Bab 39

3 0 0
                                    

Mahasiswa tingkat akhir mulai disibukan dengan tugas akhir yang dianggap sebuah mimpi buruk termasuk Seena dan Kei. Bahkan Kei sering menggerutu karena rasanya lebih banyak menghabiskan waktunya dikampus atau perpustakaan dibandingkan cafe atau mall. Kei bahkan jarang bertemu fadhil meskipun mereka satu kampus.

Hari ini Seena ada jadwal bimbingan dengan salah satu dosen pembimbingnya, Seena terlalu malas bimbingan, karena dospemnya terlalu menekan Seena, jurnal yang lebih cocoknya untuk mahasiswa program S2 malah  disarankan kepada Seena untuk penelitian skripsinya. Seena bahkan pernah menangis di ruangan ketua prodi hanya karena sudah tidak kuat menghadapi tekanan dari dospemnya yang terlalu berekspektasi tinggi.

Seena terkadang masih melihat Rei yang sering nongkrong sambil mengerjakan tugas di kantin bersama geng arsiteknya, Seena juga pernah beberapa kali tak sengaja melihat Rei di parkiran motor. Seena bahkan terkadang beberapa kali menghindar hingga sibuk sembunyi saat tak sengaja melihat Rei yang seperti berjalan kearahnya.

Setelah bimbingan otak Seena rasanya seperti ingin meledak, butuh moodbooster banget. Ditambah beberapa revisi yang mesti segera diselesaikan supaya Seena bisa cepat lanjut ke bab selanjutnya.

"Kayanya muka kusut banget tuh" ejek Kei

"Jajan ice cream yukkkkk, sumpah stres banget gue, butuh moodbooster"

"Boleh tapi hari ini gue udah janji jalan sama fadhil juga, gapapa bertiga ?" Ucap Kei tak enak hati

"Yahhh jangan dong, masa gue jadi nyamuk, kalian jalan aja gapapa" ucap Seena yang gamau jadi pengganggu

"Gapapa ayok, kebetulan gue juga belum tahu jalan kemana, fadhil bawa mobil" ajak Kei antusias

"Hay gaes" tiba-tiba Fadhil menghampiri Kei dan Seena

"Kita jadi jalan ?" Tanya Fadhil pada Kei

"Jadi dong, bareng Seena juga ya"

"Eh gue gausah beneran"

"Udah ikut aja Sen, banyakan makin rame" ajak Fadhil tak kalah antusiasnya dari Kei

"Jalan ke cafe daerah dago atas aja yuk, kayanya butuh healing udara juga" ujar Kei

"Nah cocok, kebetulan ada yang mau ikut juga, gapapa kan?" Ujar Fadhil kikuk sambil garuk-garuk kepala

"Hallo Sen" Ujar Rei dengan suara parau

Setelah beberapa bulan menghilang akhirnya Seena mendengar suara itu lagi, akhirnya Seena melihat dia dari dekat lagi, penampilannya cukup berbeda, rambutnya sedikit panjang khas anak teknik, tidak terlalu panjang hanya sedikit lebih berantakan, matanya yang terlihat seperti kurang tidur beberapa hari

"Hay Rei" Sapa Seena balik

"Gapapa nih gue gabung kalian ?" Ujar Rei merasa tak enak

Kei hanya mencubit lengan sepupunya yang meringis kesakitan

"Gue tahu lo belum tidur dari kemarin. So, lo duduk dibelakang aja daripada duduk didepan tapi ganunjukin jalan" ucap fadhil pada Rei

"Mending kita semua duduk dibelakang sih" ejek Rei

"Lo kira gue supir taksi" Fadhil meninju lengan Rei dengan kesal

Seena dan Rei hanya saling pandang sambil mengulum senyum

"Kita mau kemana sih emangnya ?" Tanya Rei

"Tau tuh si Kei katanya nemu tempat bagus yang baru di daerah dago giri"

Rei hanya manggut-manggut

Saat di mobil Kei dan Fadhil sibuk ngobrol berdua sambil terus nunjukin jalan lewat google maps, Seena terpaksa duduk bersebelahan dengan Rei di kursi belakang. Rei saat ini sudah tertidur pulas, terlihat memang kalau Rei seperti kurang tidur dan kelelahan.

You're [not] MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang