Laurensia Moana, gadis yang akrab disapa Lauren itu kini menatap sang teman dengan pandangan malas.
"Ck, udah cakep Za. Memang sepenting apa sih cowok yang mau Lo samperin itu? Kayak mau ketemu presiden aja Lo," tuturnya.
Sedangkan gadis yang dimaksud masih sibuk memoles bibirnya, abai dengan ocehan Lauren. Selesai dengan bibirnya, ia lanjut mengelus rambutnya yang sudah tertata rapih hasil karya sang hairstylist salon.
"Yang ada tu cowok kabur liat Lo, Za. Dikira tante-tante girang yang ada Lo mah," sindir Lauren.
"Ck, Lo bisa diem nggak sih? Berisik tau nggak."
Lauren berdecak, "Ya Lo udah siap-siap dari satu setengah jam yang lalu, lho. Terus sampai sekarang belum juga selesai, kapan kita berangkatnya coba!"
"Gue harus tampil oke buat Miel, Ren. Mana mau dia sama gue kalau gue kucel," balasnya.
"Heleh, memang kalau pun Lo dandan heboh kayak mau ke acara award gini, dia bakal respon Lo? Mana ada mantan terpesona sama mantan," cibir Lauren.
Sang empunya mendengus, "Nggak ada yang bisa nolak pesona seorang Maeza."
Maeza berdiri dari duduknya, berjalan keluar meninggalkan salon kecantikan yang menjadi tempat singgahnya kurang lebih satu setengah jam yang lalu. Lauren berdecak malas dan mengikuti langkah gadis itu, saat keduanya telah berdampingan, Lauren melirik penampilan temannya ini.
Dress mini dengan panjang beberapa senti di atas lutut berwarna silver dengan pita di pinggangnya. Jangan lupakan heels senada yang cukup tinggi, rambut hitam dengan ombre di ujungnya yang ditata sedemikian rupa. Semua itu membuat Lauren geleng-geleng kepala.
"Lo yakin mau pakai dress sependek itu? Mana lagi Lo lebih riweh dari yang mau tampil," katanya.
Maeza menghentikan langkahnya dan menatap Lauren. "Why not? Gue bakal bersinar malam ini, sekalipun gue nggak hadir buat tampil di panggung," balasnya.
Kemudian ia menghentikan sebuah taksi dan tanpa berlama-lama, mereka pun berangkat menuju sekolah mereka.
•••••
Mikaella menatap dirinya di cermin full body yang ada di back stage saat itu. Lama ia menatap dirinya sendiri, mengundang tatapan heran dari Steva yang membantunya bersiap-siap.
"Kenapa sih Mik? Ada yang aneh kah?" tanya Steva.
Mikaella menggeleng. "Nggak ada sih yang aneh, tapi ... harus banget gue pake ini?"
Steva menatap Mikaella, merasa tidak paham dengan ucapan gadis itu.
"Yaa memang kenapa? Cantik kok, nggak ada yang salah," ujar Steva.
Mika kembali menilik penampilannya di cermin, sebuah midi dress tanpa lengan berwarna putih dipadukan dengan cardigan lilac melekat dengan apik di tubuhnya. Rambut sepunggung miliknya dikepang menjadi satu, dihiasi dengan bunga-bunga kecil yang senada disela-sela kepangannya dan poninya dibuat bergelombang dan terurai di kedua sisi.
"Wihh cakep banget." Terdengar sebuah suara dari belakang mereka.
Ternyata itu adalah Chellsy yang baru saja memasuki ruang back stage.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Novela JuvenilNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...