pagi ini dirga tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga nya, para maid turut membantu dirga walaupun sesekali dirga mengusir mereka secara halus,
"saya bisa, kalian kerjakan yang lain saja"
dirga sedari dulu tidak hidup bergelimang harta, hidup nya susah sebatang kara hanya bersama jemian--sang anak. kebiasaan hidup mandiri masih terus tertanam di diri nya walaupun sekarang sudah bergelimang harta milik jastara— suami nya.
dirga dulu seorang penyanyi malam yang terpaksa karena keadaan, biaya kuliah serta kehidupan di kota orang membuat nya mengahalalkan segala cara untuk bertahan hidup.
mulai dari berjualan koran, mengamen, kuli angkut barang hingga menjadi penyanyi malam.
"malu kalau harus pulang ke kota asal, ga bawa kekayaan malah bawa aib"
"ibu sama ayah udah gaada, saya sendiri. jadi boleh saya ikut? gapapa kalau memang harus bekerja seperti itu"
menjadi penyanyi malam bagi dirga sesuatu hal yang bisa disebut aib dan penyesalan, banyak lelaki hidung belang yang tidak senonoh memegang nya, ingin mencumbunya. namun dirga tetaplah dirga dengan pendirian nya.
"saya hidup untuk diri saya, segala cara saya lakukan tapi tidak untuk menjual tubuh saya"
"saya ga keberatan kalau memang harus menyanyi dan menari sexy. tapi tidak untuk tawaran menggairahkan di sebuah ruang gelap"
"saya mau dibayar lebih karena suara saya, bukan desahan yang seperti anda pinta"
dulu, banyak sekali tawaran untuk dirga agar menjadi kaya dalam sekejab. namun dirga ya akan selalu menjadi dirga, semua dalam diri nya harus ia jaga. kecuali malam itu,
malam dimana semua penyesalan dalam dirga selama hidup
malam dimana semua yang dirga jaga, hilang bagai diremas sang rembulan
malam itu, semua nya berjalan normal.
dirga setelah menyelesaikan tugas nya sebagai penyanyi malam, mendapatkan bayaran yang seimbang dengan usaha nya. bar ditengah kota malam itu ramai berkat nya, banyak tip yang dirga terima malam itu.
banyak angan dibenak dirga untuk uang itu, membayar kontarakan, kuliah, uang panti dan biaya bulanan untuk nya bertahan hidup. tak banyak memang penghasilan nya, namun malam ini menjadi peluang bagi dirga untuk melunasi biaya pendidikan nya.
"tunggakan kuliah bakal beres, uang panti juga udah. sisa nya bayar kontrakan sama makan"
katanya di perjalan pulang dengan jalan kaki.
kontrakan dirga dan tempat bekerja nya lumayan jauh, dirga memang berangkat menggunakan ojek online namun larut malam seperti ini siapa yang masih menerima orderan?
dirga tipikal seseorang yang parno, jelas ojek online masih setia menunggu orderan. namun diri nya sendiri yang takut, dengan dress mini yang tidak sesuai gender nya dan cardigan tipis yang ia kenakan untuk menutupi tubuhnya membuatnya takut untuk memesan ojek online.
takut di perkosa, batin nya.
salahkan kecerobohan dirga malam ini, biasanya membawa pakaian ganti tapi malam ini dia lupa. mana mungkin dia pakai baju dinas organisasi di kampus nya? bisa mencoreng nama kampus nya.
malam itu masih ramai, banyak sekali kendaraan berlalu lalang. tidak seperti biasanya.
sial nya beribu sial, dirga melihat seseorang yang tak asing sedang duduk jongkok di sebuah halte tak jauh dari tempat nya. kening dirga menyerngit,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Teen FictionSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno