Sesuai yang dijanjikannya, Mika membawa Izumi menemui temannya. Maka sore ini, keduanya sudah berada di depan ruang musik.
"Temen gue ada di dalam katanya. Ayo!" ajak Mika.
Izumi mengangguk dan mengekor pada Mika yang sudah lebih dulu berjalan. Terlihat ia menghampiri seorang gadis dengan rambut pendek sebahu, yang Izumi yakini sebagai teman dari Mikaella.
"Zu! Sini!" panggil Mika.
Izumi mendekat ke arah mereka berdua, ia tersenyum kala gadis di samping Mikaella melontarkan senyum padanya.
Lalu Izumi menempatkan dirinya di samping Mikaella.
"Zu, ini temen gue. Namanya Ella," ujar Mika.
Izumi mengulurkan tangannya. "Aku Izumi, kamu bisa panggil aku Zumi."
Keduanya saling berjabat tangan, lalu Mika menjelaskan apa maksud dan tujuan mereka ke mari.
"Jadi gini, temen gue ini tertarik pengen nyoba nyanyi gitu. Tapi gue nggak ada waktu buat nemenin dia, jadi bisa nggak gue minta tolong ajarin dia?"
Ella tampak berpikir sejenak, yang melihatnya berharap-harap cemas.
Lalu Ella mengangguk. "Boleh. Kebetulan kami lagi nggak ada kegiatan, cuma latihan biasa," jawabnya.
Mendengar itu Izumi tersenyum. "Makasih ya," katanya.
Ella mengangguk lagi kemudian bertanya, "Jadi, kapan mau mulai?"
"Sekarang juga boleh," balas Izumi.
Setelah memastikan keadaan, akhirnya Mika pamit menuju ruang seni. Dia ada eskul tari hari ini.
Sesampainya di ruang seni, ia dapat melihat yang lain sudah berkumpul dan ada Steva yang memanggilnya.
Mika menghampiri Steva. "Gue kira udah mulai tadi. Lo udah lama?" tanyanya.
Steva menjawab, "Belum lama gue. Oh Lo kemana tadi? Gue kira Lo pulang dulu."
"Ya kali gue pulang, mau mulai jam berapa kita," ujarnya.
"Btw, tadi gue ada urusan di ruang musik. Nyari Ella gue," sambung Mika.
Steva mengangguk mengerti, lalu obrolan itu berlanjut hingga diinterupsi oleh pembimbing mereka.
"Adik-adikku tersayang, sudahi gosipnya. Kita lagi kejar deadline, kalau kalian lupa!" serunya.
Terdengar rintihan malas dari para anggota yang didominasi oleh perempuan itu.
"Ya elah Kak, itu acaranya masih satu bulan lagi loh!" protes salah satu dari mereka.
Sang pembimbing mendengus, "Ya karena masih lama dong kalian harus latihan dari sekarang. Nanti kalau udah dekat sama hari acaranya kalian ribet sendiri, yang harus ngurus kelasnya lah, ini lah, itulah. Kakak males kalau gitu."
"Udah-udah! Yuk kita latihan. Makin cepat mulai makin cepat Kakak bisa pulang terus nonton Drakor," ujarnya.
Walaupun malas-malasan, akhirnya mereka mulai bergerak menuju posisi masing-masing.
Termasuklah Mikaella dan Steva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]
Teen FictionNyatanya, Mikaella baru sekali berinteraksi dengan Gamaliel, itupun demi tugas kelompok, tapi kenapa malah jadi begini? Mikaella berharap hidupnya aman dan tentram, sembari menikmati kekayaan buah mangga di sekitarnya. Sayangnya berubah semuanya ket...