Jantung Mikaella berdetak 'tak karuan kalau namanya diserukan oleh MC. Dirinya menggenggam tangkai bunga-bunga itu dengan erat.
Gamaliel yang sudah lebih dulu melangkahkan kakinya menaiki panggung, berbalik menatap sosok Mikaella yang masih terdiam di tempatnya.
"Lo mau naik apa kagak? Orang-orang udah nungguin," ujar Gamaliel.
Mika menatap sosok pemuda yang sudah membawa gitar miliknya itu, sedikit ragu untuk melangkah. Kemudian tersentak kala sebuah tangan terulur di depan wajahnya.
"Manja banget Lo minta di jemput. Buruan!"
Entah bisikan dari mana sehingga membuat Mikaella menyambut uluran tangan yang lebih besar dari miliknya itu. Kala tangannya telah digenggam oleh Gamaliel, keduanya masih diam sama-sama memperhatikan kedua tangan yang bertaut itu.
Sayangnya itu tidak bisa terjadi selamanya. Sang MC menegur, "Eee Kakak-kakak sekalian, nanti dulu ya parodi Drakornya, ini waktunya sempit soalnya."
Keduanya sontak mengalihkan perhatian dari tautan tangan itu, namun tidak melepaskannya hingga mereka bersama-sama melangkah menaiki panggung. Kedatangan keduanya disambut dengan sorakan disertai tepukan tangan, dan Mikaella dapat mendengar teriakkan menggoda dirinya yang berasal dari teman-temannya.
Kiki, Gavin, Chellsy dan teman-temannya yang lain telah bergabung bersama para penonton di sana, membuat Mika mendengus kala mereka memasang ekspresi menggoda.
"Nggak berakhlak banget jadi temen," gumam Mika.
Gamaliel pun jelas bisa melihat teman-temannya itu, ia menatap datar pada orang-orang yang terlihat puas melihat dirinya ada di sini bersama Mikaella. Gamaliel melirik Mikaella yang memasang ekspresi kesal menatap teman-temannya. Tidak ada yang mereka lakukan, hanya sama-sama diam tanpa berniat memulai.
Makin menjadi-jadi kala Mika ikut menolehkan kepalanya dan berakhir menatap netra yang dihalangi kacamata milik Gamaliel.
"Ekhem! Kak Mika bisa dimulai dong acaranya." Naya lagi-lagi harus menyadarkan dua sejoli ini.
Di area penonton, Kiki dan Gavin terkekeh melihat tingkah kedua orang itu. Bisa-bisanya mereka tidak sadar sekitar karena terhipnotis netra masing-masing.
"Itu si El terpana tuh," celetuk Kiki masih dengan kekehannya.
Steva dengan bangga berkata, "Iya dong, 'kan aku yang milihin baju."
Berbeda dengan reaksi mereka, di area lain yang cukup jauh dari tempat Kiki dan teman-temannya berada, Maeza dan Izumi terlihat tidak senang.
Maeza semakin meremat boquet ditangannya, matanya 'tak pernah lepas dari kedua orang yang kini telah mendudukkan diri di kursi yang telah disiapkan.
"Gue kira si Gamaliel itu tampil sendiri, ternyata sama cewek. Mana cantik lagi," celetuk Lauren tanpa memikirkan perasaan temannya itu.
Maeza memandang sinis sosok Mikaella. "Cantik? Bagi gue nggak ada yang lebih cantik dari gue."
Lauren hanya merotasi matanya malas, ia lebih memilih menyaksikan kedua sejoli di depan sana.
Sedangkan Izumi terlihat menatap Gamaliel dengan pandangan lekat. Tidak berpaling sedikitpun, terus memperhatikan gerak-gerik mereka.
"Harusnya aku yang di sana!" gerammya.
"Andai Mika nggak gabung, pasti aku yang bakal di sana!" racaunya.
Namun, yang bisa dilakukan Izumi hanyalah berandai-andai.
Kedua gadis emosi itu sama-sama menatap sinis sosok gadis yang kini tengah berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Teen FictionNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...