Mikaella menatap malas gadis di depannya yang sedang memasang wajah memohon.
"Mikaa, tolong dong," pintanya.
"Nggak!" tolaknya.Fjhjenatap tidak percaya pada Izumi, yang benar saja dia harus melakukan itu.
"Lo gila apa gimana? Gue deket aja enggak sama dia, terus Lo tiba-tiba nyuruh gue tanya ini itu ke dia? Yang bener aja Lo!" decak Mikaella.
Mikaella sungguh tidak paham dengan jalan pikiran gadis di depannya ini, entah ada apa dengannya sehingga meminta Mika untuk melakukan hal yang sangat aneh itu.
"Masa kamu nggak mau sih! Itu 'kan perkara gampang!" protesnya.
Mika menatap datar wajah Izumi yang sedari tadi ada di depannya itu. "Kalau memang gampang, kenapa nggak Lo aja yang ngelakuin sendiri?" tanyanya.
Gadis itu terdiam sejenak, sedangkan Mikaella hanya menatapnya malas sembari memainkan jepit rambut di sisi kanan rambutnya.
Lalu Izumi menjawab, "Ya karena cuma kamu yang bisa! Kamu sekelas sama dia, kamu pasti bisa liat apa yang dia lakuin setiap hari."
"Dih, nanti yang ada gue di cap sebagai penggemar rahasianya dia lagi. Nggak, tetap nggak mau!"
Izumi yang mendengar itu seketika mengubah mimik wajahnya, yang tadinya memelas kini berganti dengan ... ah entahlah, sulit dijelaskan, Mika tidak bisa mendeskripsikannya dengan jelas.
Lalu ia bersuara. "Kamu kok gitu banget, katanya kita temen. Bukannya temen selalu membantu? Kaya aku sama Izora yang selalu bantu kamu. Tapi kamunya baru aku mintain tolong sekali, responnya udah gitu," tuturnya.
Mika menatap gadis itu heran, hey kenapa seolah-olah Izumi membuatnya seperti orang yang tidak tau terimakasih dan berhutang budi.
Dengan menghela napas, Mika akhirnya menyetujui permintaan aneh Izumi. Dia tidak mau di cap sebagai orang yang tidak mengenang budi.
"Ck, iya-iya. Gue mau," jawab Mika.
Izumi yang mendengar itu tentunya amat sangat bahagia, dan hal itu dapat dilihat dari senyuman di wajahnya. Kemudian ia menegakkan tubuhnya sembari menepuk-nepuk roknya seolah-olah terdapat debu yang menempel.
Usai pamit pada Mikaella, ia berjalan dengan anggunnya meninggalkan kelas XI IPS 2, seolah-olah tidak terjadi apa-apa di sana.
Mika tentu heran dengan tingkah lakunya.
"Beneran punya kepribadian ganda apa gimana si Izumi, tadi kaya antagonis, lah sekarang jadi princess lagi," gumamnya.
Mika memperhatikan Izumi yang berjalan dengan anggunnya, dan dengan ujung matanya ia dapat melihat Gamaliel juga tengah menatapi Izumi, sedangkan Izumi melemparkan senyuman saat tau ia ditatap oleh Gamaliel. Tentunya seusai mendapatkan senyum itu, Gamaliel langsung mengalihkan matanya dari sosok Izumi.
Tentu membuat Mikaella tambah kebingungan dibuatnya.
"Ini ada apa sih anjir?"
•••••
Sudah tiga hari sejak Izumi menemui Mikaella, namun sampai detik ini, belum ada progres yang Mikaella lakukan. Ya jangan salahkan Mika, dia tentu bingung harus bagaimana untuk melakukan permintaan Izumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Teen FictionNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...