1

4.1K 239 19
                                    

"AKHHH." Heeseung menoleh ke samping kanannya pada seseorang yang barusan menggigit pundaknya. "Apa yang kamu lakukan?!" Heeseung mencengkeram pundak kanannya akibat ulah manusia yang berada disampingnya ini.

"Kenapa menggigit?!" Tanyanya dengan nada lebih tinggi karena yang menggigitnya hanya diam saja. "Akan ku laporkan pada Bunda!" Heeseung berlari dengan masih memegang pundaknya ke depan tempat Bunda mereka berada.

"Bunda! Jongseong menggigit ku! Lihatlah!" Betapa terkejutnya Bunda dikala melihat atasan seragam daycare Heeseung penuh dengan darah.

"Ayo bersihkan luka mu dulu sayang." Bunda mengajak Heeseung pergi ke kamar mandi, ia membuka atasan Heeseung dengan perlahan.

"Astaga, gigitan macam apa ini?" Bunda membersihkan luka Heeseung dengan perlahan ya meskipun yang diobati hanya diam saja tidak menangis.

Setelah itu, Bunda juga membalut luka Heeseung dengan kasa steril. "Sudah selesai, apakah kamu bertengkar dengan Jongseong?"

Heeseung menggeleng kecil. "Tidak Bunda, dia tiba-tiba menggigit ku saat aku selesai bermain dengan teman-teman yang lain. Aku mengembalikan mainan dan Jongseong berada di sebelah ku, aku terkejut saat dia menggigit ku."

Bunda hanya mengangguk. "Ingin berbicara pada Jongseong?"

"Bunda saja bagaimana?"

"Baiklah, bunda akan bicara pada Jongseong terlebih dahulu. Tunggu di kelas ya bersama teman yang lain." Heeseung mengangguk, ia diam saja ketika dipakaikan seragam daycare yang baru oleh Bunda karena ya tidak mungkin memakai seragam yang penuh darah.

"Jongseong, bisa bicara dengan Bunda sebentar?" Jongseong yang sedang membaca buku cerita pun mengangguk dan berjalan mengikuti Bunda ke sebuah ruangan.

Mereka berdua duduk pada meja dan berhadapan. "Kenapa menggigit Heeseung? Apakah,"

"Dia milikku."

"Apa,"

"Heeseung milikku Bunda. Dia hanya boleh main denganku."

Bunda hanya tersenyum kecil mendengar alasan Jongseong, ternyata hanya merasa cemburu. Hari ini memang hari pertama Jongseong bergabung di kelas bulan dan Heeseung adalah teman pertamanya. Wajar saja jika Jongseong sedikit tidak suka karena teman satu-satunya meninggalkannya untuk bermain dengan temannya yang lain.

"Iya Bunda mengerti, tapi tidak dengan menggigit ya sayang? Apakah Jongseong tau sebanyak apa darah Heeseung tadi?"

"Heeseung berdarah?!" Jongseong sedikit terkejut karena ia merasa tidak menggunakan seluruh kekuatannya. Ia kira hanya akan sedikit sakit.

"Iya karena kamu menggigitnya. Minta maaf pada Heeseung ya?" Jongseong mengangguk mengiyakan. Ia turun dari kursi dan kembali ke kelas.

Jongseong mencari keberadaan Heeseung dan ternyata sedang bersiap untuk bermain puzzle. Ia pun menemuinya dan duduk bersebelahan dengan Heeseung.

"Heeseung, maaf." Heeseung menoleh pada Jongseong dengan wajah sedikit kesal.

"Gak mau."

"Ya udah."

"Ihh?!"

Jongseong hanya menatap Heeseung yang terlihat sangat kesal padanya. Ia pun berinisiatif untuk mengusap rambut Heeseung. "Maaf." Ia mengucapkannya lagi dengan lebih lembut.

"Ya ya akan ku maafkan." Heeseung menampik tangan Jongseong yang berada di kepalanya. Ia memberikan beberapa potongan puzzle juga untuk dipasang pada Jongseong.

"Kenapa menggigit?" Tanya Heeseung menyelidik.

Jongseong hanya menggendikkan bahunya tanda tak tau. Ia tidak tau kalimat apa yang cocok untuk mendeskripsikan tentang apa yang ia rasakan saat Heeseung bermain bersama orang lain.

"Bisakah hanya main denganku saja?" Bukannya menjawab, Jongseong malah meminta permintaan kepada Heeseung.

"Aku akan mengenalkan teman yang lain padamu,"

"Tidak perlu."

"Aku juga punya teman lain, aku ingin main dengan mereka dan tidak denganmu saja."

"Hmm."

Heeseung semakin merasa tidak nyaman berada di dekat Jongseong, kenapa anak ini begitu aneh baginya? Di hari pertama mereka bertemu saja dirinya sudah digigit, apalagi di hari berikutnya?

Bunda yang sedari tadi mengamati dari jauh sedikit mengernyitkan dahinya ketika merasakan feromon alpha yang mulai menyeruak. Aroma ini berasal dari Jongseong duduk. Ia pun menemui Jongseong karena bisa saja feromon ini mencekik anak-anak yang lain.

"Jongseong, bisa kendalikan rasa kesal mu sayang? Karena feromon mu yang istimewa, tidak semua anak disini bisa menerimanya." Bunda mengusap perlahan punggung Jongseong yang sepertinya dia sendiri tidak sadar karena menguarkan feromonnya.

"Jongseong kenapa Bunda?" Heeseung melihat banyak sekali anak yang mengikuti arahan untuk keluar dari kelas untuk sementara.

"Eh? Heeseung tidak tersiksa?"

"Tidak, bau Jongseong enak seperti kayu manis."

Kini semuanya seakan berhubungan satu sama lain. Jongseong yang menggigit Heeseung tetapi yang digigit tidak tersiksa dan Heeseung yang tidak tersiksa dengan feromon Jongseong. Mereka mate.

"Heeseung, peluk Jongseong sebentar ya. Nanti aroma nya akan hilang dan teman-teman yang lain bisa masuk." Karena Bunda sendiri adalah omega yang lama-lama tercekik juga oleh feromon milik Jongseong.

"Baik, Bunda keluar saja menemani yang lain. Heeseung akan menjaga Jongseong." Ya mau bagaimana lagi karena untung saja ada mate dari Jongseong yang bisa menenangkan dirinya.

"Jika butuh bantuan teriak saja ya Heeseung." Heeseung hanya mengangguk, setelah Bunda keluar dari kelas ia memeluk Jongseong yang masih duduk diam.

"Kamu kenapa?" Heeseung bersimpuh disamping Jongseong dan memeluknya dari samping.

Jongseong hanya diam, ia menatap Heeseung yang berada disampingnya dengan tatapan sendu. Ia tidak tau kenapa ia sangat kesal saat Heeseung tidak menurutinya dan itulah yang memicu feromonnya keluar begitu banyak.

Cukup lama untuk mengakhiri kekesalan Jongseong, dirasa sudah cukup Bunda pun kembali masuk ke dalam kelas bersama yang lain juga.

"Sepertinya kita harus pulang cepat kali ini semuanya karena Jongseong sedang kurang sehat."

Heeseung menarik Jongseong duduk di bangku untuk persiapan sebelum pulang.

"Heeseung, bilang pada Ibu ya untuk menemui Bunda besok. Dan Jongseong, Bunda juga ingin bertemu Ayahmu." Keduanya mengangguk mengiyakan.

Saat akan pulang, Jongseong kembali memeluk Heeseung sebelum keluar kelas. "Terimakasih Heeseung." Ucapnya lalu pergi dari sana untuk pulang.

"Sangat berbahaya jika mereka tetap bersama." Gumam Bunda yang menyaksikannya. Ini masih hari pertama pasangan itu bertemu tapi sudah seperti ini.

.

.

.

.

.

To be Continued

.

Next ga guys? Next dong apapun yang terjadi :D

Fate [JaySeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang