"sabian stop! aduh, muka gua uda belepotan kena ice cream ini lohhhhh!"
si punya namanya hanya tertawa,
"gua aduin enda lo yaa??!" katanya sambil berkacak pinggang, sabian terdiam,
gawat
sabian akan kalah telak jika berhadapan dengan enda nya itu.
"gitu dong, kan nurut seperti anak anjing yang lucuuu, EHH—"
sabian tarik pinggang ramping itu untuk duduk dipangkuan nya, sesekali mengusap bekas ice cream yang ia bubuhkan di wajah manis milik anarel sajingga, teman nya itu.
"ngomel mulu, duduk yang anteng. abisin ice cream nya, atau gua taro ice cream nya di muka lo lagi"
bibir narel mengerucut lucu membuat sabian tertawa gemas.
"ehem ehem, permisi.."
sontak sabian dan narel terkejut, narel berdiri sembari tersenyum canggung. "jemi.. hehe.. baru pulang?? sama yasa kah??"
"loh?? ada narel toh, dari kapan??" suara enda terdengar dari luar sembari menenteng beberapa belanjaan di tangan nya.
sabian tersenyum kikuk menghampiri sang enda, bergerak meraih beberapa tentengan enda nya itu
"sini nda, bian yg bawa"
enda memberikan beberapa tentengan itu ke sabian dan juga jemian "bawa ke dapur yaa? nanti biar bibi yang tata"
"terus cantikku yang satu ini sejak kapan dipangku sabian? hm?" kata enda sembari mencolek dagu narel.
narel tersipu lucu, menghampiri dirga lalu memeluknya dari samping "enda jangan gitu ah, maluuuu" dirga terkekeh, diusap dengan lembut kepala narel disamping nya.
"gapapa sayangg, tapi jangan aneh-aneh ya?? masa depan kalian masih panjang, masih bisa main-main, jalan-jalan dan ngelakuin hal-hal yang belum kalian coba"
"enda tau, mungkin sesekali kamu merasa takut karena mengira sabian jadiin kamu tempat dia lari, tempat dia berusaha untuk sembuh atau tempat pelampian kan??" dirga tersenyum lembut, dipeluknya dengan nyaman remaja kecil disamping nya itu, dikecup perlahan pucuk kepala narel.
"anak enda yang satu itu, gengsi nya selangit. kadang bilang a, kadang juga bilang b. plin plan banget kan anak nya?? dia butuh bimbingan, dia cuma butuh arahan, dan juga saran dari orang-orang disekitarnya.. tau sendirikan alesan nya kenapa??"
narel mengangguk "sabian ga pernah didengar dari kecil, dan bian cuma butuh didengar. benar enda??" dirga mengangguk kecil.
"mungkin kamu ketemu bian bukan di masa terbaik nya sabian, malah di masa terpuruknya. mau dibilang ga tepat juga tidak, mau dibilang tepat juga tidak. tapi.." enda menangkup pipi narel lalu tersenyum,
"berkat kamu, sabian mau bangkit. sabian jadi lebiu cerita dan enda sangat sangat berterima kasih sama kamu sayang. makasih yaa sudah mau ambil alih tugas kita semua buat bahagiain dia??"
narel peluk enda dirga dengan erat,
"tugas enda dan yang lain bukan narel ambil alih, tapi narel bantu sebisa narel"
"7 bulan berlalu, dan kamu bisa buat sabian sebahagia ini. gimana beberapa tahun lagi??" goda enda yang membuat narel tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Fiksi RemajaSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno