Harga diri yang terluka

1.5K 101 5
                                    

suara barang jatuh terdengar dari suara sang anak, buru-buru tena dan joan menghampiri ke sumber suara. sudah lama anak bungsu mereka tak pulang karena urusan kuliah dan magang, sudah hampir 5 bulan rasanya.

tena dan joan yang lelah karena pekerjaan, kini terlihat tersenyum sumringah karena mendengar suara dari arah kamar si bungsu,

"pi.. estha pulang"

joan mengangguk antusias "tumben ga ngabarin? mau kasih kejutan itu anak mu. hahaha dasar, buah ga jatuh dari pohon nya, persis seperti kamu tena"

joan dan tena terburu buru mengetuk kamar si bungsu yang nyata nya terkunci dari dalam. tena dan joan tak bisa menyembunyikan raut bahagia dan rasa rindu yang membuncah di hati kedua nya.

"estha, dekk? kamu pulang?" joan mengetuk kamar sang anak, namun tak ada jawaban membuat nya terkikik geli.

"dekk, gausa bikin kejutan segala. udah ketahuan ini sama mami papi. kamu siapin kejutan nya riweh amat didalem sampe kedengaran suara berantakan nyaa"

tena dan joan tertawa gemas "pi? mi? kenapa?"

"eh bang, ini estha pulang. dia mau bikin kejutan tapi gagal. ngambek pasti anak nya didalem, gamau buka pintu diaa" cerita tena kepada si sulung, satria. kakak 7 tahun lebih tua dari estha.

"eh cill, bukaa! kangen ga sih sama abang?"

tak lama kemudian terdengar suara estha dari dalam "masuk aja mi, ga dikunci kok"

baik joan, tena dan satria kebingungan. lau mencoba masuk ke kamar si bungsu "astaga mii, ga dikunci loh dari ta-"

"ESTHAAAAA?!" suara teriakan tena membuat satria dan joan berhenti tertawa.

semua pandangan tertuju ke arah estha--tidak, bukan hanya ke estha. melainkan ke perut buncit yang sengaja estha perlihatkan dengan sedikit menyingkap kaos yang ia kenakan.

"ANAK KURANG NGAJAR! PULANG SUDAH BERBADAN DUA INI AJARAN SIAPA?!"

"BIKIN MALU KELUARGA SAJA KAMU, HAH?!"

"MAMI PAPI IZININ KAMU MAGANG DILUAR KOTA BUKAN CUMA BUAT INI, ESTHA? KAMU MAGANG?"

"magang seperti apa yang kamu maksud ini, nak??" joan menangis,

aura marah joan ta tertahan, anak bungsu yang ia rawat, dambakan dan sayang sekarang..

joan tak pernah membayangkan bahkan terbesit hal ini akan menimpa anak-anak nya.

tena menangis didekapan satria. tak berani ia sentuh anak bungsu yang ia rindukan.

estha menundukkan kepala nya takut, memilin ujung selimut disamping nya sembari menangis tanpa suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

estha menundukkan kepala nya takut, memilin ujung selimut disamping nya sembari menangis tanpa suara.

"maaf"

"maaf mi"

"maaf pi"

kata maaf yang sekarang mampu estha gumam kan sekarang, tak berani ia tatap mata keluarga nya yang sedang meraung menangisi nya.

"ajaran dan didikan mami papi mu ini salah dibagian mana nak? kenapa estha seperti ini? estha boleh lakuin apapun asal gak seperti ini"

"kejutan nya berhasil, berhasil bikin papi dan mami sangat kecewa dan gak tahu harus menangis seperti apa"

tena melepas pelukan nya dari satria "dek... kenapa jadi seperti ini? adek kenapa jadi gini?"

"harga diri papi rasanya udah gak ada harga nya lagi, anak yang papi sayangi, yang selalu papi awasi ternyata papi masih bisa kecolongan seperti ini"

"papi berbuat apa di masalalu? sehingga kamu menjadi korban seperti ini?"

joan menangis didekapan tena, tak ada tenaga lagi untuk marah dan meluapkan emosi nya dalam bentuk kekerasan. joan kalah, dia kecolongan.

"tena, saya minta maaf. mungkin ini kesalahan masa lalu yang mungkin saya tak sengaja buat. maaf, anak kita menjadi seperti ini" tena memeluk erat sang suami didekapan nya. tak tahu harus membalas perkataan joan seperti apa.

"pecundang mana yang ngehamili kamu"

estha dia tak menjawab,

"jawab abang, estha! lelaki brengsek mana yang menjadi ayah dari anak lo?!"

"gua abisin seluruh manusia yang lo kenal kalo lo gamau bilang siapa ayah nya!"

sontak estha tersentak,

"meru!" seru nya lantang,

_________________

tena mengusap pelan perut buncit estha didepan nya, masih berlinang air mata dengan joan dan satria disebelah nya.

"gua bunuh bajingan sialan itu didepan lo"

Satria Emmanuel Dysti(satria, abang estha)25 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satria Emmanuel Dysti
(satria, abang estha)
25 tahun



































halooooo heheheee

maaf yaaaa! baru banget update setelah 3 bulan(?) hiatus. lagi hectic banget ngurus kerjaan irl. tapi tenang aja, bakalan banya banget update nya untuk dibulan ini. kemungkinan juga bakalan ending dibulan ini kok hihi


stay tune! vote and comment yaa! tinggalkan jejak

Sayap yang hilang|| SabianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang