🥭AKPM 7 : Pohon Mangga🥭

20 7 10
                                    

"Miel, aku mau ... kita balikan lagi."

Diam, tidak ada balasan yang berarti dari si pemuda.

"Aku tau aku salah, tapi aku nyesel! Miel, aku mohon!" pintanya lagi.

Lagi-lagi hanya keheningan yang tercipta. Tidak ada kata yang terucap dari pemuda yang kini menampilkan wajah tanpa ekspresi itu.

"Gue ... bingung." Akhirnya ia bersuara.

Gadis itu tersenyum kala akhirnya mendapatkan sebuah respon. Walaupun hanya sedikit.

"Kamu bisa pikirin dulu. Tapi aku mohon sama kamu. Kamu pasti juga butuh aku 'kan? Aku tau kamu butuh aku, Miel."

Si gadis itu pergi tanpa menunggu ataupun setidaknya melihat ekspresi pemuda itu. Dia berlalu meninggalkannya begitu saja dalam keheningan, tanpa peduli keadaan batin sang pemuda yang kini tengah riuh.

•••••

Acara santai-santai Mika kini harus terganggu kala sebuah notifikasi muncul. Dengan malas ia membuka ponselnya dan mendapati sebuah nomor tidak dikenal mengirim pesan untuk mengajak latihan. Tanpa pikir panjang Mika tahu jelas ini adalah Gamaliel, sontak Mika melihat ke kursi tempat Gamaliel berada dan ternyata si empunya juga tengah menatapnya.


"Tinggal ngomong doang bisa anjir, harus banget via chat? Selain nggak niat hidup ni orang juga mageran," cibirnya.

Maka ia bangkit dan menghampiri Gamaliel. "Buruan gerak Lo! Tadi ngajak latihan," ujarnya.

Gamaliel dengan raut suram itu bangkit dan berjalan meninggalkan Mikaella yang kebingungan.

"Anjir ditinggal."

"Oy, tungguin!" teriaknya, sembari berlari menyusul Gamaliel.

Tentunya itu menarik perhatian teman-temannya yang lain.

"Wih Napa tuh?"

"Halah biar aja, biasa itu."

Kini Mika berhasil menyusul langkah Gamaliel, ia menatap pemuda itu kesal. Tapi dia tidak berniat mengomel, karena iya tau itu percuma. Lihat saja, telinga Gamaliel saja tersumbat oleh earphone-nya, mana mungkin dia akan mendengarkan ocehan Mika.

Jadi Mika hanya mengikuti kemana langkah Gamaliel pergi, sampai keduanya tidak sadar sudah jauh sekali dari area kelas mereka.

"Ini apa nggak kejauhan dari area IPS?"

Kalau Mika tidak salah, tempat ini biasanya sering jadi tempat anak-anak yang bolos. Karena memang posisinya yang jauh dari kantor. Yaa sebenarnya tidak buruk juga, tempat ini sangat asri, memang konsep sekolah ini ala-ala hutan mungkin?

"Di sini banget nih?" tanya Mika, pada Gamaliel yang sudah mendudukkan dirinya di salah satu bangku kayu itu.

"Hmm," sahutnya.

Maka, Mika ikut mendudukkan dirinya di bangku lain. Keduanya diam, tidak ada yang berinisiatif untuk bersuara selama beberapa menit, sampai Mika muak dengan situasi ini.

"Jadi apa nggak sih? Ini kita mau latihan nyanyi apa mau cosplay jadi manusia silver?" cibirnya.

Gamaliel tersadar dari diamnya, seperti orang linglung.

Aku, Kamu dan Pohon Mangga [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang