"Kalian ...."
Mika terkejut dengan orang-orang yang ada di depannya ini. Ia tidak menyangka akan bertemu mereka di sini. Terlihat seorang pemuda dan dua gadis di sana, tengah menatapnya bagai Mika baru saja melakukan kesalahan besar.
"Waduhh, kemarin nolak. Ternyata diam-diam nge-date ya? Ngeri juga ya Mik."
Mika membalas, "Nge-date apaan coba? Gue cuma jalan-jalan biasa aja. Tanya aja sama mereka!" Mika menunjukkan keempat pemuda yang sejak tadi bersamanya. "Ya kan?"
Kiki berdeham. "Ekhem, iya sih jalan-jalan. Tapi harus banget ya begini?" Kiki menunjukkan sebuah foto berisi Mikaella dan Gamaliel yang sedang menerbangkan pesawat kertas.
"Ki, jangan mulai!" tegur Gamaliel.
Gavin ikut memanaskan keadaan. "Ya jangan ngamuk lah, El. Panik banget, takut ketahuan kah?" ledeknya.
"Sumpah! Lo berdua pengkhianat!" teriak Mika kesal.
"Cuma Gema yang dipihak gue," ucapnya sembari menatap Gema.
Tapi tanpa disangka-sangka, Gema malah ikut memamerkan foto di mana Mika tengah merapihkan rambut Gamaliel.
"Omagaa! Gem! Fotoin terus kirim ke gue sekarang!" pekik salah satu dari mereka.
Sedangkan dua lainnya menatap jahil Mika.
"Jadi Mik? Lo nggak mau jelasin ke kita gitu?" goda mereka."Sumpah! Lo berdua ngeselin banget!" geram Mika.
Keduanya tertawa terbahak-bahak melihat raut merajuk Mika. Ia bersedekap dada sembari memalingkan wajahnya, enggan menatap mereka. Ia berpaling ke arah lain, tepat pula mengarah ke tempat Gamaliel berada. Jadi ia dapat melihat Gamaliel yang memandang datar teman-temannya itu. Sayangnya yang ditatap malah tertawa meledek, sedangkan Gema sendiri tidak peduli.
"Udah lah Yo, Chell. Liat anaknya ngambek tuh," tutur Gavin.
Yap, kedua orang dihadapan Mika itu adalah Zio dan Chellsy, dan gadis yang sedang mengamati foto-foto itu adalah Felly.
"Jadi, ngapain Lo Mik?" tanya Zio lagi.
Mika masih enggan menjawab, dia bahkan semakin memalingkan wajahnya.
Kiki akhirnya menjelaskan alasan mereka ada di sini bersama Mikaella. Tentunya dengan bumbu-bumbu meledek Mikaella dan Gamaliel, yang semakin membuat Mika kesal. Jadilah dia bangkit dan menyeret Gamaliel bersamanya.
"Dah lah, pergi aja kita. Males gue di sini," ucapnya.
Gamaliel juga pasrah mengikutinya karena sejujurnya dia juga malas ada di sana. Sangat mengesalkan sekali wajah Kiki dan Gavin yang terus menggodanya.
Tentunya kepergian mereka mengundang senyuman jahil dari teman-temannya.
Kiki berkata, "Kayaknya kita satu pikiran."
Dibalas anggukan oleh Zio. "Yoi bro."
Chellsy dengan semangat membuka kipas miliknya. "Ikutin ngga sih? Sayang kalau nggak diikutin," sarannya.
Akhirnya mereka semua, kecuali Gema yang lebih memilih tinggal di sana dan tidur pun pergi mengikuti Gamaliel dan Mikaella.
•••••
Kini Mika dan Gamaliel terpisah dari mereka. Keduanya saat ini berada di area taman bunga yang indah. Mika sendiri telah melepaskan genggaman tangannya pada Gamaliel dan berlari riang menghampiri satu persatu bunga yang ditanam.
Gamaliel bertanya kala melihat Mika terus-terusan tersenyum sembari menyentuh kelopak bunga itu. "Sesuka itu Lo sama bunga?"
Mikaella menoleh dengan senyuman yang masih secerah sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Teen FictionNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...