6⚡

3K 196 11
                                        

"Ummhh." Ini masih pukul 9 pagi dan mereka baru saja bangun setelah 3 jam mating dini hari tadi.

"Rut ku belum berakhir." Jay terus menggerakkan miliknya sesuai dengan tempo tangannya yang memberikan kenikmatan pada milik Heeseung.

"Lama, sekali, Rut mu, kamu, gila." Ucap Heeseung dengan terbata karena pergerakan Jay dibawah sana.

"Alpha yang sehat Rut nya harus lama."

"Mana ada, aku saja sudah berakhir saat ronde terakhir kita tadi."

Itu hanyalah alasan, sebenarnya Jay juga sudah selesai Rut tapi kapan lagi ya kan mating dengan Heeseung dan dianya juga mau. Kesempatan tidak datang dua kali.

Saat permainan mereka berakhir, Jay kembali menggempur Heeseung sekali di kamar mandi sebelum mereka membersihkan diri.

Heeseung merebahkan dirinya yang tidak memakai apapun dan menyelimuti tubuhnya. Badannya seakan remuk saat ini, meskipun dia alpha tapi jika begini badannya juga sakit.

Jay sendiri berada di dapur untuk memasak sesuatu untuk dimakan. Senang sekali dirinya karena akhirnya bertemu dengan mate yang selama ini ia cari bahkan mating pada hari pertama mereka bertemu.

Tetapi, namanya juga pasangan alpha dan alpha, setiap kali mereka mating akan ada pihak bawah yang tersakiti. Berbeda dengan omega yang akan merasa senang dan tidak merasakan sakit setelah mating.

"Aku sudah menunda bertemu dengan Heeseung karena menakutkan hal ini. Aku bahkan tidak mengira jika akan bertemu kembali dengannya begitu cepat."

Jay hanya membuat toast omelet karena cepat. Ia kembali ke kamarnya untuk sarapan bersama Heeseung meskipun sudah sangat siang.

"Heeseung, makan sesuatu dulu lalu istirahat." Jay mengecup kening Heeseung untuk membangunkannya. Ini cepet banget tidurnya padahal ditinggal sebentar.

"Aku lelah, tapi juga lapar." Dengan bantuan Jay, Heeseung duduk menyandar pada headboard.

Jay menyuapi Heeseung sambil duduk disampingnya. Apakah ia terlalu kasar tadi?

"Maaf."

"Santai saja, aku alpha. Lupa apa regenerasi ku cepat, nanti sore mungkin sudah bisa salto. Jangan terlalu merasa bersalah, aku sendiri yang memancing mu juga, kita sama-sama dikuasai nafsu saat Rut dan menginginkannya."

Heeseung menerima suapan dari Jay dengan lahap, setelah makan pun ia minum air yang lumayan banyak karena tenggorokannya terasa kering sekali.

"Aku akan tidur, bangunkan aku pada sore hari baru aku akan pulang." Heeseung menutup matanya dan tidur membelakangi Jay yang duduk disampingnya.

Jay sendiri hanya mengangguk, ia merapikan peralatan makan mereka dan menghubungi ayah Heeseung. Ia mendapatkan beberapa panggilan tak terjawab tadi dari Tuan Lee.

"Heeseung ada disini bersamaku paman tidak perlu khawatir, saya akan mengantarnya pulang nanti sore."

"Kenapa tidak sekarang?"

"Kami punya beberapa berkas yang diurus untuk pembangunan apartemen, jadi,"

"Baiklah-baiklah. Sampai nanti."

Jay mematikan ponselnya dan kembali masuk ke kamarnya untuk beristirahat menemani Heeseung. Ia merebahkan tubuhnya disamping Heeseung. Kini Jay melihat punggung Heeseung dihadapannya, ingin sekali memeluk Heeseung tetapi ia mengurungkan niatnya.

Jay akhirnya memejamkan matanya juga karena bosan, setelah agak lama Jay yang sudah sebaik mungkin menahan hasratnya tetapi tidak bisa akhirnya memeluk Heeseung juga. Dengan posisi scoop seperti ini Jay bisa merasakan kedekatannya dengan Heeseung.

"Oh iya, bagaimana dengan ayah?" Heeseung bertanya dengan suara seraknya tanpa membuka matanya ataupun berbalik pada Jay.

"Aman." Jay mengeratkan pelukannya pada Heeseung dan memejamkan matanya untuk tidur siang.

"Hmm." Heeseung juga ikut melanjutkan tidurnya, ia mengusap lembut tangan Jay yang kini memeluknya.

•••••••••••••••

"Benar-benar berkencan ya, hingga tidak ingat untuk pulang." Sambut Ibu Heeseung pada anaknya yang baru pulang.

"Feromon siapa yang bercampur denganmu Heeseung?" Selidik sang ayah ketika tidak hanya mencium feromon anaknya. Sang Ibu terkejut tentu saja dengan sedikit bahagia, apakah mereka berdua sudah mating semalam?

"Milik Jay, aku meminjam bajunya tadi karena bajuku kotor."

"Hanya meminjam baju?" Lanjut sang ayah mencecar Heeseung.

"Tidak juga sih, aku juga pinjam celananya. Dan pakaian dalam juga. Aku lelah, bye semuanya, anak kalian butuh istirahat." Heeseung berlalu begitu saja menuju kamarnya agar tidak diinterogasi lebih lanjut.

"Hanya pinjam baju." Ulang Ibu Heeseung, padahal beliau ini sudah bahagia karena Heeseung gak pulang karena menginap.

Setelah sampai di kamarnya, Heeseung membuka baju turtle neck ini dan melihat dirinya di cermin. Sangat ulala sekali penampilannya yang banyak kiss mark dari Jay, di area dada kirinya ada bite mark juga, oh iya jangan lupakan bahu kanannya yang ada bekas gigitan yang sudah diperbaharui oleh pemiliknya, meskipun Heeseung nya tidak tau bahwa yang menggigitnya adalah orang yang sama.

"Hahh, apa aku ini normal? Bagaimana aku bisa Rut disaat merasakan alpha lain yang Rut?" Seharusnya alpha normal sepertinya bisa Rut lagi jika bersama omega yang sedang heat.

"Apa karena feromon manis nya?" Ia mengendus badannya yang padahal sudah mandi 2x saat setelah mating tadi dan sebelum pulang tetapi masih bercampur dengan feromon Jay.

Sementara di lain tempat...

"Bagaimana aku bisa kehilangan kendali? Apalagi sampai mating dengan Heeseung tadi." Jay memukul setir mobilnya dengan keras karena marah.

"Apa Heeseung tidak sadar ya sudah marking dengan ku?" Bisa dilihat wajah Jay melunak dan tersenyum sendiri. "Bukan waktunya untuk bahagia." Jay kembali mendatarkan wajahnya.

"Dia memberiku mark juga disini." Jay menyentuh leher bagian kanannya kemarin yang digigit oleh Heeseung dan wajahnya kembali memanas.

Jika dikira Jay saja yang buas semalam, salah besar karena Heeseung sendiri masih alpha yang punya naluri untuk mendominasi Jay meskipun ia yang menjadi pihak bawah. Kiss mark pada Jay juga tak kalah banyak dengan milik Heeseung bahkan bisa lebih banyak.

"Kenapa aku seperti remaja yang sedang mabuk cinta karena baru bertemu mate ku? Harusnya aku bertemu Heeseung lebih cepat jika tau rasanya mating saat kami berdua Rut itu," Jay menghentikan kalimatnya saat sadar apa yang ia katakan. Baiklah dia sudah dewasa kan dan hal ini normal untuk alpha?

"Aku sudah merindukannya, apa putar balik saja?"

"Tidak-tidak, urus sesuatu yang lain dulu."

"Tapi aku merindukan Heeseung."

Jay bimbang sekali hingga berdebat dengan dirinya sendiri.

"Selesaikan dulu semuanya lalu besok pagi bertemu Heeseung."

Akhirnya Jay mendapatkan jalan tengah, meskipun ia harus berkorban untuk tidak tidur malam ini karena harus menyelesaikan tugas yang diberikan ayahnya.

"Oh iya, kenapa aku tidak minta nomor Heeseung ya?"

Jika ada statement 'Cinta itu bodoh.' benar sekali karena manusia yang pintar seperti Jay saja menjadi bodoh karena cintanya pada Heeseung.

.

.

.

.

.

To be Continued

YANG NUNGGUIN KELANJUTANNYA.

Maaf yahh gak sesuai ekspektasi ಥ⁠_⁠ಥ

Fate [JaySeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang