estha berlarian di lorong rumah sakit, air mata nya luruh dengan begitu deras nya. langkah nya terhenti melihat seluruh keluarga sabian bahkan meru tengah berada diluar kamar inap milik sabian.
begitu ramai banyak orang turut menjemput dan mengantar kepulangan sabian yang tiba-tiba. ada estha bergemuruh, tak stabil nafas nya yang tersendat.
jo elus punggung sang anak, tena ikut memeluk tubuh ringkih estha. estha menangis dipelukan sang mami —tena.
"miiii~" tena mengangguk menenangkan sang anak yang tangis nya tak dapat berhenti.
estha melihat dari ekor mata nya, keluarga sabian yang tengah melihat nya heran.
estha lepas pelukan sang ibu, beralih menatap keluarga sabian itu dengan air muka yang sulit di tebak.
"saya estha, om mungkin sudah kenal. tapi saya izin memperkenalkan diri lagi namun sebagai kekasih sabian" kata estha dengan nafas nya yang terputus-putus akibat tangisan nya.
sebelum jeffry mengucapkan sepatah kata, pintu ruang inap sabian terbuka.
dilihatnya jemian dan juga jastara —sang ayah tersenyum kepada semua orang yang tengah berkumpul.
"jantung sabian kembali berdetak, juga sudah sadarkan diri. mohon untuk bergantian dalam menemani dan menjenguk ya? dia masih butuh istirahat cukup. kalau begitu saya tinggal terlebih dahulu"
jeffry dan tantra bernafas lega, keduanya ayunkan kaki melangkah memasuki ruangan inap milik si bungsu.
meru hanya melihat sekilas, tak berkeinginan untuk menemui sang adik.
estha dudukkan diri dikursi jaga "papi sama mami boleh pulang, estha disini aja nunggu sabian lagi ya?"
"beneran ga pulang dulu dek?? sabian udah baik, udah gapapa loh"
estha menggeleng "adek pulang dulu, ganti baju terus kesini lagi. masa ketemu pacar kumel begini?"
estha mendengus "mau adek sejelek apapun, sabian tetep sayang"
___________________
sabian dengan bantuan alat untuk bernafas kini sedang melihat kedua orang tua nya yang duduk disamping nya dengan saling menggenggam.
dilihat nya kedua raut wajah orang tua nya itu terbesit rasa khawatir, sabian tersenyum.
"sabian oke kok pa, habis ini juga ngurus kepulangan"
nada sabian begitu lemah terdengar, tantra mendekatkan wajah nya. tantra kecup lama kening sabian anak bungsu nya itu
"kamu bikin bubu khawatir, ada yang sakit sayang?" sabian menggeleng lemah sembari tersenyum
"sabian butuh apa?" kini jeffry ikut bertanya
"butuh estha"
hati kecil tantra meringis, sabian tak lagi butuh diri nya.
memang nya tantra bisa apa?
salah nya juga terlalu sibuk merawat si sulung, padahal bungsu nya jauh lebih parah.
disisi lain estha dan jemi sedang berbincang, entah membahas kesehatan sabian maupun kuliah mereka.
"jemi, sorry kalo sabian ngerepotin dan bikin lo bolak balik gini"
jemian terkekeh, dia sendiri tak masalah bila 2 minggu belakangan ini selalu mampir dan berjaga diruangan milik sabian. toh dia sendiri juga menjenguk enda nya disini, berada disamping kamar sabian yang koma.
"lo bilang kaya gitu udah 100x dari kemarin, santai tha. bian udah kaya sodara sendiri, dia juga gua jadiin kelinci percobaan" canda nya yang membuat estha tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
JugendliteraturSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno