-DINDA POV-
Sekarang aku tau bagaimana rasanya terintimidasi sebagai tersangka dalam suatu kasus.
Walau kasusku ini bisa dibilang ceritanya berbeda... tapi tetap saja rasanya sama. Maksudku... perasaan dimana semuanya melihatku dengan tatapan menuduh seolah aku telah mengambil sesuatu yang penting dari mereka, atau seolah aku menyembunyikan hal besar yang membuat mereka marah karna baru mengetahuinya. Hmmm.... i know.. i know... penjabaranku ini terlalu lebay dan berbelit-belit. Tapi dalam situasiku sekarang ini... kurasa perumpamaan yang kubuat tadi paling sesuai dengan kondisi batin yang kualami.
Aku merasa tertekan. Yess!!
Dan aku tidak suka perasaan ini!!"Din... apa yang dibilang rizky tadi benar?! " ucapan pinka membuatku meringis salting. Duh, mesti jawab apa ya?! Kalo langsung jawab 'iya' atau 'bener' rasanya gimana gitu.
"Jadi benar kalian bukan saudara kandung dan kalian sekarang benar-benar berpacaran??! " kali ini suara teman sekelasku yang lain yang aku tak tau namanya siapa karna sedari tadi aku cuma menunduk tak berani menatap mereka yang tengah mengintrigasiku. Anggap saja begitu.
Ishh, disaat seperti ini Rizky mana lagi?! Harusnyakan dia nemenin aku dulu disini sebelum ngikut temen-temen klub basketnya, atau paling nggak aku diajak pergi juga kek!! Gak ditinggalin sendirian dan ngadepin teman-teman satu kelas, plus para fans nya Rizky yang bergerombol memenuhi kelasku kayak gini.
Dasar pacar gak tanggung jawab... udah bikin pengumuman, sekarang malah ninggalin tanpa penjelasan."Trus kenapa selama ini kalian pura-pura jadi saudara?! " suara orang lain lagi, dan lagi lagi aku cuma bisa tertunduk membisu tanpa tau harus menjawab apa. Dijelasin juga mereka belum tentu percaya kan.
"Tega kamu, din!! Padahalkan kamu tau aku cinta mati sama Rizky... tapi kamu... kamu... hik... hwaaaa.... " kalo yang ini suara bee. Bee yang menangis karna kekecewaannya padaku. GLEGH.
Aku menelan ludahku dengan susah payah. Perasaan bersalah yang selama ini menghantuiku kini makin menjadi. Aku tau aku bersalah... aku telah menyakiti perasaan temanku sendiri."Ma ~ af... " lirihku masih tak berani menatap bee, maupun yang lainnya. Tapi walau begitu... aku bisa merasakan tatapan menusuk dari mereka yang mungkin sudah siap melempariku dengan tepung dan telur, atau mungkin tomat busuk kalau mereka punya. Dan aku sangat bersyukur mereka tidak membawa benda-benda itu. Huuufffhh.
"Aku benci!!! Aku benci sama kamu... aku benci !! "
Aku reflect mendongakkan wajahku mendengar kata-kata bee. Aku tidak bermaksud menyakitinya dan membuatnya benci padaku. Walaupun aku sering kesal pada bee karna ia suka CPCP sama Rizky, tapi aku tetap menganggapnya sahabatku... dan aku tidak mau kehilangan sahabatku."Bee!!! " aku segera berlari mengejar bee saat kulihat bee pergi meninggalkan kelas sambil menangis. Yaampun, apa yang sudah kulakukan!!
Kuterobos teman-teman yang mengerumuniku serta teriakan pinka yang terus memanggil namaku. Yang terpenting sekarang adalah bee... aku harus menjelaskan semuanya dan meminta maaf padanya.
Sekarang tidak ada hal lain yang kupedulikan selain mengejar bee agar bisa bicara berdua dengannya, tak peduli walau aku harus mengejarnya sampai keluar sekolah dan sampai menyebrang jalan.
Eh, tunggu!! Menyebrang jalan??! Mau kemana sih sebenarnya bee sampai nyebrang-nyebrang jalan segala, tanpa tengok kiri kanan pula. Gak tau apa dia kalo ada motor ngebut yang menuju kearahnya. ASTAGANAGAA!!
"BEE... AWASS!!! " jeritku yang langsung melompat dan menolong bee agar tidak tertabrak pengendara motor ugal-ugalan itu, tapi akibatnya... malah aku yang tersrempet motor itu hingga terjatuh dengan kepala yang membentur aspal duluan, dan yang kurasakan selanjutnya adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER COMPLEX
Roman d'amourSejak dinda tau klo ia cma anak angkat dikeluarganya, entah mengapa perasaannya pd saudara laki2nya berubah. Perasaan bergejolak yg terus mengganggu perasaannya membuat dinda tdk bisa memungkiri klo ia menginginkan lebih dri sekedar status adik kak...