BROTHER COMPLEX - PART 18

5.1K 190 2
                                    

DINDA POV

Hari ini adalah hari dimana pertandingan basket antar sekolah dilangsungkan, dan aku... sudah pasti aku disini menemani rizky untuk mensupportnya yang sedang bertanding, eh... bukan cuma rizky sih... aku seharusnya juga support anak basket yang lain yang kini sedang bertanding. Marcel sang kapten tim. Billy. Alatas. Serta.... Rangga yang sudah keluar dari rumah sakit. Serta beberapa anak kelas dua yang duduk di bangku cadangan tim basket sekolah kami.

"SEMANGAT RIZKYYY!!! I LOVE YOUUU!!! "

Itu bukan suaraku. Tapi itu suara cempreng Bee yang tanpa malu berteriak-teriak histeris sambil jingkrak-jingkrak gak jelas di bangku penonton. Dan sialnya Bee duduk disampingku... jadi aku bisa mendengar dengan sangat jelas teriakannya itu diantara teriakan-teriakan supporter lain.
Walaupun aku juga sebenernya ingin berteriak seperti itu saat ini, tapi aku masih punya malu. Lagi pula untuk sekarang ini belum ada yang tau hubunganku yang sebenarnya dengan rizky. Mereka pikir kami cuma saudara kembar kakak beradik biasa, padahalkan....

"KYAAAAAA!!! MASUUKKK!!! BOLANYA MASUKK!! RIZKY BARU MASUKIN BOLA, LOE LIAT GAK DIN?!! KEREENNN BAANNGGGEETTTT!!!!! "

Huffh. Aku menghela nafas jengah mendengar teriakan lebay si Bee. Eh, nggak ding... bukan cuma Bee, tapi hampir semua penonton disini bersorak memberi semangat pada tim atau pemain idolanya. Aku jadi iri sama mereka... apa aku ikutan teriak gitu juga ya. Tapi malu ah...
Masak iya aku teriak...

I LOVE YOU RIZKY!! PACAR BACKSTREET KUU!! AKU PADAMU... EMMMUAAAHHH

Agghh. Gak mungkin kan kalo aku teriak kayak begitu. Hik. Selain malu-maluin, aku juga tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi teman-teman kalau mendengar teriakanku itu.

And YUP!! He is my boyfriend... my secret boyfriend. Setelah kejadian malam itu... hubungan kami berubah dari hubungan kakak beradik biasa, sekarang jadi... ehem ehem... pacar rahasia gitu.

Aku masih ingat benar kejadian malam itu seolah baru terjadi kemarin. Pagi harinya saat bangun tidur... duniaku seolah kembali seperti semula. Dengan rizky yang tertidur disampingku, dan senyum lembut itu yang akhirnya bisa kulihat lagi. Yaa... intinya, hubunganku dengan rizky semakin membaik. Bahkan lebih baik dari yang dulu. Dia lebih perhatian dan makin sayang padaku... ahayy... dan aku juga makin lope lope padanya.

Perhatianku kembali fokus pada pertandingan didepanku. Ini pertandingan final... dengan berusaha keras, akhirnya tim basket sekolah kami bisa masuk ke final dan melawan tim juara tahun lalu yang kemampuannya tidak bisa diremehkan. Sekarang saja tim basket rizky ketinggalan 10 point... dan waktu pertandingannya sudah tinggal 8 menit lagi. Apa tim basket sekolah kami masih ada kemungkinan menang??!

"YEEEIIII!!! RIZKY MASUKIN BOLA LAGI!! " seru Bee dengan semangatnya. Pinka yang jadi manager tim pun kulihat juga melonjak gembira... tak jauh berbeda denganku dan teman-teman yang lain juga.

Diluar dugaan... ternyata tim basket sekolah kami yang dimotori oleh Marcel, billy, alatas, Rangga, dan rizky mengeluarkan kemampuan mereka dimenit-menit terakhir. Hingga akhirnya sang dewi fortuna berpihak pada sekolah kami... we are the winner, yeaaaayyy!!!

Seluruh penonton terutama pendukung sekolahku heboh saat alarm tanda pertandingan berakhir dan papan skor menunjukkan angka 32-30 dengan keunggulan untuk timnya rizky cs. Semua pemain dan supporter pemenang berjingkrak-jingkrak riang dan berteriak-teriak senang meluapkan rasa syukurnya. Terlebih saat Marcel selalu ketua tim basket kami, mengangkat piala tanda kemenangan dan membawanya bersama yang lain berkeliling lapangan dengan penuh kebanggaan. Semua terasa sempurnah saat itu... yah, hanya saa itu... karna saat acara makan-makan untuk perayaan kemenangan tim basket yang diadakan di sebuah cafe yang sudah kami booking suasana kembali tegang lagi. Rizky dan Rangga masih belum mau saling tegur sapa padahal waktu di pertandingan tadi mereka sangat kompak, dan itu memicu Marcel, billy, dan alatas untuk berusaha mendamaikan mereka sementara para anggota basket yang lain dan beberapa anggota cheerleader sekolah asik menikmati pesta.

Aku tidak mengerti kenapa rizky dan Rangga jadi seperti musuh bebuyutan begitu karna setiap kali aku bertanya alasan rizky bertengkar dengan Rangga, rizky tidak pernah mau menjawabnya.
Kuharap masalah ini cepat selesai agar kami bisa bercandaria seperti dulu lagi tanpa ada yang bermusuh-musuhan. Lagi pula kami sudah kelas tiga... sebentar lagi kami akan lulus, dan aku tidak mau ada masalah yang mengganjal di masa SMA kami. Aku ingin semua berakhir indah. Semoga saja.
....

RIZKY POV

Mood ku sedang buruk saat ini, padahal baru tadi aku merasa sangat senang karna tim basket kami memenangkan pertandingan antar sekolah tahun ini, tapi sekarang... sekarang aku merasa ingin nonjok orang. Nonjok si Rangga playboy cap kangkung itu lebih tepatnya.

Arrrgghhh.... kenapa harus sekarang sih??! Gak bisa nunggu waktu lain aja apa?!
Kenapa disaat teman-teman yang lain berhahahihi menikmati pesta kemenangan tim, aku harus terjebak dengan cecunguk ini dan harus diintrogasi bak seorang pesakitan seperti ini sih. Ini gak adil.

"So... siapa dulu yang mau mulai cerita duduk permasalahan kalian??! " Marcel memulai introgasinya padaku dan Rangga yang didudukkan berdampingan di pojokan cafe jauh dari teman-teman yang lain sementara ia, billy, dan alatas berdiri didepanku sambil melipat tangan mereka. Sok serius.

Aku dan Rangga cuma diam. Saling memalingkan muka dan tidak ada yang mau bersuara lebih dahulu. Gengsi man... lagian gue juga bingung ngejelasinnya mulai dari mana. Ya masak gue bilang kalo kami musuhan gara-gara ngerebutin dinda... gara-gara aku jealous sama Rangga. Hel to the looo.... apa kata dunia!!!
Merekakan tidak tau kalo aku dan dinda bukan saudara kandung. Trus aku bilang kalo aku jealous karna Rangga deket dinda gitu??! Bukannya selesai, yang ada ni masalah malah tambah rumit... tambah ribet. Jadi diem aja deh... dari pada nambah masalah.

"Oke... jadi gak ada yang mau ngomong nih?! Kalo gitu... gimana kalo kita main aja. Truth or Dare. Kalian tau kan permainannya... yang kena tunjuk botol harus milih kebenaran atau tantangan. Gampang kan!! " usul billy yang membuatku dan Rangga sontak memandang horror padanya. Permainan macam apa itu?! Itu sih permainan jebakan.

"Ide bagus tuh. Tunggu ya... gue minta botol kosong ke waitress cafe ini dulu!! " dan tanpa menunggu persejutuan dari kami, alatas langsung berlari cepat menuju ruang dapur di cafe ini buat pinjem botol kosong. Kayaknya dia girang banget ngeliat temen sengsara. huh.

Pandanganku lalu tertuju pada dinda yang duduk tidak jauh dari tempatku diintrogasi ini. Dia bersama yang lain nampak tengah asik menikmati pesta bersama dua temannya itu ... bee dan pinka. Sesekali dinda melihat kearahku dengan pandangan penasarannya yang kusambut dengan senyum termanisku. Ck... aku tidak suka ini. Seharusnyakan aku juga disana... duduk disamping dinda menikmati pesta ini. Bukannya diintrogasi bareng playboy cap kangkung ini.

Pandanganku kembali kepada tiga orang yang tengah tersenyum setan didepanku ini, membuatku mempunyai firasat buruk dengan apa yang akan mereka lakukan dipermainan ini. Alatas sudah kembali dengan membawa sebuah botol yang langsung ditaruh di meja yang ada di depanku. Tempat dudukku dan Rangga digeser jadi saling berhadapan.

Dan Marcel pun mulai memutar botolnya untuk menentukan... aku dulu, atau Rangga dulu yang harus menjawab pertanyaan atau menerima tantangan dari billy, Marcel dan alatas.

Semoga aja pertanyaan dan tantangannya gak aneh aneh. Tapi kalo ngeliat seringai jahil tiga orang itu... aku jadi tidak yakin. Pasti bakal aneh aneh deh :(.

BERSAMBUNG

BROTHER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang