21

1.4K 124 20
                                    

"Jay, dasar sialan, aku malu dilihatin orang-orang tau gak?" Heeseung berjalan sembari bersembunyi di balik Jay dengan sedikit menunduk.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu ini pasanganku sekarang Heeseung, tegakkan kepala mu dan jangan menunduk pada siapapun, siapa yang berani menghinamu? Kamu sendiri adalah alpha kelas tinggi."

"Ta-tapi." Heeseung ditarik begitu saja oleh Jay untuk berjalan disampingnya. Ia menggenggam tangan Heeseung dan menariknya perlahan untuk berjalan.

"Percaya diri saja." Heeseung meremas tangan Jay karena bicara seperti itu. Memang mudah mengatakannya.

"Selamat pagi Tuan, rapat anda akan dimulai 15 menit lagi dan berikut berkasnya. Ohh? Ada tuan Lee juga disini?"

Jay mengambil berkas dari sekretarisnya kemudian mengenalkan Heeseung jika mereka adalah sepasang mate sekarang dan akan segera menikah. "Jaga dia untukku sekretaris Kim, Aku pergi dulu ya Hee." Jay mengecup pipi Heeseung dan pergi begitu saja. Tenang saja, sekretaris Kim ini manusia beta baik hati yang tidak seperti cerita-cerita yang menjadi pelakor.

"Duduk saja dulu Tuan Lee, atau Tuan Park ya?" Sang Sekretaris menyiapkan beberapa camilan dan minuman untuk Heeseung, ia tidak tau apa yang disukai oleh Heeseung jadi menyajikan apa saja yang biasa diminum oleh Jay disini.

"Susu saja, aku tidak ingin minum jus atau apapun."

"Saya tidak punya, ohh sebentar." Sekretaris Kim berlari menuju ruangannya dan mencari susu yang sempat diberikan oleh suaminya tadi.

"Ini tuan, minum saja. Saya akan minum jus jeruk saja sebelum rapat."

"Terima kasih. Apa aku harus bilang pada Jay untuk menaikkan gajimu?" Heeseung tersenyum simpul.

"Boleh saja tuan." Jawabnya sembari terkekeh.

"Sebelum anda bertanya, rapatnya sekitar 2 jam jika sesuai jadwal. Tuan Park akan menemui satu klien saja hari ini, jadi sebelum makan siang pasti sudah selesai. Saya permisi dulu, beristirahatlah yang nyaman ya Tuan Lee." Karena ini sudah mepet, sekretaris Jay undur diri untuk mengikuti rapatnya.

Cukup lama Heeseung menunggu dan berakhir tertidur di kursi kebanggaan Jay. Disini sangat penuh dengan feromon Jay maka dari itu ia terlelap.

Jay, dengan buru-buru masuk ke dalam ruangannya dan mendapati Heeseung yang tertidur pulas. Ia pun menghampirinya. "Heeseung, bangun. Ayo pulang."

Heeseung pun membuka matanya dan meregangkan tubuhnya, sepertinya ide yang buruk tidur disini. "Hmm? Gendong dong Daddy." Heeseung merentangkan kedua tangannya untuk digendong.

"Manja sekali sih." Jay terkekeh kecil melihat Heeseung yang seperti ini, apalagi ditambah wajah bantalnya serta hoodie pink yang dipakainya menambah kegemasan dari mate nya ini.

Jay pun menggendong Heeseung seperti koala. "Aku pulang dulu ya? Kirimkan saja notulensi nya padaku nanti. Kirimkan juga pengajuan yang akan ku lakukan. Terimakasih sekretaris Kim. Semoga harimu menyenangkan." Jay berjalan perlahan, ia menyadari bahwa Heeseung mendengkur pelan.

Heeseung sendiri tidur dengan memeluk Jay dan menyandarkan kepalanya pada bahu Jay. Sekarang Jay terlihat seperti menggendong bayi besar, apalagi Heeseung ini tidak sekecil itu. Ia menjadi perhatian utama saat berjalan keluar gedung.

Jay membuka pintu mobil dan mendudukkan Heeseung di jok belakang agar bisa melanjutkan tidurnya. "Jay, mau pangku, jangan tinggalkan aku."

"Kita pulang dulu, bisa kita lanjutkan,"

"Mau sekarang!"

"Baiklah, baik." Jay juga ikut mendudukkan dirinya di jok belakang, kemudian Heeseung naik begitu saja ke pangkuan Jay. Ia memeluknya sembari melanjutkan tidurnya.

Fate [JaySeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang