga bingung bagaimana menjelaskannya.

"Kau takut??! " bisikan rizky ditelingaku membuat semua pikiranku buyar. Kemali kuedarkan pandanganku kesekitar... kami masih dalam perjalanan menuju kelas dengan semua mata para siswa-siswi yang kebetulan melihat atau berpapasan dengan kami menatap kami dengan tatapan menilai dan saling berbisik-bisik menggunjingkan kami. Ugh, sial... seharusnya aku bolos saja hari ini. Lalu akhirnya pandanganku berhenti pada mata tajam Rizky yang menatapku penuh cinta, senyuman tulusnya membuat semua keresahanku lenyap seketika.

"Sedikit!! " jawabku berusaha menunjukkan senyuman terbaikku pada rizky.

Kurasakan tanganku diremas lembut oleh rizky, menyalurkan perasaan hangat keseluruh tubuhku.

"Tenanglah, kau tidak perlu bicara apa apa pada mereka... biar aku saja yang bicara. Aku yakin setelah kujelaskan kalau kita bukan saudara kandung dan tak punya hubungan darah, mereka pasti akan mengerti dan mau " ucap rizky penuh keyakinan. Walau bisa kulihat juga perasaan khawatir di matanya, tapi rizky berusaha terlihat bersikap sebiasa mungkin untuk menutupinya... dan sebaiknya aku juga bersikap sama seperti Rizky.

Kuanggukkan kepalaku pelan tanda kalau aku mengerti dan percaya pada Rizky. Kubalas meremas lembut tangan besar Rizky yang melingkupi tanganku sekedar untuk menunjukkan kalau aku akan selalu bersamanya apapun yang terjadi.

Semakin dekat dengan kelas kami, semakin jantungku berdebar gelisah. Mengingat kasak kusuk para siswa dan siswi di lorong sekolah tadi, sudah dipastikan kalau kejadian waktu di cafe kemarin pasti sudah tersebar dan menjadi gosip hangat disekolah ini.

Bisa kubayangkan apa yang mereka pikirkan... 'Saudara kembar, kakak beradik... tiba-tiba mempublikasikan kalau hubungan mereka lebih dari sekedar saudara. What the hell... dunia pasti akan segera kiamat!! Bagaimana bisa kakak macarin adiknya. '... Ugh, aku tidak akan pernah bosan memutar bola mataku setiap kali mendengar kalimat itu. Kalimat itu tidak sepenuhnya salah, tapi tidak sepenuhnya benar juga. Kuharap setelah orang-orang itu mengetahui kebenarannya, mereka tidak akan menggosipkan kami seperti itu lagi. Untungnya tiga bulan lagi kami akan mengakhiri masa SMA kami, huuuffhhh.... kuharap dengan begitu, gunjingan orang terhadap kami juga akan berakhir. Semoga saja.

Genggaman Rizky ditanganku makin mengerat begitu kami memasuki ruangan kelas kami. Semua sudah ada disini padahal jam masuk kelas baru akan berdering 10 menit lagi.
Suasana ramai yang mendadak hening begitu aku dan Rizky masuk ke dalam kelas, membuatku yakin kalau tadi mereka ramai-ramai menggosipkan status baru hubunganku dengan Rizky.

Tatapan penasaran dari semua teman-teman dikelas kini tertuju pada kami. Rizky menggandengku kedepan kelas dengan tiap mata mengikuti setiap pergerakan kami.
Sempat kulihat dari sudut mataku, tatapan kecewa, penasaran, sekaligus penuh tanya dari bee yang duduk di sudut kelas bersama dengan pinka dan beberapa teman yang lain. Huufh, ini yang kutakutkan. Menghadapi bee. Aku tau seberapa besar bee menyukai Rizky, dan aku merasa telah menghianatinya dengan mencintai pria yang sama dengannya.

"Bisa minta perhatiannya sebentar??! " suara Rizky lagi-lagi membuyarkan lamunanku. Kurasa tanpa ia mengatakan itupun semua orang sudah memperhatikan kami, dan ucapan Rizky barusan malah makin tatapan penasaran mereka makin menyala-nyala.
Kuharap Rizky bisa memilih kata yang tepat agar semuanya tidak makin salah paham dengan hubungan kami.

Ehemm.
Rizky berdehem sekali sebelum mulai berbicara.
Aku cuma bisa menunduk, seraya merapalkan semua doa yang kubisa dalam hati berharap semua ini akan segera berakhir dan kami bisa menjalani hari-hari di SMA ini seperti sedia kala lagi.

"Aku tau apa yang kalian pikirkan sekarang, dan kuharap penjelasanku ini bisa membuat kalian mengerti dan menerima keputusan kami!!" Suara Rizky hanya makin membuatku mengatupkan mataku rapat-rapat. Aku tidak berani melihat seperti apa raut teman-teman didepanku ini sekarang.

"Okey, mungkin ini terdengar tidak penting untuk kalian... tapi ini penting untuk kami. Ehemm, kurasa kalian sudah tau tentang status baru kami dan tentang masalah itu... " lanjut Rizky menggantungkan kalimatnya. Bisa kudengar helaan nafasnya sebelum akhirnya ia melanjutkan kalimatnya dalam satu tarikan nafas.
"Aku ingin kalian tau kalau kami bukan saudara kandung, dan bahkan kami tidak memiliki hubungan darah. Jadi kuharap kalian bisa mengerti posisi kami dan tidak membuat gosip yang aneh aneh tentang kami lagi. "

Uwoww. Akhirnya Rizky mengatakannya juga. Dan kalian tau apa reaksi teman-temanku??! Dari yang kulihat dari cela bulu mataku saat aku memberanikan diri membuka mataku untuk melihat reaksi mereka... mereka nampak memandang kami seolah baru melihat alien yang datang dari planet Mars. Dan kalian tau??! Aku benci pandangan seolah aku dan Rizky mahluk asing seperti itu.

Rizky mulai mengendurkan pegangan tangannya padaku, lalu beralih merangkul pundakku secara possessive. Aku yang kaget tanpa sadar membelalakkan mataku tak percaya dengan keberaniannya meranfkulku di depan kelas dalam situasi seperti ini. Astaga, apa dia sudah gila??! Tidak sadarkah ia kalau sikapnya ini sudah membuat jantungku berdebar tak terkendali dan wajahku bersemu merah seperti ini.

"Kalau kalian masih tidak percaya kalau aku dan dinda tidak memiliki hubungan darah, kalian bisa cek sendiri data kesiswaan dinda di sekolah ini... disitu pasti tertulis nama orang tua kandung dinda yang pastinya itu bukan bukan nama mama dan papaku. Orang tuaku cuma tertulis sebagai orang tua wali disana yang bertanggung jawab atas dinda!! "

Apa??! Benarkah??! Kenapa cara itu tidak terpikirkan olehku?!
Kalau memang dari data kesiswaanku bisa membuktikan kalau aku dan Rizky bukan saudara kandung, kuharap teman-teman tidak akan mempermasalahkan hubungan kami lagi.

Aku dan Rizky bisa menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih, dan hubungan kami dengan semua teman sekolah bisa baik seperti dulu lagi. Apa permintaanku itu sulit?! Kurasa tidak. Tapi mungkin menormalkan hubungan kami dengan bee serta Rangga yang akan butuh lebih banyak waktu daripada teman-teman yang lainnya.

"Ehemm!! " suara deheman dari arah pintu membuat kami dan semua yang ada dikelas jadi reflect menoleh ke arah pintu, dan... oh yaampun, sejak kapan guru itu ada disana?!! Jangan bilang kalau beliau mendengar semua kata-kata rizky tadi. Aarrggg... malu mamaaa.

"Kurasa penjelasan tadi sudah cukup. Maaf sudah mengganggu kalian, dan terima kasih atas waktunya." Ucap Rizky, lalu menarikku ke meja kami. Duduk dengan tengan seolah tidak terjadi apapun, sama seperti murid lain yang kembali ke bangku mereka dan mulai membuka buku pelajaran kimia.
Yah, ini adalah jam pelajaran sejarah... dan pak. dion sang guru kimia yang terkenal killer sudah berdiri didepan kelas dengan tampang gaharnya.

Aku harap pak dion tidak mendengar dan mempermasalahkan yang kulakukan dengan Rizky tadi.
Hari ini sudah cukup buruk dan melelahkan bagiku, dan aku tidak ingin hari burukku ditambah dengan hukuman dari guru. Noooo.

"Bisa kita mulai pelajarannya??! " suara melengking pak dion sontak membuatku menghela nafas lega.
Syukurlah pak dion tidak memberikan hukuman apa apa pada kami.

Kelirik Rizky juga melakukan hal yang sama denganku. Tautan tangan kami masih belum lepas, dan sekali lagi Rizky menunjukkan senyumannya yang membuat semua beban dipundakku terasa hilang. Oh, Rizky... you are my moodbooster.

Aku ikut tersenyum lalu kembali mencoba fokus pada penjelasan pak dion. Tapi tanpa sengaja tatapanku bertemu dengan bee. Bee langsung mengalihkan pandangannya tidak sudi menatapku. Sepertinya dia sangat membenciku.

Penjelasan saja tidak cukup untuk bee.
Aku harua melakukan sesuatu agar bee mau memaafkanku, karna walau terkadang ia menyebalkan dan cerewet... ia tetaplah sahabatku, dan aku tidak ingin kehilangan sahabat sebaik bee dalam hidupku.

BERSAMBUNG

Hwaaaaaaaaaa.... makin ngelantur ceritanya!! Abis gak kepikiran lagi harus dilanjutin kayak apa.
Siap siap tamat deh... dua atau tiga part lagi, the enD



BROTHER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang