"Tidak bisakah kamu menginap saja?"
Jay menggeleng kecil. "Aku akan kesini besok siang saat pekerjaan ku selesai bersama Ayahku." Heeseung mengangguk paham, ia dengan canggung melepaskan seat belt nya dan membuka pintu mobilnya.
Setelah ia keluar, Heeseung tak lupa mengambil koper miliknya yang ada di jok belakang mobil ini. Sebenarnya ini mobil Heeseung sih, tapi Jay bersikeras untuk membawanya karena sekalian memperbaiki yang lecet. Ini mobil tetap aja lecet di bagian belakangnya tidak terurus.
"Heeseung, tunggu." Jay keluar dari mobil. Ia memeluk erat Heeseung karena feromonnya terasa sangat lemah sekarang.
"Tunggu aku besok. Setelah ini langsung tidur ya jangan pikirkan apapun, berpikirnya besok saja. Otakmu ini perlu istirahat setelah memikirkan ku terlalu banyak." Heeseung mengangguk, ia melepaskan kopernya dan membalas pelukan Jay. Ia meremas bahu Jay serta menghirup feromon mate nya ini sebanyak mungkin untuk memperbaiki mood nya.
"Ohh, aku harus pulang karena ini sudah larut." Jay dengan tidak rela melepaskan pelukannya. Ia melepaskan cardigan miliknya dan memakainya pada Heeseung.
"Setidaknya feromon ku akan tetap bersamamu. Good night mate, sleep well." Jay mem-puk puk kepala Heeseung beberapa kali kemudian ia menoleh kesana-kemari dan aman.
Jay kembali mendekat pada Heeseung dan mencium bibirnya lembut. Ciuman manis ini diakhiri kecupan pada bibir Heeseung. "Sampai jumpa besok." Jay masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobil ini untuk pulang.
Heeseung menghela nafasnya dan menarik kopernya menuju kamarnya dengan langkah gontai. Pasti kedua orang tuanya sudah tidur karena ini cukup larut.
Heeseung mengganti bajunya dengan piyama, tetapi ia juga memakai atasan cardigan milik Jay juga. Ia tersenyum karena merasa Jay memeluknya saat tidur. Heeseung merebahkan dirinya dan tidur dengan nyaman dengan feromon Jay yang memeluknya.
••••••••••••
Keesokan harinya Heeseung bangun dengan perasaan campur aduk. Ia sudah mandi dan bersiap karena tidak ingin tampil buruk di hadapan Ayah Jay. "Cardigan nya mana?" Heeseung mencari cardigan Jay untuk meredakan keresahan yang ia alami.
"Lebih baik." Heeseung yang memakai kemeja putih cocok juga memakai cardigan Jay sebagai outer. Lumayan lah dianya juga bisa tenang.
Heeseung yang sudah siap pun turun ke bawah untuk membantu ibunya menyiapkan beberapa jamuan. Sudah siap semuanya, ia hanya duduk disamping Ibunya dan bersandar pada bahu sang Ibu.
"Kamu gugup sekali ya sayang?"
"Sangat."
Oh iya kedua orang tua Heeseung bahkan tidak tau mate dari anaknya ini siapa karena belum diberitahu. Heeseung hanya bilang jika mate nya akan berkunjung.
"Gugup kenapa sih? Mate mu jelek ya?" Ayah Heeseung baru saja kembali dari kebun belakang duduk disamping istrinya dan mengikuti Heeseung menyandar juga.
"Enak saja mate ku jelek, ayah tuh yang jelek. Ibu kok mau sih punya mate jelek kayak ayah?"
"Ayahmu ini kaya raya Hee, maka dari itu Ibu mau. Oh iya mobilmu mana kok di garasi gak ada."
"Dibawa Jay. Mau di benerin yang lecet katanya."
Bel rumah kediaman keluarga Lee berbunyi yang membuat mereka bertiga terkesiap. "Oh iya, pintunya tadi ayah kunci." Ayah berdiri untuk membukakan pintunya.
"Ayahmu itu bagaimana sih Hee, mau ada tamu kok pintunya dikunci."
"Tau tuh suami Ibu." Heeseung duduk dengan tegap dan menghela nafas singkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/329211200-288-k197273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [JaySeung]
Fiksi PenggemarApakah takdir akan mempermainkan keduanya? Atau Mereka yang bermain dengan takdir(?) bxb Jayseung Slow burn with lil angst Alpha x Alpha Omegaverse Warn : I know this is a omegaverse but I can't write something vulgar. And yeah this is slow burn st...