🥭AKPM 24 : Mereka yang Mengungkap (2) || Ending🥭

1 1 0
                                    

Gamaliel menatap jengah pada gadis yang 'tak kenal lelah terus menerus mengganggunya.
Ia menghela napasnya mendengarkan ocehan yang sangat tidak penting menurut Gamaliel, mereka ada di perpustakaan. Kali ini Izumi beralasan ia dimintai tolong oleh pengawas perpustakaan untuk merapikan buku-buku yang ada di sana, dan ia berkata kalau Gamaliel juga diminta membantu, namun saat sampai tidak ada tanda-tanda guru yang meminta bantuan mereka, bahkan setelah setengah jam mereka di sini.

"Yang ini buku sains, kamu tau aku punya jilid tiga sama empatnya di rumah," oceh Izumi.

Ya iya lah, Lo 'kan anak IPA! batin Gamaliel menjerit.

Lama kelamaan, Gamaliel bosan. Ia bangkit tanpa peduli lagi dengan gadis itu. Lusa Izumi mengikuti Gamaliel kemana pun, kemarin dia berkata tukang kebun sekolah meminta bantuan Gamaliel untuk memangkas tanaman, dan hari ini, menyusun buku di perpustakaan. Yang benar saja!

Melihat Gamaliel yang pergi, Izumi meninggal begitu saja rak buku yang sudah diacak-acak olehnya sendiri, mengejar sosok Gamaliel.

"Gama tunggu! Kan belum selesai!" panggilnya.

Gamaliel menghentikan langkahnya dan menatap malas gadis itu.

"Lo maunya apa sih? Dari lusa! Lo selalu ngikutin gue, Lo nggak tau gue sibuk?" decaknya.

Gadis itu menunduk. "Kan aku pengen deket-deket terus sama kamu, biar kamu suka sama aku. Kamu tau 'kan aku suka sama kamu," cicitnya.

"Lo bukannya bikin gue suka sama Lo, malah bikin risih tau nggak!" Gamaliel kelepasan membentak gadis ini.

"Lo tau nggak? Gue rencananya mau nyari orang yang nyebarin berita nggak bener tentang Mika, tapi karena Lo! Tiga hari ini gue nggak dapet apa-apa!"

"Oh atau jangan-jangan Lo pelakunya?" sambung Gamaliel.

Ia kepalang emosi, belum lagi mendengar kabar pembullyan yang dialami Mikaella, saat itu dia baru saja selesai membantu tukang kebun sekolah, ia kembali ke kelas dan sudah mendapati keadaan Mikaella yang kacau disertai dengan isakannya yang teredam dalan pelukan Chellsy. Kala itu ia kembali teringat, ia sudah membuang-buang waktu tanpa mendapatkan bukti apapun, padahal jika dia bisa menyelidiki Maeza.

Sekarang Gamaliel menatap gadis yang terisak setelah dibentaknya.

"Nggak usah pura-pura, Lo 'kan pelakunya?"

Izumi menggeleng. "Aku memang nggak suka kamu peduli sama Mika, tapi bukan aku pelakunya!" teriaknya.

"Aku memang iri sama Mika, aku iri karena dia bisa deket sama cowok yang aku suka! Tapi bukan berarti aku mau lakuin itu!" sambungnya.

"Yakin? Bahkan sekarang Mika sakit pun, Lo nggak keliatan sedih sama sekali. Lo malah keliatan bahagia, kalau bukan Lo pelakunya nggak mungkin Lo sebahagia itu?"

Izumi masih terisak, orang-orang diam-diam melirik ke arah mereka. Tanpa suara, mereka hanya menyaksikan drama yang terjadi.

"Aku bahagia karena aku bisa deket sama kamu! Tanpa Mika! Kalau ada dia, kamu cuma fokus ke dia! Kamu nggak pernah liat aku! Wajar aku bahagia!" serunya.

Orang-orang makin penasaran, belum lagi kala sesosok gadis cantik datang. Ia melangkahkan kaki jenjangnya dengan anggunnya, seolah-olah ini adalah panggung untuknya. Dia menatap Gamaliel dengan pandangan meremehkan. Sebelum akhirnya ia menatap Izumi dengan sinis.

Gamaliel sendiri heran dengan kemunculan gadis ini, apa yang akan dilakukannya?

"Noraviell Izumi, Lo tau 'kan kalau cowok yang Lo tempelin tiga hari ini tuh pacar temen Lo? Terus dengan bahagianya Lo deketin dia? Apa Lo ada niat mau jadi perebut? Atau, jangan-jangan Lo yang jadi pelaku berita bohong itu?" ujarnya.

Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang