Bab 29

4 0 0
                                    

Rei akhirnya menjelaskan kenapa dia menyembunyikan fakta bahwa dia sepupunya Kei

"Gue gamaksud bohongin lo Sen..."

"Tapi?"

"Gue udah tau lo dan Kei satu jurusan, dan kebetulannya lagi lo dan Kei satu kelas"

"Lalu?" Seena mendengarkan penjelasan Rei dengan penuh tanya

"Gue minta Kei buat deketin lo, karena gue penasaran sama lo" tutur rei dengan raut mata yang tak terbaca

"Gue gak ngerti, jadi lo cuman penasaran ?"

"Bukan gitu Sen, arghhh" Rei mengacak rambutnya frustasi

"Loh ko lo yang marah ?"

"Sorry, Gue gak ada maksud apapun, gue cuman pengen deket sama lo dan gue gak tau gimana caranya, karena tiap lo ngeliat gue kayanya dulu lo selalu lari"

"Ya lo kalau ngeliatin gue kaya macan mau nerkam mangsanya tau ga, serem"

"Sorry gue emang pengecut"

Seena hanya mengernyitkan keningnya

"Gue gak berani deketin lo langsung, jadi minta sepupu gue buat deketin lo"

"Gitu?"

"Tolong percaya gue, Kei juga beneran anggap lo sahabatnya meskipun awalnya gue yang minta, dia gak mempermainkan lo, salahin gue"

"Hmmm..." Seena cuman membalas dengan hembusan nafas yang terasa berat

"Jadi ?"

"Jadi apa ?"

"Baikan nih ?"

"Gue boleh tanya ?"

"Tanya apa ?"

"Ada lagi yang lo sembunyiin dari gue dan gue gak tau ?"

Jleb... Rei merasa pertanyaan Seena sangat menohok, tapi Rei berusaha menutupinya

"Gak ada" Rei menjawab dengan berat, lagi-lagi kebohongan yang lainnya batin Rei

"Oke, kalau itu yang sebenernya"

"Makasih udah mau dengerin gue"

"Hmmm iya, makasih juga udah jujur"

"Cari sarapan yuk ?"

"Kemana ? Belum mandi ah mager"

"Emang biasanya mandi?" Goda Rei

Seena menyubit lengan Rei keras

"Aww..." Rei memegangi lengannya yang terasa panas tapi sekaligus lega, yang penting satu beban sudah lepas

***

Akhirnya setelah banyak drama hubungan Seena dan Rei mulai kembali membaik, meskipun sulit dijelaskan bagaimana statusnya, Rei sendiri tidak pernah secara gamblang menyatakan perasaannya dan meminta Seena menerimanya, tapi keduanya akan saling mencari jika sudah merasa kehilangan

Dan seperti kata pepatah, dibalik air yang tenang disitulah gelombang akan datang

Seena sedang siap-siap mau pulang sambil membereskan laptop dan diktat kuliahnya, tiba-tiba ada pesan masuk

"Hay Sen apa kabar?"

Seena bingung melihat isi pesannya, nomor tak dikenal

"Baik, maaf ini siapa ?"

"Bisa ketemu?" Bukannya jawab pertanyaan Seena malah tanya balik

Seena tak mau menghiraukannya, "Ah palingan juga orang iseng" batin Seena

Seena berjalan ke arah gerbang kampusnya, kebetulan hari ini dia gak bawa motor karena tadi pagi hujan dan Rei gabisa antar jemput  karena masih sibuk dengan tugas maket di semester empat ini

Tiba-tiba bunyi klakson dari sebuah sedan putih audi menyadarkan lamunan Seena, orang dari balik kemudi turun dan menghampiri Seena, dia mengucapkan kata yang sama percis dengan pesan masuk tadi

"Hay apa kabar Sen ?" Ucapnya lirih

Seena bukannya menjawab malah diam mematung, kaget dengan sosok yang berdiri tegap didepannya

"Kak Resha, ngapain disini ?" Bukannya jawab sapaan Resha, Seena malah nanya balik dengan nada sinis

"Jemput kamu, aku kangen" jawabnya datar seolah semuanya gak terjadi apa-apa

"Apa aku gak salah denger kak ?" Jawab Seena sinis

Resha cuman terdiam pasrah, baginya ini hukuman yang harus dia terima karena perlakuan dia ke Seena dulu, dia sadar dia dulu menyia-nyiakan kesempatan, tapi kali ini dia gak akan pernah mau ngelepasin seseorang yang paling dia sayang ini

"Apa maksud semua ini, kenapa dia datang lagi setelah menghancurkan semuanya, baru saja aku mulai bisa untuk bangkit, malah mau dijatuhin lagi" batin Seena

"Kita perlu ngomong" pinta Resha dengan nada meminta tapi setengah memaksa

You're [not] MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang