Datang untuk pergi

1.4K 152 9
                                    

"dulu cintamu sederas hujan, tapi aku lupa sederas derasnya hujan pasti akan reda"

________________

pagi ini sabian bersiap untuk undangan sang papa yang tiba-tiba mengajak nya untuk menemui beberapa client perusahaan, jika kalian pikir sabian akan menolaknya mentah-mentah kalian salah.

justru pagi ini dengan senyum cerah sabian membenarkan posisi dasi nya. bersenandung kecil layaknya seorang anak yang akan diajak pergi ke taman bermain oleh sang papa.

sabian tidak menolaknya, tanpa berpikir panjang ia menyambut ajakan sang papa untuk menemui client nya.

sebenarnya sabian hanya seorang anak yang menurut apa kata orang tua nya, tidak pernah membantah. namun beberapa hal yang terjadi dalam hidup dan lingkungan keluarga nya membuat sabian menjadi seorang pembangkang yang bahkan berani mengambil langkah pergi dari rumah.

sabian itu, anak yang manis

"halo sayang? ada apa? tumben pagi-pagi heboh nelpon?'

"biiiiiiii~ kamu jadi berangkat ke kantor papa mu?"

"jadi sayang kuuuuuu, why?"

"ah engga, aku tanya aja. good luck yaa bibin kuuuu"

"hahaha, kirain ada apa. makasi yaa sayang"

"kamu ada kuliah hari ini? mau sekalian aku anter ga?"

"hngg? ada sih, cuma kelas siang kok. aku nanti minta anter abang aja. kamu kan ke kantor nya pagi ini"

"jadi ga perlu antar aku"

"kan bisa waktu makan siang, aku izin antar kamu dulu"

"no no no ya bibin, estha its okai kalo berangkat sendiri. takutnya kamu nanti sibuk dan dibutuhin sama papa di jam makan siang"

"kan kamu tau sendiri, kamu perioritas. papa juga kalo ada apa-apa di kantor, papa pasti panggil abang, bukan aku"

"jangan ah, kamu diperluin banget tau hari ini, firasat ku"

"ya udah, gapapa kan tapi? maaf yaa?"

"ga perlu minta maaf ah, udah yaa kamu jangan lupa sarapan. hati-hati dijalan, aku tutup dulu"

belum sempat sabian membalas ucapan perpisahan, kekasih nya itu sudah menutup telpon secara sepihak. ia terkekeh kecil, lalu kembali fokus dengan dasi dilehernya.

setelah siap dan melihat apa-apa yang melekat pada tubuhnya, sabian tersenyum bangga. ia segera turun untuk bersiap sarapan dengan roti bakar yang sudah ia masak sebelum ia bersiap.

"roti bakar mulu tiap pagi"

____________

kini sabian telah sampai pada gedung perusahaan meru dan papa nya rilis beberapa bulan lalu. gedung besar yang hampir mencakar langit ini membuat sabian takjub.

"hasil pencitraan papa, keren juga"

sabian melangkahkan kaki nya menuju ke arah resepsionis untuk menanyakan apakah papa nya sudah berada diruangan apa belum, setelah mendapatkan jawaban ia sesegera mungkin menuju lift untuk menemui sang papa yang sudah dari 15 menit lalu sampai.

terlambat, pikir nya

sabian mengentuk pelan, lalu membuka knop pintu. dilihatnya sang papa yang tengah membaca beberapa lembar kertas dengan seorang perempuan didepan nya kini menoleh ke arah sabian.

"masuk sini, duduk"

sabian mengangguk, ia dudukkan diri pada salah satu kursi kosong didekat papa nya. memandang serius pada tumpukan berkas didepan nya dengan penasaran.

Sayap yang hilang|| SabianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang