Mika kembali menemui Kiki dan Gavin di tempat sebelumnya. Ia kembali mendudukkan dirinya ditempatnya tadi. Kemudian melirik Gamaliel yang masih terpejam.
"Ini dia memang suka gitu?" tanyanya pada dua pemuda yang asyik dengan mangga mereka.
Kiki menghentikan kegiatan dan menjawab, "Memang gitu. Biarin aja, dia memang suka tidur di sini sejak kelas XI."
Mika mengangguk paham dan mulai meraih lagi buah mangga lalu membukanya.
"Lo ngomongin apa tadi sama si cewek itu?" tanya Gavin.
Mika mendongak menatap Gavin. "Ohh gini. Tadi dia minta tukar jadwal sama gue. Gue bilang sih tanya dulu sama yang lain, soalnya dia juga nggak diizinin gitu buat keluar malam di jam-jam kita tampil," jelasnya.
Kiki terlihat tidak setuju. "Gimana ya. Harusnya itu tuh kalau nggak darurat banget nggak akan dikasih izin sama Kak Reyvan. Lagipula daftar orang-orang yang tampil udah ada di tangan panitia, kalau diubah lagi otomatis rancangan acara di panitia juga harus ubah dong," tutur Kiki.
Gavin yang mendengar itu kemudian berkata pada Mikaella, "Lo bilang deh ke dia Mik. Lagian harusnya kalau mau ngubah tuh dari pas rundingan dong. Kalau gini 'kan ngerepotin banyak orang."
"Bener tuh," sahut Kiki.
"Memang dia kenapa sih pengen tukaran jadwal sama Lo? Sedangkan dia aja nggak diizinin keluar di jam-jam segitu."
Mika berpikir lama, apa dia harus memberitahu sebabnya? Tapi apa alasannya nanti jika ia tidak menjawab jujur?
"Alah paling mau modusin El," celetuk Gavin.
Mika jelas terkejut dengan celetuk itu.
Kiki terkekeh. "Dari ekspresi Lo ternyata bener ya?"
"Kami jelas tau, karena ini bukan satu dua kali kejadian, Mik."
Kiki dan Gavin tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Mika yang cengo karena hal barusan.
Bagi mereka berdua, itu adalah hal yang sangat mudah sekali tertebak. Sejak dulu sering terjadi, bahkan saat status Gamaliel masih punya pacar pun begitu.
"Kalian jangan bilang-bilang ya," pinta Mika.
"Memang siapa sih Mik?"
Mika menunjukkan foto Izumi dan mulai menjelaskan siapa sosoknya itu, semuanya berkat desakan dari Kiki dan Gavin.
"Gue kayak nggak asing deh sama mukanya," kata Kiki.
"Kelas XI IPA 1? Berarti sekelas sama Gema," ucap Gavin.
Mika sih hanya mengangguk-angguk saja, memang tepat apa yang dikatakan mereka.
Kemudian kedua orang itu memperhatikan lekat-lekat foto si gadis di ponsel Mikaella.
"Kalau diliat-liat, dia ini sebenarnya bisa nggak sih ngimbangin tipe ideal si El?"
"Yang sekelas perfect human itu?"
Mika hanya mendengar saja, dia tidak paham dengan apa yang dibahas oleh kedua pemuda itu. Tapi satu hal membuatnya penasaran, soal Gamaliel dan tipe idealnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Teen FictionNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...