Papa, tolong adil

2.3K 119 3
                                    

"beneran pa?? ini buat meru?" seru meru tak percaya yang dibalas anggukan oleh jeffry.

ya..
sekarang ini didepan rumah minimalis dengan dua lantai itu terparkir 1 buah mobil keluaran terbaru yang jeffry beli untuk hadiah ulang tahun meru, meskipun ulang tahun sang anak tepat satu bulan yang lalu.

keadaan ekonomi keluarga jeffry dan tantra tidak terbilang lebih dari kaya raya, jeffry hanya seorang manajer di anak cabang perusahaan swasta. sedangkan tantra seorang fashion designer— yang terkenal di daerah nya saja. tidak se-terkenal itu.

"pa, ini yang aku mau! tapi, ini mahal banget bagaimana bisa?" meru menatap sang papa setelah mengitari mobil yang kata papa nya adalah milik nya.

jeffry tersenyum sembari menepuk pelan pundak sang anak "papa kerja ya buat nyenengin anak-anak papa, papa kerja ya buat keluarga dan ini—" jeffry mengelus pelan kap depan mobil baru itu.

"—hasil jerih payah papa, dijaga dengan baik ya?" meru mengulas senyum lalu mengangguk semangat.

"bubu! terima kasih juga, meru akan jaga mobil ini, abang akan anter bubu, papa dan bian kemana-mana pakai mobil ini"

suara tawa dan rasa bahagia terpancar dari halaman keluarga itu, lain hal nya dengan seseorang yang berada di balkon atas bangunan minimalis itu. wajah nya yang terlihat murung tanpa senyum melihat kearah keluarga yang sedang berbahagia itu, yang sayang nya itu adalah keluarga nya sendiri.

"papa, berarti ulang tahun nanti bian boleh meminta sepeda yang kemarin itu kan?"

suara lantang si bungsu mengalihkan atensi tiga orang dihalaman rumah, semuanya mendongak melihat sumber suara.

________

pagi ini bian bangun lebih awal, bergegas mandi dan bersiap lalu membereskan kekacauan kamar nya semalam. lemparan pot plastik dan juga hiasan kamar yang tak sengaja terbanting itu, ia letakkan kembali ke asal.

pagi yang cerah ini si bungsu berharap mood nya baik-baik saja hingga akhir hari ini.

bian melangkahkan kaki nya menuruni tangga, dilihat nya sang bubu yang sedang memasak untuk sarapan pagi ini.

memang keluarga jeffry dan tantra bisa dibilang keluarga yang cukup mampu, untuk mengeluarkan sepeser uang membayar seorang pelayan bahkan lebih sangatlah gampang. namun atas permintaan tantra yang ingin mengurus keluarga kecil nya dengan tangan nya sendiri, maka jeffry hanya menurut saja.

dipeluknya sang bubu dari belakang sontak membuat tantra sedikit terkejut, dipukulnya pelan tangan si bungsu yang berada diperut nya.

"kau ini mengagetkan bubu saja, ohh~ tumben sekali sudah bersiap sepagi ini?"

bian menggesekkan hidung nya pada pundak sang ibu "hanya ingin meminta maaf" cicit nya membuat tantra menghentikan aktifitasnya lalu berbalik menghadap anak bungsunya.

diusapnya rahang tegas milik si bungsu yang pahatan nya mirip sekali dengan sang suami "meminta maaf untuk apa, sayang?"

"untuk semua nya, termasuk soal aku marah atas kehadiran dia untuk hadiah ulang tahun ku" tutur bian sembari menatap perut sang bubu, tantra tersenyum manis. diangkat nya dagu si bungsu.

"bubu mengerti, tidak apa jangan risaukan itu. bubu memaafkan mu tanpa bian minta" tantra mengecup sekilas tangan bian yang sedari tadi ia genggam, dibawa nya tangan itu tepat dimana calon adik nya berada.

"elus lah, dia akan memaafkan kalau calon kakak nya mengelus dan mengecup nya" tantra terkekeh melihat bian yang berjongkok menyamakan tinggi nya dengan perut nya yang sedikit menonjol itu.

Sayap yang hilang|| SabianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang