Pesta topeng

1.6K 98 0
                                    

pagi ini keluarga sabian disibukkan dengan acara beberes rumah, mengingat tidak adanya pembantu dirumah sebesar ini. sudah lama rasanya keluarga sabian tidak berkumpul dengan hangat seperti sekarang ini.

sabian dan bubu nya tengah membersihkan halaman depan, sedangkan meru dan papa nya membersihkan rumah bagian dalam.

"bubu?? ada yang lucu??"

tantra terus-terusan tertawa "liat wajah mu itu, penuh dengan tanah. kamu ini bebersih pot bubu atau mandi tanah sih sabian??"

tantra terus meledakkan tawa nya, sabian mengelap wajah nya yang kotor. meru yang keluar dari rumah karena mendengar suara tawa sang bubu yang tiada henti pun ikut tertawa melihat wajah sang adik yang penuh dengan tanah.

"lo abis nyemplung got? HAHAHA"

"PAH, liat!! si bian kaya ga punya air dirumah" teriak meru sambil tertawa membuat tantra mau tak mau ikut menertawakan si bungsu.

jeffry tergopoh-gopoh keluar, diliat wajah anak bungsu nya yang cemong akan tanah "anak kucing ini nemu dimana bu? mandiin dulu" kata jeffry bercanda.

"nemu di depan rumah barusan, habis kecebur got pa" saut tantra.

"meru, giring anak kucing nya ke wastafel. kita mandiin bareng-bareng"

meru mengangguk, menarik kera baju bagian belakang sabian layaknya mengangkat seekor kucing sungguhan "ayo pa, kita telanjangin" katanya sambil menenteng sabian.

"MERU, LO KIRA GUA KUCING??"

sabian merengek namun tak melawan keras, hanya menggerut sembari menghentikan tarikan di kera baju nya "abangggggg"

"bubu tolonginnn"

tantra tertawa keras melihat tingkah laku keluarga ini, hangat, ramai dan harmonis.

"aduh, sampai keram perut bubu" tantra mengelus perut besar nya, mendudukkan diri dibangku taman sesekali meringis pelan.

meru menghampiri sang bubu sedikit panik "buu, are you okai?" sembari ikut mengelus perut tantra.

tantra mengangguk lalu tersenyum "bubu gapapa, abang. sana lanjut beres-beres. udah lama kita ga kumpul gini kan buat beres-beres"

sabian mencabuti rumput, menata pot-pot bunga kesayangan bubu, menyirami dan memotong daun-daun yang telah habis dimakan ulat. dengan telaten ia mengubur dedaunan kering, disuruh bubu untuk buat pupuk alami, katanya.

tantra memperhatikan sekitar, diliat nya kebun dan taman nya sudah indah seperti dulu lagi. memperhatikan pekerjaan sabian yang begitu telaten, tantra pun tersenyum.

"sabian, sini nak" yang punya nama menoleh, berjalan ke arah tantra, mendudukkan diri disampinh sang bubu.

"bubu perlu bantuan?" tantra menggeleng, diusapnya peluh di dahi sang anak, diusaknya rambut lepek sabian yang hampir panjang itu.

"duduk sini, istirahat. biar papa dan abang mu yang menyelesaikan" sabian terkekeh, "pembantu kita sedang berusaha menjadikan rumah kita alat tempur bu" tantra ikut terkekeh pelan.

"berantakan" kata kedua nya bersamaan.

meru dan papa nya memang tak pandai beberes rumah. lantai disapu, tapi meja berantakan penuh sampah. tak heran jika tantra selalu memberi tugas membersihkan rumah untuk kedua nya belajar yang nama nya bebersih, bukan menjadikan rumah sebagai markas sampah.

sabian menatap perut sang bubu yang kian membesar, tantra yang tak sengaja melihat nya sedikit tersenyum. diambil nya tangan si bungsu untuk diletakkan pada perut nya, bian tersentak.

Sayap yang hilang|| SabianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang