18

1.5K 144 33
                                    

Menjadi gila kerja adalah jalan ninja seorang Heeseung. Mau bagaimana lagi memangnya untuk melupakan kesedihannya? 2 minggu berlalu dan ya Heeseung berhasil hidup tanpa Jay bahkan feromonnya. Hari ini ia berencana untuk menghilangkan tanda mate nya. Tidak ada gunanya juga mempertahankan apa yang bukan miliknya.

"File terakhir dan siap." Heeseung menekan tombol enter dan mengirimkan file terakhirnya pada sekretaris untuk dicetak.

"Aku pusing sekali." Heeseung merebahkan dirinya di sofa panjang ruangan ini. "Akhir-akhir ini aku sering sekali lelah, sepertinya aku harus menghilangkan beberapa latihan gym ku." Heeseung memutuskan untuk tidur sebentar sebelum pulang ke rumah. Percuma saja jika ia pulang sekarang dalam keadaan pusing, sama saja bunuh diri.

"Tuan muda sedang berada di ruang kerjanya, Tuan Park."

"Terimakasih. Saya akan langsung menemuinya saja."

Setelah sampai disana, Jay menemukan Heeseung yang tertidur pulas. Ia pun mendekatinya dan berjongkok untuk melihat Heeseung.

Ia kemari untuk memberikan undangan pernikahan, sebenarnya Jay juga ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi sebelum mereka benar-benar berpisah.

"Heeseung, bangun Hee." Tidak ada tanggapan dari Heeseung, Jay bahkan mencubit dan melakukan segala hal yang akan membuat Heeseung bangun. Ia tiba-tiba panik tentu saja karena Heeseung tak kunjung bangun dari tidurnya.

"Apa dia pingsan?" Jay akhirnya meletakkan asal undangannya dan menggendong Heeseung keluar.

Untung saja ruangan Heeseung tidak jauh dari pintu keluar, Jay memanggil supirnya dan duduk di jok belakang bersama Heeseung.

"Kamu kenapa Heeseung?" Tanyanya pada diri sendiri. Apa iya Heeseung sakit ini ada sangkut-pautnya dengan dirinya yang akan menikah?

Saat sampai di rumah sakit, Heeseung segera diberikan perawatan yang tepat dan cepat.

"Keluarga dari Lee Heeseung?" Jay mengangguk dan mengikuti arahan dokter untuk menemui Heeseung. Heeseung masih tidur, tangannya terpasang infus dan hal itu membuat Jay semakin sedih.

"Kelelahan, dehidrasi dan kurang tidur. Tolong lebih perhatikan lagi ya, jangan sampai terulang karena akan mengancam janinnya juga."

Hah?

Oh, itu harusnya reaksi Jay.

"Hah? Janin?"

"Benar, Heeseung sedang mengandung dan usianya masih 1 minggu 4 hari. Dia alpha kan? Kehamilan memang tidak mungkin terjadi dan ini sangat langka. Anda tau kan jika alpha tidak diciptakan untuk mengandung? Ini sangat beresiko bagi yang mengandung ataupun janinnya."

Jay benar-benar tidak bisa berkata-kata, Heeseung mengandung dan kenapa dia diam saja?

"Sepertinya dia juga tidak tau jika mengandung. Saya akan mengirimkan dokter kandungan setelah ini. Saya pamit."

"Terimakasih dok." Jay masih bungkam, dia senang tentu saja karena ini akan menjadi penyelesaian terbaik untuk keduanya, ia bisa membatalkan pernikahannya untuk menikahi Heeseung karena mereka sudah punya little alpha sekarang.

Tetapi...

Bagaimana reaksi Heeseung?

Senang kah?

Atau?

"Bisakah digugurkan saja dokter? Aku ini masih alpha dan tidak seharusnya aku melahirkan seorang anak."

"Bisa saja, karena kehamilan alpha memang sulit bahkan tidak mungkin. Dikarenakan kalian berdua sama-sama alpha dominan, Rut terakhir Heeseung sedikit mengalami tambahan layaknya omega. Sesuai dengan kata Jay jika ada cairan yang keluar dari sana, Heeseung siap dibuahi saat itu dan insting alpha Jay juga menyadarinya dengan melakukan knotting..."

"...Aku hanya menemukan kasus seperti kalian ini 5 tahun lalu karena jarang sekali pasangan yang keduanya lelaki dan alpha juga. Ini sangat beresiko untuk keduanya memang, tetapi jika kalian mengikuti arahan pasti akan berhasil. Jika digugurkan, kita lakukan USG saja dulu." Dokter menyiapkan beberapa keperluan untuk USG sementara Heeseung yang berbaring menggenggam erat tangan Jay yang duduk disamping ranjang pasien ini.

Mereka bahkan tidak berbicara satu sama lain sejak tadi. Apalagi reaksi Heeseung seperti itu, Jay sendiri tau benar bagaimana ego seorang alpha. Akan sangat malu sekali jika alpha menjadi sosok seorang Ibu, alpha dilahirkan untuk memimpin, bukan untuk mengayomi layaknya Beta dan omega.

Dokter melakukan USG dan menunjukkan pada keduanya tentang janin ini. "Masih berbentuk gumpalan, ohh? Ada dua. Lihatlah dua titik ini."

Heeseung melihat pada monitor yang menunjukkan tidak hanya satu nyawa yang berada dalam dirinya. Cengkraman pada tangan Jay pun mengendur dan Heeseung terpaku sepenuhnya pada monitor.

"Itu,"

"Iya, itu little alpha kalian, tidak hanya satu, kalian langsung dapat dua"

Heeseung mengeluarkan air matanya karena terharu, astaga apa yang ia pikirkan tadi dengan menggugurkan mereka berdua?

Tidak hanya Heeseung, Jay juga terharu melihatnya. Akhirnya Moon Goddess memberikan mereka kesempatan untuk bersama lagi lewat hal ini.

"Aku akan bagikan capture nya pada kalian, sebentar ya. Aku juga akan meresepkan beberapa obat juga." Dokter yang paham pun meninggalkan mereka berdua, dan ya sebenarnya ia melakukan USG hanya untuk mengubah keputusan Heeseung yang ingin menggugurkan kandungannya, siapa sih yang tidak akan luluh melihat anaknya sendiri? Dan ternyata berhasil.

"Kenapa diam saja bodoh!" Heeseung memukul Jay yang masih saja diam menatapnya. "Cepat peluk aku sini!"

"Ohh?" Jay dengan perlahan mendudukkan Heeseung dan memeluknya tidak terlalu erat. "Terimakasih Heeseung, terimakasih banyak. Kamu telah memberikan ku hadiah terindah."

"Sebagai gantinya, aku akan memberitahu mu segalanya, tidak akan ada kebohongan lagi diantara kita."

"Tidak penting, aku tidak butuh. Aku bisa hidup bersama twins sendirian tanpamu, menikah saja sana dengan omega itu."

"Seriusan dalam keadaan seperti ini kamu masih mengajakku berdebat sayang?"

"Ekhemm, Tuan Park, anda bisa menebus obatnya sekarang. Biarkan aku berbicara pada Nyonya Park secara kekeluargaan ya, urusan pihak bawah."

Jay melepaskan pelukannya dan mengangguk singkat, ia menerima uluran tulisan tangan dan membawanya untuk menebus obat.

"Heeseung, kamu harus rajin kesini ya setiap bulan. Kehamilan ini sangat beresiko apalagi kamu mengandung dua sekaligus. Jangan terlalu lelah tetapi jangan bermalas-malasan. Jika ingin mating boleh saja, tetapi jangan kasar dan dibatasi saja, dua ronde?"

"Satu saja, bilang pada Jay satu saja dok."

"Ohh baiklah, satu saja kalau begitu. Kamu juga rutin pergi ke gym kan? Bisa ganti saja tidak dengan yoga? Itu akan lebih baik untuk kalian bertiga."

"Bisa sih, oh iya dok, apakah feromon Jay mempengaruhi kesehatan ku? Aku sudah dua Minggu lamanya puasa feromon dan kondisi ku memburuk."

"Tentu saja berpengaruh, twins juga butuh feromon Jay. Pantas saja kamu begitu lemas tadi saat aku melihatmu di IGD. Kamu harus lihat wajah Jay yang panik, sangat lucu."

"Sayang sekali aku pingsan, apakah dokter punya fotonya?"

"Tentu saja ada, ini dia Hee."

"Pfftt, tolong kirim padaku. Catat saja nomorku."

"Baiklah, berapa Hee?"

Dan ya sepertinya Heeseung mempunyai teman baru untuk mengolok Jay, ia juga harus mengajak Ibunya juga bergabung dalam kelompok ini.

.

.

.

.

.

To be Continued

Aku mencoba ngebut banget ngetiknya mumpung senggang ಥ⁠╭⁠╮⁠ಥ
Yang penting mereka bahagia dulu, ya kan? ಠ⁠ ͜⁠ʖ⁠ ⁠ಠ

Fate [JaySeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang