"berteriak dengan yang lebih tua itu ga sopan, sabian! apa bubu ajarkan kamu bersikap seperti itu?"
nafas tantra terengah-engah, ditatap nya 3 lelaki kesayangan nya yang sedang beradu argumen.
pagi ini, pagi yang mendung bagi semua orang di naungan atap rumah minimalis milik keluarga sabian. keributan antara jeffry dan sabian menyambut pagi buta layaknya ayam yang tengah berkokok.
"punya uang dari mana lo?"
sabian berdecak "lo pikir, gua ga bisa dapetin apa yang gua mau? motor? piagam? piala? dan hal kecil seperti apartemen terlalu mudah buat gua bang"
"materi yang gua punya, gua dapetin tanpa ada campur tangan papa. ga kaya lo. lo selalu dibanggain papa, dipuji, apapun tentang lo papa dan bubu selalu inget"
"terserah lo mau nganggep gua hasil nyuri, gigolo, atau apapun yang lo tuduhkan barusan ke gua, i don't fucking care about that"
sabian menggeret langkah kaki nya menuju kamarnya, kembali mengemasi barang-barang miliknya yang dirasa perlu untuk mengisi kekosongan apartemen baru milik nya.
tantra yang melihat sabian menapaki tangga demi tangga untuk kembali mengemasi barang milik nya, ikut membuntuti si bungsu ke kamar nya dengan berjalan tergopoh-gopoh.
"tantra!" suara lantang jeffry menghentikan langkah tantra, kembali membalikkan badan menghadap sang empu sembari menunjukkan wajah terkejut nya.
teriakan itu, tantra tidak menyangka.
"kau meneriaki ku? lagi jeff??" katanya tidak menyangka sembari memundurkan langkah nya disaat jeffry hendak merengkuh tubuh nya.
"bukan, bukan maksud ku-" tantra menggeleng pelan "dia itu, yang kamu bentak dan selalu kamu salah kan adalah anak mu jeff. anak kandung mu, tega sekali kamu menyuruh bian pergi dari rumah"
tantra mendekat ke arah jeffry "jeff, darah daging mu yang kamu usir barusan"
"bubu, bubu istirahat. nafas bubu ga teratur" meru memapah sang bubu untuk mendudukkan diri nya di sofa, mengelus dan menggenggam tangan sang bubu yang tampak kacau saat ini.
kejadian yang sama sekali tidak meru duga hari ini, membuat emosi semua orang terkumpul diruang keluarga kesayangan nya.
jeffry sang papa dengan terang-terangan mengusir adik nya dari yang selalu ia sebut rumah.
meru bingung, hanya karena sabian adik nya yang semalam tidak pulang dengan tega nya sang papa mengusir nya dari rumah.
meru yang baru bangun terkejut mendengar suara rusuh serta teriakan jeffry dan sabian yang sedang beradu argumen dibawah.
tanpa tau masalah nya, meru hanya berdiri mematung. tak terkejut dengan omongan sabian yang ngelantur pada papa nya, berbicara soal apartmen, mobil dan motor milik sabian yang sama sekali tidak diketahui keluarga membuat meru juga memojokkan adik bungsu nya itu.
sabian itu adik kecil meru,
adik yang selalu meru tuntun,
adik yang meru genggam setiap papa dan bubu marah,
adik kecil yang selalu gemetar sewaktu papa dan bubu mereka bertengkar kala umur sabian menginjak 3 taun dan meru 7 taun.
masalah yang sama sekali kedua anak kecil itu pahami, si kecil sabian harus menanggung panas nya makian bubu kala itu.
'kamu itu harus nya gak lahir, sabian'
'kamu menghancurkan mimpi keluarga kami'
'jangan panggil dia adik meru'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Teen FictionSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno