"gua bilang berhenti, lo dengar ga sih bang?!" teriak bian kesal yang duduk disamping kemudi.
entah bertengkaran yang awal hanya masalah sepele— karena bian tidak mau belajar mengenai perusahaan— membuat meru marah bukan kepalang.
sekarang ini kedua nya sedang berada di satu mobil milik meru dengan meru sebagai pengemudi nya, ia mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata yang membuat bian disamping nya berteriak kesal dan panik dalam satu waktu.
"GUA GA MAU MATI KONYOL, GOBLOK"
seakan tuli, meru semakin menambah kecepatan laju mobil nya. meru mengidahkan keinginan sang adik yang meminta nya untuk berhenti.
wajah pucat dari sabian bisa meru lihat dari ekor mata nya, ia tersenyum kecil melihat nya.
"mau lo apa?"
sabian mengangkat alis nya "GOBLOK, MAU LO YANG APA? LO KALO MAU BUNUH DIRI SENDIRI AJA ANJING, JANGAN AJAK GUA!"
"bisa lo pelanin gak, suara lo?"
"GAK! ANJING MERU, GUA BILANG STOP!"
"semakin lo naikin nada bicara lo, semakin gua tingkatin kecepatan mobil ini" sinis nya.
bian bungkam, ia tak mau mati konyol. dia belum siap untuk mati sekarang ini, dia belum mencapai apa yang dia mau dan inginkan dalam hidup nya.
'menikahi estha'
'membuat jamuan istimewa di resepsi nya'
'bulan ma-'"mau lo apa?" suara meru yang datar membuyarkan lamunan bian sekali lagi.
"bebas"
"lo udah dikasih secara cuma-cuma sebuah perusahaan besar milik papa, tapi lo tolak. dikasih ini itu selalu lo tolak, gak habis pikir gua sama jalan pikiran lo yang sempit"
bian terdiam, di pandang nya ke arah luar kaca mobil yang masih melaju kencang itu.
"gua mau bebas, sebebas lo yang gak perlu diatur mau kuliah dimana dan ambil jurusan apa. gua mau sebebas lo yang seenak nya ambil apa yang lo mau"
meru mendengus "seenak nya kata lo?"
meru mencengkram setir kemudi nya, menambah kecepatan diatas rata-rata seperti sediakala membuat bian tersentak panik.
"iya! lo selalu begitu meru, lo selalu seenak nya. lo ambil apa yang lo mau tanpa lo memperhatikan sekitar lo, bahkan perasaan adik lo sendiri ini meru!" seru bian menggebu.
"lo ambil bubu, lo ambil papa, lo ambil semua kasih sayang yang papa berikan. gua— gua seperti anak yang gak begitu diinginkan posisi nya meru! gua ini adik lo apa musuh lo, meru?!"
"MERE! JAGA UCAPAN LO!"
"APA? MERE?? LO MANGGIL GUA DENGAN NAMA ITU?" bian tertawa sarkas.
"PEDULI APA LO SAMA GUA? BUKAN NYA LO SELALU INGIN DIPANDANG OLEH SEMUA MATA? LO INGIN SELURUH DUNIA TAHU KALAU HANYA LO ANAK NYA PAPA?!!"
"LO MEMPERMALUKAN GUA DIHADAPAN SEMUA ORANG DIRUANG MEETING TADI MERU! DIHADAPAN MATA CLIENT-CLIENT LO DAN PAPA! MAKSUD LO APA MERU?"
"lo uda dapet semua nya meru, setidak nya kasih gua salah satu nya. gua gak minta seluruh milik lo" lirih nya dengan tarikan nafas yang berat.
"gua adik lo, gua mere adik lo" tangis nya pecah.
liquid bening yang bian tahan, kini luruh juga dihadapan sang abang. meru menatap bian sekilas, buku-buku kuku nya memutih mencengkram stir kemudi nya menyalurkan rasa sakit yang entah mengapa ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Novela JuvenilSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno