Harestha dan luka

1.5K 147 17
                                    

"meru, kenapa murung?"

"papi ngomong apa ke kamu?"

meru menggeleng "aku gapapa, kamu udah selesai siap-siap nya? gada yang ketinggalan?"

"sorot mata mu loh sedih, papi jo bilang apa ke kamu?"

lagi-lagi meru menggeleng "ayo pakai sabuk pengaman nya, kamu udah telat kuliah nya"

meru diam menatap jalanan didepan nya, sedangkan estha ikut diam. masing-masing tenggelam pada alur pikiran nya masing-masing.

"harus nya itu sabian, kamu kok bisa jatuh cinta dengan kekasih adik mu sendiri? ga habis pikir"

"anak saya itu, ga akan jatuh cinta lagi kalau bukan kamu yang buat dia jatuh"

"saya kenal anak saya sendiri, bagaimana dia mendamba seorang sabian. lalu tiba-tiba kamu datang sebagai kekasih baru anak saya?"

"kamu apakan hati anak saya, meru?"

meru hanyut dengan pikiran nya, semua perkataan joan dan tena terus berputar di otak nya.

"meru!" meru tersentak atas teriakan estha "kamu kenapa sih?"

"gapapa, kamu kenapa teriak?" estha mendengus "aku dari tadi cerita, ngeluh ke kamu dan kamu malah melamun?"

"maaf, pikiran ku lagi bercabang banget. kamu tadi cerita apa?" estha kembalikan mood nya, ia mengubah duduk nya untuk sedikit menghadap meru disamping nya.

ia berceloteh panjang, sesekali lemparkan tawa yng hanya ditanggapi dengan senyuman oleh meru.

"ah kamu ga asik, kamu kaya nya ga excited sama cerita ku"

"ga kaya sabian" lirih nya yang membuat meru menulikan pendengaran nya. tak mau dengar nama itu disebut.

"kamu tau kan, aku ga suka denger nama itu. apalagi keluar dari mulut mu" tegas meru berucap, ia remat stir mobil didepan nya, tanda sedang menahan amarah.

"kenapa sih? toh sabian adik mu--"

"dia bukan adik gua!"

"udah berapa kali gua bilang, dia itu sebuah kesalahan! jangan sebut nama dia didepan gua atau gua robek mulut lo?!" deru napas meru terdengar, aura nya mencengkam membuat estha sedikit ketakutan,

"sabian ga pernah bentak aku!"

"itu sabian, bukan gua! stop banding-bandingkan gua dengan anak pembawa sial itu! cape gua dengernya, ga lo, ga bokap lo, semuanya sabian! sabian! sabian!"

"JANGAN BENTAK AKU!"

"kamu disini juga salah! semua nya gara-gara kamu!"

meru menghentikan mobil nya, sedikit menepikan dibahu jalan agar tidak menghalangi kendaraan orang lain.

"ngomong apa lo?"

"semua salah lo!"

"aku ga mungkin pisah sama bian kalo ga karena lo! papi sama mami benci aku karena siapa? karena lo! yang patut nya dibenci juga lo! bukan sabian!"

tangis estha pecah, semua yang sesak didadanya segera ia lepaskan.

"lo juga salah, anjing. lo tinggalin anak gatau diuntung itu. syukur-syukur gua cinta sama lo!"

plakk

suara tamparan dipipi meru pertanda estha tengah marah menggebu "jaga bicara lo! lo yang nodain gua--" dada estha naik turun ungkapkan amarah nya,

"LO LECEHIN GUA MERU!"

"LO LECEHIN PACAR ADIK LO SENDIRI!"

"ANDAI MALAM ITU GUA NURUT MAMI BUAT STAY SAMA BIAN SAMPAI BIAN SADAR, ANDAI GUA GA NURUTIN LO BUAT JADI TEMEN CERITA KARENA GUA ANGGAP LO ITU BAIK! ANDAI.. ANDAI SEMUA NYA GA TERJADI!"

estha menangis keras, menyesali apa yang telah terjadi.

"lo lupa? anak yang dikandungan gua ini anak siapa meru? ANAK LO! ANAK DARI KESALAHAN LO! YANG AKAN BERNASIB SAMA SEPERTI SABIAN!"

"gua benci anak ini, kenapa? kenapa lo tega lecehin gua malam itu? kenapa lo tarik gua ke tempat kaya gitu meru? gua harus bilang apa ke papi dan mami atas perubahan mood dan tubuh gua? gua harus apa?"

"gua benci sama lo, gua terlalu kotor untuk terus sama sabian! cinta gua tetep ama sabian!"

tangis estha tak berhenti, semau yang diucapkan estha menggema ditelinga meru. pikiran nya kalut, ia pukul stir didepan nya.

harus nya malam itu ga terjadi, estha benar.

niat nya hanya menjadikan estha sebagai teman cerita, namun nafsu nya ingin memiliki dan merebut estha justru lebih tinggi.

malam itu terjadi, dimana estha menjadi milik meru baik luar dan dalam.

harum tubuh panas estha hanya meru yang tahu, semua nya yang meru tahu, sabian tidak pernah tahu.

meru menang karena dapat kan cairan estha, yang selama ini sabian jaga justru meru hancurkan.

cinta?

keluarga?

karir?

namun diri nya salah, salah dan menyesal,

harestha memang jatuh dipelukan nya, itu hanya karena benih yang ia tanam kini tmbuh didalam perut harestha.

harestha hamil, itulah kebenaran nya.

"lo bisa dapetin tubuh gua, dan lo ngerasa menang dari sabian? kalo mau hancurin sabian, JANGAN MASA DEPAN GUA JUGA LO HANCURIN!"

"lo jahat bangetttttt meruu, ya tuhann.."

estha memukul perut rata nya "gua benci semua nya, gua benci!"

"gua harus bilang apa ke papi dan mami? 1 minggu ini gua selalu murung! gua bingunggg"

estha terus memukul perut rata nya, meru mencoba menghentikan dengan memeluk tubuh kecil milik harestha. berusaha menenangkan diri harestha yang kalut.

"estha..."

"ayo aborsi, gada pilihan lain"

Sayap yang hilang|| SabianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang