🥭AKPM 1 : Dia, Gamaliel🥭

55 13 2
                                    

Mikaella Arellda, kini dengan sebuah kertas berisi nama-nama di dalamnya.

"Mana sih orangnya anjir. Tinggal satu biji lagi padahal," keluhnya.

Ia menatap kertas dengan beberapa sudah terceklis, menyisakan satu nama yang kini sedang dicarinya, Gamaliel Ixander.

"Eh Mik, kamu cari Gama 'kan?" Tiba-tiba seseorang berkata pada Mika.

"Ahh, iya-iya. Lo tau di mana Sher?" tanyanya pada gadis di sampingnya.

Gadis itu mengangguk. "Tadi aku liat dia di depan kantor sama temen-temennya, itu loh kantor yang depannya ada pohon mangga," ujarnya.

"Ohh, makasih yaa," ucapnya sembari mengacungkan kedua jempol.

"Byee Sherra!"

Mika pamit sembari melambaikan tangannya pada gadis bernama Sherra itu dan hanya dibalas dengan lambaian tangan pelan oleh Sherra.

Mika melangkahkan kakinya menuju tempat yang tadi disebutkan oleh Sherra. Sampai di sana, ia dapat melihat orang dicarinya kini tengah bersandar sembari terpejam di pohon mangga yang sangat dijaga oleh sang Kepala Sekolah. Rupanya, Gamaliel juga tidak sendirian, ada tiga pemuda yang menemaninya dengan dua diantaranya ada di dahan pohon mangga itu.

Kala Mika tiba dihadapan mereka, para pemuda itu mengalihkan atensinya pada Mika.

Salah satunya berkata, "Wihh, cewek ke sebelas nih."

"Siapa namamu manis? Silahkan nyatakan perasaannya ke Gamaliel. Dia gitu-gitu denger loh," lanjutnya.

Mika menatap aneh kepada kedua pemuda itu. "Apa sih anjir, perasaan apa pula," cibirnya.

Pemuda itu mengedipkan matanya berkali-kali. Sedangkan temannya sudah turun dari dahan dan berjalan menghampiri Mika.

"Aduh cantik, nggak usah gimmick deh. Ayo nyatakan lah perasaan mu," ujarnya sembari meletakkan telunjuknya di dagu Mika.

Plak!

Tangan itu ditepis oleh Mikaella. "Gimmick matamu! Gue ke sini mau ngasih tau sama yang namanya Gamaliel, dia sekelompok sama gue buat tugas presentasi, gue mau dia temuin gue di perpustakaan sehabis istirahat!" perintahnya.

Pemuda di depan Mikaella itu menunjukkan dirinya sendiri. "Lah gue Kiano, bukan Gamaliel," celetuknya.

"Ho'oh, gue juga bukan, gue Gapin anjir," sahut yang satunya.

"Ogeb! Berarti yang dia maksud ya bukan kalian lah!" amuk seorang lagi yang baru bangun dari tidurnya.

Mika melirik kearahnya. "Lah si Gema beruang kutub ternyata," gumamnya.

Gema Darendra, pemuda yang baru bangun dari hibernasinya, eh maksudnya dari tidurnya itu menatap Mika dengan mata yang masih menunjukkan tanda-tanda ngantuk.

"Udah lah ya, pokoknya bilangin. Awas kalau dia nggak datang nanti, gue gantung kalian di pohon mangga ini!" ancamnya.

Usai berkata demikian, ia berlalu dari sana sembari menatap kertas di tangannya, terlihat sedikit bergumam juga.

Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang