RIZKY POV
"... Aku mau bicara tentang kita!! " entah mengapa dadaku jadi berdebar gak karuan saat dinda mengatakan hal itu. Kita??! Maksudnya aku dan dia kan?!!
Iya, rizky dodol!! Gitu aja masih ditanya... yaiyalah, maksud dinda 'kita' itu sudah pasti kamu dan dia. Emang ada orang lain apa di ruang kamar ini??! - omel batinku.
"Sebenernya, kita itu... "
Debar jantungku makin kencang menunggu kelanjutan kalimat dinda. Apa lagi sikap dinda yang nampak takut-takut... meremas-remas jemarinya sambil tertunduk lemas.
"...kita bukan saudara kandung!! " lanjutnya pelan, yang terdengar seperti sebuah cicitan sehingga aku kurang yakin dengan apa yang aku dengar.
Dia bilang apa tadi??! Kita bukan saudara kansung??! Maksudnya apa?!!
"Kamu bilang apa??! " tanyaku memastikan. Kulihat dinda menghela nafas berat... lalu menggeleng cepat entah apa maksudnya.
"Din... " desakku meminta ia mengulangi kata-katanya yang tadi. Untuk meyakinkan kalau aku memang tidak salah dengar.
Tapi bukannya menjawab, dinda malah beranjak meninggalkan kamarku... meninggalkan aku yang dilanda rasa penasaran hingga reflect dengan tergopoh mengejarnya yang ternyata berjalan masuk ke kamar tamu yang hampir sebulan ini sudah jadi kamarnya."Dinda.. aku benar-benar bingung sekarang dan aku butuh penjelasan tentang kata-katamu tadi, jadi aku mohon tolong berhenti dan kita lanjutkan obrolan kita tadi!! " desakku sambil terus mengikutinya masuk ke dalam kamarnya dan melihat dia yang sepertinya sibuk mencari-cari sesuatu di lemarinya.
"Nyari apaan sih, din??! Mau dibantuin gak?! " Aku dicuekin.
Rasanya tidak adil. Dari tadi aku terus yang dialog, sedang dinda... dia malah mendadak bungkam setelah mengatakan kalimat yang sudah menggangguku sejak tadi. Aku benar-benar tidak akan bisa tenang kalau tidak mendengar penjelasan dinda saat ini juga, karna itu... aku tidak akan keluar dari kamar ini sebelum dia menjelaskan semuanya kepadaku.
Aku mendudukkan diriku di satu satunya tempat tidur yang ada dikamar itu. Membuat diriku senyaman mungkin sambil menunggu dinda menemukan apapun itu yang sedang dia cari.
Tak berapa lama akhirnya penantianku berakhir juga. Dinda berjalan dan duduk disampingku setelah tadi ia mengambil sebuah map dari lemarinya.
Aku masih merasa bingung dan menerka-nerka apa isi map itu saat dinda menyodorkannya padaku... butuh waktu beberapa lama untukku memantapkan hati untuk membuka map itu, karna... emmm... entah mengapa aku merasa isi map itu sangat penting dan berpengaruh dalam hidupku. Just feeling.
.....**
DINDA POV
Aku sudah membulatkan tekadku untuk mengatakan semuanya pada rizky. Semua yang selama ini terus menjadi beban pikiranku.
Tentang aku yang ternyata tidak memiliki hubungan darah dengan rizky dan keluarganya.
Huuuffhhhhh....
Tenang, dinda.... tenaangggg. Mungkin reaksi rizky tidak akan seburuk yang kau pikir saat ia mengetahui kebenaran itu. Mungkin. Paling tidak aku berharap rizky tidak akan membenciku setelah ia tau aku bukan kakak kandungnya... apalagi saudara kembarnya.
Hari kelahiran kami yang sama adalah penyebab pemikiran tentang 'saudara kembar' itu terjadi.Aku menunggu dengan was-was reaksi rizky saat membuka map yang tadi kuberikan padanya. Map berisi akta kelahiranku yang aku dapat seminggu yang lalu dari mama dan papa saat mereka mengajakku kemakam orang tua kandungku.... yang tentunya di map itu pasti tertulis nama orang tua kandungku, dan itu bukan nama mama dan papa.
"Din, ini.... "
Aku menelan ludahku panik. Rizky sudah membuka map nya dan ekspresi terkejutnya sama persis seperti yang ada di dalam bayanganku. Apa aku sudah salah bertindak??!
Aku meremas jemariku dan menutup mataku rapat-rapat tak berani melihat reaksi rizky selanjutnya. Aku tidak menyangka ternyata rasanya lebih menegangkan dari yang kubayangkan.
Aku hanya berharap agar hubungan ku dengan rizky... agar kami..."Dinda, apa maksudnya ini??! " suara rizky terdengar bagai genderang dijantungku. Ck... lemot mode on. Masak masih belum ngerti sih??! Perlu dijelasin??!! Dia gak tau apa, kalo aku uda hampir pingsan menunggu reaksinya... dan dia masih memintaku untuk menjelaskan?! Dasar gak sadar sitkon.
Tarik nafas... hembuskan... tarik nafas... hembuskan. Tenang dinda... seperti yang kamu bilang tadi, mungkin saja ini tidak seburuk yang kamu bayangkan. Kuharap.
Aku membuka mataku dan memberanikan diri
"Seperti yang kubilang tadi... aku... aku bukan saudara kandungmu... orang tua kita berbeda, dan aku... aku cuma anak angkat di keluarga ini. Jadi... jadi... " jelasku terbata. Kulirik sekilas ekspresi rizky jadi tak terbaca dan itu makin membuatku ketakutan... takut kehilangan dia yang aku sayang."Maaf... " ucapku lirih kemudian. Tak ada kata yang bisa kukatakan lagi.
Hening.
Ini lebih buruk dari yang kubayangkan. Rasanya suasana canggung seperti ini malah terasa menyesakkan. Ayo dong, ky... ngomong apa gitu, kek... marah kek... kaget kek... ato peluk kek. Hehe... ngarep.
"Dinda!!! Rizky!! Kalian dimana??! Mama sama papa bawa oleh oleh nih!!! " suara mama tiba-tiba menggema di seluruh rumah, membuat aku dan rizky reflect menoleh ke arah pintu yang tadi lupa ditutup. Dan benar saja... tak lama kemudian mama muncul dari balik pintu itu dan dengan senyumnya ia datang menghampiri kami yang masih duduk canggung di atas tempat tidur ini. Begitu mama mendekat, aku segera merebut map ditangan rizky lalu langsung menyembunyikannya di bawah bantal.
Bukannya apa apa... aku hanya tidak ingin melihat mama sedih. Mama selalu terlihat sedih kalau aku mengungkit masalah orang tua kandungku, baginya aku adalah putrinya... dan ia tidak ingin masa laluku dan kenyataan kalau aku bukan anak kandungnya merenggangkan hubungan antara aku dan mama."Kalian disini rupanya... turun yuk!! Papa udah nunggu di bawah. Papa sama mama bawa oleh-oleh buat kalian... kalian pasti suka!! " ucap mama bersemangat sambil menarik aku dan rizky keluar dari kamar... kami pun tidak mungkin menolak dan ikut saja kemana mama membawa kami, walaupun reaksi rizky sedikit mengganjal dibenakku.
Apa dia tidak ingin menanyakan sesuatu padaku?!!
Apa dia tidak ingin membicarakan masalah statusku sebagai anak angkat keluarga ini??!
Kenapa rizky malah bersikap seperti biasa didepan mama dan papa?!
Apa statusku yang bukan saudara kandungnya tidak berpengaruh padanya?! Atau ia masih marah karna kejadian ciuman dirumah sakit itu makanya dia tidak mau bicara denganku?!!
Aghh... apa cuma skin disini yang terlalu memusingkan masalah ini?!
Rizky, please say something to me!!
Agar aku tidak terus bertanya-tanya pada diri sendiri seperti ini.BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER COMPLEX
RomanceSejak dinda tau klo ia cma anak angkat dikeluarganya, entah mengapa perasaannya pd saudara laki2nya berubah. Perasaan bergejolak yg terus mengganggu perasaannya membuat dinda tdk bisa memungkiri klo ia menginginkan lebih dri sekedar status adik kak...