tangis sabian pecah ketika semua orang meninggalkan ruangan nya, ingin rasanya menyangkal semua hal yang di dengar, dirinya lahir keran sebuah kesalahan, sebuah aib keluarga yang mengharuskan untuk dibuang.
sabian tak pernah menyangka hal ini adalah fakta nya,
yang mana diri nya lahir diluar nikah dengan status sebagai anak kesalahan papa dan selingkuhan nya, sabian kacau, sabian bingung..
namun lagi-lagi, sabian bisa apa?
"gua bisa apa? cuma bisa nangis kaya gini sambil bertanya-tanya siapa orang tua kandung gua?"
"kenapa tega buang gua gitu aja?"
sabian tutup wajah nya yang penuh air mata, sesekali meraung bingung tak tau arah dan alur kehidupan.
semua datang secara tiba-tiba,
cinta ya hilang
keluarga yang kurang
"besok kejutan apalagi dari semesta?"
pintu ruangan sabian dibuka, dirga datang dengan berbagai buah-buahan yang telah terkupas ditangan nya. dirga dan juga jastara mencoba acuh dan pura-pura tidak tahu jika sabian tengah menangis.
"bian sakit kenapa ga bilang enda? enda khawatir" dirga berusaha menahan isak tangis nya.
sabian membalikkan badan nya, menatap dirga dengan mata sembab nya.
"loh? bian kenapa nangis? mana yang sakit?"
sabian benarkan duduk nya, ditepuknya ruang kecil di ranjang nya untuk dirga duduk. dirga menurut ajakan sabian untuk duduk di sebelah remaja yang kini sudah lebih tinggi dari nya.
"mau peluk" lirik sabian membuat hati dirga mencelos, sakit mendengar suara lirih sabian yang terdengar merintih. dirga dekap tubuh besar sabian dipelukan nya, elus punggung sabian dengan sayang.
sabian peluk tubuh dirga erat, tumpahkan tangis nya yang meraung itu. jastara ikut mengelus lengan dirga yang tengah ikut tumpahkan tangis nya.
"ada enda disini, ada enda. sabian ga sendirian, nak"
"ndaa, sabian sebuah kesalahan.. sabian, sabian semenjijikkan itu sampai-sampai orang tua bian buang bian?" dirga menggeleng kuat,
dirga lepas pelukan nya, ditangkupnya wajah penuh airmata sabian "dengerin enda, itu semua ga bener. sabian bukan kesalahan, sabian bukan kesalahan, sabian nya enda bukan kesialan"
"bang meru bilang, sabian ini anak selingkuhan papa. sabian itu kesalahan paling fatal, ga seharusnya sabian ada dilingkungan kehidupan bubu dan bang meru"
"kenapa harus sabian sih nda? kenapa sabian yang disalahkan?"
tangis dirga pecah, dirangkul nya tubuh sabian dalam dekapan nya "sabian juga gamau lahir kaya gini, dilahirkan dari orang yang bian tau aja engga.."
"sabian ga marah, cuma sabian kecewa. kenapa sabian dibuang gitu aja?"
"sabian ini aib ya nda?"
dirga menggeleng "sayang, enda udah bilang. sabian bukan kesalahan, sabian bukan aib, sabian juga bukan sebuah kesialan. sabian anak hebat yang enda jumpai dan enda banggakan kok. sabian harus inget, sabian itu bukan kesalahan. yang harus disalahkan disini orang tua sabian"
"gada anak yang mau lahir seperti ini, sabian lahir tanpa dosa yang ga tau apa-apa"
"sabian ga salah"
tangis sabian mereda, namun pelukan dirga tak pernah ia lepas. ia hirup lamat-lamat aroma tubuh dirga yang menyeruak wangi nyaman bagi nya.
jastara yang sedari tadi melihat interaksi kedua nya tersenyum hangat, dielus nya pucuk kepala sabian yang masih setia menempelkan badan nya kepada sang istri--dirga.
"sabian anak hebat, om aja bangga"
__________________
"sabian mau apel lagi ga?" sabian menggeleng "ini aja belum habis"
jemian terkekeh "ndaa, bian jangan dicekoki mulu deh. mual anak nya kebanyakan buah"
"kalo mau cepet sembuh ya harus nurut, sabian bandel. semalem aja ga makan gimana mau sembuh"
"semalem makan kok--"
"halah, cuma sesuap itu bukan makan. tapi incip doang" jemian terkekeh "udah, jangan dijawab nanti malah kena sembur nyi roro kidul"
"jemiiii!!!!"
"iya iya ndaaaa, maaf"
sabian tertawa lepas "jewer aja ndaa, emang si jemi itu" kompornya yang dibalas sengitan maut oleh jemian.
"kamu juga sih, ayo habisin buah nya"
sabian kembali merenggut, memakan potongan apel ditangan nya yang sedari tadi malah terus bertambah.
"eneg kan? sini gua bantu tapi diem-diem aja" jemian ambil beberapa potong apel di piring yang ada ditangan sabian, ia makan dengan tergesah-gesah agar sang enda tidak mengetahui nya.
sabian terkekeh "thanks"
jastara memasuki ruang inap milik sabian, dilihat nya kedua remaja yang asik bercanda sedangkan sang istri repot mengurus beberapa dokumen dan berkutat pada laptop nya.
"bian boleh pulang kok, mau sekarang apa ambil besok pagi?"
sabian dan jemian alihkan pandangan ke arah jastara dan dirga bergantian "besok aja, takut drop lagi nanti bian sendiri dirumah" kata dirga tanpa menghentikan aktivitasnya.
"bian ikut enda aja, hehe"
dirga letakkan berkasnya di sofa, berjalan kearah sabian lalu mengelus pucuk kepalanya. ia bubuhkan kecupan hangan di pucuk kepala sabian.
"pulang kerumah enda lagi, ya?" sabian mengangguk
"jangan pikirin yang kemarin-kemarin, sekarang sabian milik kami. milik enda, ayah tara sama jemian" sabian tersenyum lalu mengangguk
sabian kini, punya arah untuk jalan pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Teen FictionSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno