20

1.1K 99 10
                                    

"Sini, kamu tidur sini. Jangan sentuh-sentuh, gak boleh peluk gak boleh cium, gak boleh minta mating soalnya aku masih lemas. Terus," Heeseung membatasi kasurnya dengan guling yang ia letakkan di tengah-tengah.

"Iya-iya cerewet sekali sih. Tidur sana, aku juga gak mau ngapa-ngapain kamu kok. Pede banget herannnnn." Jay lama-lama bukannya marah tapi malah gemas, ia mengecupi bibir Heeseung berkali-kali dan berakhir didorong, hampir saja jatuh ke lantai.

Mereka akhirnya berbaring karena Jay yang memaksa Heeseung dengan mendorongnya. Ini kalau berlanjut gak ada habisnya. Jay memakaikan selimut untuk menutupi tubuh keduanya lalu mematikan lampu kecil yang ada di nakas Heeseung sehingga ruangan ini gelap dan hanya ada cahaya dari sinar bulan.

"Jadi begini Hee,"

"Duh dingin banget, twins kedinginan."

Ini Jay mau cerita aja dipotong. "Dinaikin suhu AC nya?"

"Nanti panas dong."

"Yaudah, selimut lagi gimana?"

Jay nih harus diberi title 'Manusia paling gak peka sedunia' versi Heeseung.

"Gak usah, udah lanjut aja keburu twins ngantuk."

"Aku sebenarnya tau kamu mate ku udah dari yang kita ketemu di daycare. Aku tau kamu alpha saat aku tidak sengaja melihatmu memperkenalkan diri saat MOS berlangsung, kita satu angkatan pas kuliah dulu. Aku terkejut mengetahui kamu alpha dan bukannya omega. Ingin pelukan tidak?" Tanpa menunggu jawaban Heeseung, Jay memeluknya dengan lengannya juga sebagai bantal Heeseung. Tentunya setelah menendang guling yang membatasi mereka ke lantai.

"Lebih hangat sekarang?" Heeseung mengangguk, ia membalas pelukan Jay dengan erat. Gini kan enak kalau Jay nya peka.

"Aku merasa jika hal yang terjadi pada kita ini salah, bagaimana bisa alpha dan alpha bersama apalagi kita lelaki. Dan aku memutuskan untuk menjauhi mu, mungkin saja aku salah mengenali mate ku. Singkat cerita aku tidak sengaja menabrak mu waktu itu, aku terkejut karena itu kamu. Aku buru-buru karena takut tidak bisa menghindari mu, ternyata malah satu acara. Saat itu aku memutuskan untuk melakukannya sesuai dengan takdir dan aku berhenti untuk menjauhi mu..."

"Awalnya aku memang merasa agak aneh tetapi aku tidak jijik padamu, sungguh. Ternyata mating denganmu rasanya sangat luar biasa, aku tidak pernah mating dengan omega sih jadi tidak tau bagaimana rasanya. Tapi tidak penting karena menurutku kamu saja sudah cukup."

"Oh iya, jika kamu bertanya kapan aku mulai mencintaimu. Sejak aku menggigit pundakmu dulu di daycare, mulai hari itu aku sudah mencintaimu Heeseung. Hanya saja aku bingung dengan hubungan kita yang spesial ini."

"Ternyata kamu tidak sebrengsek itu, maaf ya sudah bilang yang tidak-tidak. Sebenarnya aku hanya merasakan ada yang aneh denganmu lalu aku menyimpulkannya sendiri."

"Maafkan aku juga Heeseung. Aku terlalu bingung dan mengabaikan perasaan ku hanya karena hukum takdir. Seharusnya aku bicara padamu dan kita akan bertemu lebih cepat."

"Ya."

"Hanya 'Ya' saja?"

"Duh, twins ngantuk pengen tidur." Heeseung mengabaikan Jay dan memejamkan matanya untuk tidur.

'Apa-apa twins. Ini twins, itu twins. Enak banget mereka bisa jadi alasan.' Tenang aja, Jay ini tidak menyuarakannya. Bisa debat lagi mereka ini dan gak bakalan selesai dalam waktu dekat, mana udah ngantuk dianya.

"Selamat malam Heeseung dan twins. Twins jangan nakal biar Heeseung nya tidur tenang." Sebenarnya Jay ini bingung memanggil Heeseung apa, Mommy? Harga diri sebagai alpha akan jatuh begitu saja. Daddy? Terus dia dipanggil apa? Papa bisa sih.

Fate [JaySeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang