2. LUKA DAN GARAM (edit)

60 8 0
                                    

"CUKUP!!!"

"Plak"

Arsya menampar Lyodra. Ia tahu itu salah tapi kesabarannya sudah habis.

Lyodra hanya bisa melihat Arsya dalam diam. Pandangan matanya memperlihatkan luka dan kecewa yang cukup dalam. Ini adalah pertama kalinya ia dibentak dan ditampar oleh seseorang. Bahkan orang tuanya tidak pernah meninggikan suara atau melukai fisiknya tapi Arsya bisa dan tega melakukan itu.

"Kalau kamu terus nuduh dan fitnah keluargaku lebih baik kita putus. Aku gak butuh cewek yang gak bisa homat ke keluargaku. Lagipula hubungan kita juga percuma. Gak akan ada ujungnya"

"Okey" jawab Lyodra singkat. Ia pun bergegas pergi meninggalkan Arsya. Ia tidak ingin terlalu lama berada di sana. Ia takut.

"Arghhhhh...."

-----------------

Arsya kembali seorang diri ke tempat keluarganya berkumpul. Mereka semua tampak bingung melihat Arsya yang kembali tanpa Lyodra.

"Loh Mas, Mbak Lyly kemana?"

"Udah pulang"

Arsya hanya menjawab singkat. Semuanya berakhir begitu saja. Quality time yang biasanya bersama suka cita kini dipaksa selesai dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Entah siapa yang salah. Nasi telah menjadi bubur dan semua tidak akan kembali seperti semula. Hubungan itu sudah hancur dan selesai.

Semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi keyakinan bahwa kisah ini akan mencapai akhir yang bahagia. Mereka sudah bukan lagi pasangan yang  memperjuangkan jalan terjalnya. Kini mereka adalah dua manusia yang harus menjalani kehidupan baru tanpa satu sama lain. Bahkan mungkin kini Lyodra akan menghapus semua tentang Arsya seumur hidupnya.

Lalu inikah yang terbaik? Apakah mereka tidak akan lagi merasakan sakit di hari berikutnya? Dan akankah mereka lebih bahagia dengan jalan kesendiriannya? Hanya waktu dan Tuhan yang bisa menjawab.

------------------------------

LYODRA

Ternyata inilah akhir dari kisah kita. Angan-angan yang selama ini kubangun untuk percaya tentang akhir bahagia tidak akan pernah terjadi. Keyakinan tentang ada jalan di setiap peristiwa juga telah hancur begitu saja. Seharusnya sedari awal aku tahu bahwa kita adalah sebuah ketidakmungkinan yang abadi.

Kisah ini memang seharusnya tidak pernah ada. Aku terlalu bodoh dengan memaksa dan menganggap semua akan baik-baik saja. Mengapa aku selalu percaya bahwa kita bisa meraih kebahagian itu. Aku selalu berharap kita akan seperti mereka yang berakhir bahagia meskipun harus melalui jalan terjal yang sama. Tapi mengapa kita tidak bisa seperti mereka? Mengapa kisah kita harus berakhir di titik ini? Mengapa kita tidak berada di kisah yang berakhir bahagia?

Aku hancur meskipun sejak awal aku tahu kisah ini tidak akan mudah. Setiap kisah memang berada di dua pilihan. Bahagia tau sakit, berpisah atau bersama tapi mengapa aku harus patah untuk kesekian kalinya? Apa aku tidak pastas mendapatkan cinta dan kasih? Aku kira kamulah orang yang bisa membawaku pada kisah yang berakhir bahagia dan bersama untuk selamanya. Ternyata takdir kembali membawaku pada perpisahan yang menghadirkan kesakitan.

---------------------------

"Ly, ini Lini sama Ziva. Kita boleh masuk?"

Mahalini di depan kamar Lyodra. Ia begitu panik ketika Lyodra menelponnya kemarin malam. Ia bisa mendengar kesakitan itu dengan jelas.

"Iya Kak. Masuk aja"

"Are you okay baby gurl?

Pertanyaan singkat Ziva yang mampu meruntuhkan pertahanan Lyodra.

Pada detik itu juga tangis Lyodra kembali pecah. Ia kembali mengingat rasa sakitnya. Mahalini maupun Ziva membiarkan Lyodra meluapkan semua sesaknya. Mereka paham bahwa pelampiasan seperti inilah yang sedang Lyodra butuhkan. Tugas mereka saat ini hanya menemani agar Lyodra tidak pernah merasa sendiri. Lyodra harus tahu bahwa dia berhak dan pantas mendapatkan cinta maupun kasih sayang.

Mahalini tidak bisa melihat Lyodra yang sehancur dan serapuh ini. Lyodra memang tinggal dengan kedua orang tuanya tapi dia pasti masih membutuhkan orang lain untuk berbagi. Ia pun memutuskan menginap beberapa hari di rumah Lyodra. Dia ingin menemani Lyodra merawat lukanya selama beberapa hari ini.

Mahalini juga pernah berada di kesakitan yang sama. Dia tentu paham bagaimana rasanya dipaksa berpisah oleh keadaan ketika sedang bermimpi tentang kisah yang bahagia. Selain dirinya, Ziva, Tiara, dan Keisya juga datang sesekali ketika senggang.

"Udah seminggu loh Ly. Sampai kapan sedihnya?" tanya Tiara.

Lyodra hanya mampu tersenyum kecil seraya menatap Tiara dengan tatapan kesedihan.

"Oalah jancok. Isok-isok e koyok ngomong koyok ngunu. Ancen gak nduwe utek sak keluarga"

Tidak ada angin, tidak ada hujan, Keisya berucap berucap demikian. Entah apa yang dilihat Keisya di ponselnya hingga seemosi itu.

"Weh Keisya...... Kok kasar?" ucap Tiara bingung.

"Ikilo... Aku gak sengaja lihat potongan video live Arsya sekeluarga. Astaga. Gak habis pikir. Iso-iso ne"

Keisya yang kesal pun memperlihatkan potongan video live Arsya dan keluarganya di Tiktok.

Kapten Jefry sama Dokter Tania cocok banget- ujar Netizen A

"Iya dong. Kalau Mas Arsya sama Mbak Selly gimana? Cocok gak?"

Tasya tersenyum jahil pada kakaknya. Ia memang sengaja menggoda Arsya yang sedari tadi diam di sebelahnya. 

Cocok banget tapi kapten udah punya pasangan- ujar Netizen B.

"Mas Arsya jombo. Minggu lalu putus hahahaha" ceplos Rasya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Mas Arsya udah single guys. Kalau sama-sama single berarti kemungkinan Kapten Jefry dan Dokter Tania bersama di dunia nyata itu semakin besar"

Senyum Tasya tidak bisa disembunyikan ketika mengungkap fakta sebenarnya. Dia bahagia dengan situasi yang tidak lagi seperti dulu. Dia juga seperti memberi harapan baru pada fans sinetron yang memang sejak awal menjodohkan Arsya dengan lawan mainnya. 

"Doakan yang baik-baik ya semuanya. Tante sama om juga kurang sreg sama yang kemarin tapi karena Arsyanya suka, Tante gak bisa apa-apa. Jadi mau gak mau berusaha terima"

"Tapi usahanya gagal guys. Ternyata susah terima sesuatu yang dipaksakan. Apalagi jelas itu gak baik" celetuk Tasya yang jelas melukai Lyodra.

Mahalini, Tiara, dan Ziva pun serempak melihat Lyodra. Lagi-lagi dan lagi air mata itu jatuh. Mereka tidak percaya ternyata orang-orang bisa sejahat itu. Bagaimana mungkin keluarga Arsya mengatakan hal seperti itu sekarang? Mereka memang bebas menjodohkan Arsya dengan siapapun tapi ini bukan waktu yang tepat. Lyodra dan Arsya baru putus seminggu yang lalu. Lyodra juga sedang berusaha bangkit dari keterpurukannya. Kenapa seburu-buru itu?

~~~~~~~~~~~~
Terima kasih atas kunjungannya. Perlu diketahui bahwa cerita ini hanyalah fiktif. Tidak ada maksud atau tujuan lain dalam pembuatannya karena cerita ini dibuat hanya untuk hiburan bagi pembaca dan penggemar. Apabila ada kritik dan saran, silakan disampaikan karena itu sangat berharga.

Salam kasih untuk kebahagiaan ❤❤

THE PATH OF FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang