sabian berlarian dilorong kampus, membiarkan bahu nya sedikit menabrak orang-orang yang berada disekitar nya.
pagi ini setelah kelas, jemian menelpon. mengatakan bahwa enda dirga sudah sadarkan diri, senyum membuncah kini menghiasi wajah tegas milik sabian itu.
ia mengendarai motor dengan cepat, menerobos jalanan yang lumayan padat dihari kerja seperti ini. harestha dijok belakangnya ikut tersenyum, tak pernah melihat sang kekasih sebahagia ini sebelum nya.
"pelan! enda nya jemi baru bangun, ga lucu kalo kita yang gantiin tidur"
sabian tertawa "sayang, gatau kenapa tapi rasanya seneng banget denger kabar nya"
sabian dan estha berjalan menyusuri lorong rumah sakit, dengan senyum tipis terpatri di wajahnya ia membuka pintu ruangan dimana enda jemian dirawat.
"upss.." sabian kembali menutup pintu ruang inap itu, hal tersebut membuat tanda tanya dibenak estha "kenapa? kok ditutup lagi?"
sabian tertawa "om jastara dan om dirga lagi kissing"
tawa kedua nya menggema, tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan jemian dengan tawa canggung nya "sorry ya? ayah sama enda lagi gituan didepan kalian"
sabian menggeleng "kita yang minta maaf. harusnya ketuk pintu dan ga nyelonong sembarangan"
"ayo masuk, enda mau ketemu sama jagoan yang bantu gendong beliau waktu itu"
sabian memkul lengan jemian "berlebihan lo"
pintu yang tadinya tertutup. kini terbuka lebar kembali. sabian melihat tubuh kurus yang selama ini matanya tertutup kini melihatnya dengan ekspresi yang tidak bisa sabian tebak. antara kaget dan bahagia (?) mungkin.
dilihat nya dirga menggenggam tangan jastara dengan erat. jastara hanya mengelus pelan punggung tangan sang istri untuk menenangkan nya.
"sayang.. ini sabian, yang bantu jemi gendong dan bawa kamu saat kejadian itu"
dirga kembali melihat jastara dan sabian bergantian "sabian, sini mendekat" sabian tersenyum kikuk namun berjalan mendekati brangkar enda dirga.
"halo om..? saya sabian, ini kekasih saya. harestha" estha yang nama nya disebut kian ikut mendekat. "bagaimana kabarnya om? sudah lebih baik?" tanya estha setelah ia mendekat ke arah dirga yang hanya dijawab anggukan dan senyuman kecil.
senyuman kecil yang membuat sabian seketika teduh dan nyaman melihatnya.
"terima kasih ya, sabian?" kata dirga pelan
suara nya begitu pelan mengingat keadaan nya yang belum pulih sepenuhnya, sabian mendekatkan tubuh nya atas pinta dirga.
tanpa sabian sangka, dirga menarik pelan tubuh sabian mendekat untuk ia rengkuh. sabian yang tadinya terkejut, kini menyamankan posisinya dalam pelukan dirga. dirga elus pelan punggung kekar sabian,
"terima kasih banyak, terima kasih ya, sabian sayang"
tangis sabian luruh
apa tadi?
sabian sayang?
dirga yang merasa pundaknya basah dan bahu sabian yang sedikit bergetar, bingung dibuat nya. ia menepuk pelan punggung sabian, mengelus surai legam sabian yang sedikit lepek, sedikit ia bubuhkan kalimat penenang untuk sabian.
"hei, saya oke dan sudah merasa baik-baik saja. jemian loh ga nangis, kenapa kamu nangis?" tanya dirga. ia tangkup wajah sembab sabian. yang didapat hanya gelengan pelan yang membuat estha dan jemian tertawa.
"pacarku emosional, maaf ya om"
dirga tertawa "sabian mau peluk saya lagi?"
sabian mengangguk
ia mau peluk itu lagi
sabian baru tau rasanya pelukan seseorang yang lebih nyaman setelah estha, sang kekasih.
jemian yang melihatnya tersenyum, begitu pula jastara dan juga estha.
mereka tau, sabian rindu pelukan sang bubu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap yang hilang|| Sabian
Teen FictionSabian itu, tidak pernah membenci papa. _______________ #1 in jenonctdream #1 in angst #1 in bxbnct #1 in taeyong #1 in jaeyong #1 in jaeyongfamily #1 in nct #1 in bxb #2 in jenonctdream #2 in bxbnct #2 in leejeno