I would hold you in my arms
I would take the pain away
Thank you for all you've done
Forgive all your mistakes
There's nothing I wouldn't do
To hear your voice again
Sometimes I wanna call you
But I know you won't be there
Oh I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting youAlunan lagu milik Christina Aguilera berjudul "Hurt" itu mengalun indah ditelinga Seena, Seena mendengarkan lagu itu sambil tak hentinya menangis, Kei yang mendapati Seena selalu terlihat murung selalu membiarkannya dan tak ingin mengganggunya, bukan tak mempedulikannya, tapi dengan begitu Seena bisa berdamai dengan dirinya sendiri
Kei akan selalu ada jika Seena membutuhkannya, setelah Rei menceritakan semua yang terjadi akhirnya potongan puzzle itu, teka-teki itu terungkap juga, dari awal Kei sudah lelah menyimpan semuanya dan berharap Rei mengatakan semua rahasia yang sudah lama tersimpan itu
Resha: Kita bisa ketemu ?
Seena tidak menggubris saat pesan masuk muncul pada notifikasi di layar handphonenya
Resha: Aku perlu menjelaskan semuanya dan kamu berhak tahu
Seena sebetulnya ingin menghindar, tapi Seena ingin tahu penjelasan dari Ka Resha, bukannya dia peduli terhadap ka Resha, tapi Seena hanya ingin tahu, dan mungkin ini menentukan kelanjutan hubungannya dengan Rei nantinya
Akhirnya Seena dan Resha bertemu di salah satu cafe, Seena menolak dijemput dan menyarankan bertemu langsung disana. Resha sudah duduk di salah satu meja di lantai dua. Seena menghampirinya
"Sorry nunggu" ucap Seena
"Gapapa aku juga baru dateng" ucap Resha kalem
"Mau pesen apa ?"
"To the point aja ka, aku gak lama"
"Seenggaknya pesen minum ya please ?" Ujar Resha dengan nada memohon
Akhirnya Seena mengalah lalu langsung memesan hot chocolate pada salah satu pelayan disana
"Sebetulnya apa hubungan kamu dengan Rei?" Ka Resha membuka pembicaraan
"Ka Resha tidak perlu tahu, dan kurasa bukan sebuah pertanyaan yang ingin aku dengar" jawab Seena datar
"Hmm baiklah, kesimpulanku kalian dekat karena Renatha, atau memang kalian dekat tanpa tahu kalau dia adik Renatha"
"Bukan urusan kaka"
"Aku dulu berpacaran dengan Renatha cukup lama, aku satu smp dengannya, sampai dia memutuskan SMA di bandung dan kami LDR, waktu SMA aku memang brengsek karena menyakitinya dan juga memberikan harapan sama kamu"
Seena hanya terdiam, pahit rasanya jika mengenang lagi hal itu
"Aku sering berantem, mungkin karena LDR jadi banyak masalah kecil yang jadi besar, Rei sudah membenciku karena kakanya sering terlihat murung dan sedih apalagi setelah tahu kedekatan kita saat itu, dan mamih selalu mendesakku, memaksa keinginannya, dan menyuruhku melepaskan Renatha, tapi aku gak bisa, harus kuakui aku egois saat itu, aku selalu menahanmu untuk selalu menungguku"
Seena menghembuskan nafasnya dengan gusar, berusaha mendengar setiap perkataan ka Resha yang terasa menyakitkan
"Waktu kamu benar-benar pergi, Renatha menyebutku pengecut karena tidak bisa melepaskanmu, dan dia malah menyalahkanku karena menyakitimu terlalu jauh, Renatha sudah berusaha melepaskanku tapi aku tidak bisa hidup tanpanya, apalagi saat itu aku juga mengikutinya untuk kuliah disini, lalu saat hubunganku perlahan membaik tiba-tiba dia meninggalkanku untuk selamanya, ini salahku dan mungkin ini semua hukuman bagiku" Ka Resha tertunduk, mukanya berantakan, raut mukanya terlihat penuh dengan kesedihan dan keputusasaan
"Jangan seperti itu ka, takdir tidak ada yang tahu" Seena berusaha menenangkan meskipun hatinya sendiri sedang tak karuan
"Ka, Boleh aku tanya sesuatu?"
"Silahkan"
"Maaf sebelumnya, ka Renatha meninggal kenapa ?" Tanya Seena hati-hati
Resha diam sesaat
"Kecelakaan Sen, ditabrak orang" Resha mengatakannya dengan suara bergetar, pahit jika mengingatnya
Seena hanya mengangguk terdiam, bingung harus berkata apa
"Tolong maafin aku Sen, aku memang egois" ujar Resha sungguh-sungguh
Seena terdiam cukup lama "Demi ka Renatha, aku maafkan" Seena sebetulnya merasa sangt bersalah pada ka Renatha, Seena menganggap selama ini dia korban tapi ternyata perasaan ka Renatha pasti jauh lebih sakit daripada dirinya saat itu, pantas saja Rei membencinya
***
Seena dan Kei memasuki area pemakaman dengan membawa sebuah buket bunga, Seena meminta Kei untuk menemaninya hari ini.
"Assalamualaikum ka" Seena tediam cukup lama sebelum meneruskan kalimatnya, "maafin waktu itu aku gak mengenali kaka, aku sebetulnya banyak hutang maaf sama kaka, maafin aku..." kemudian tangis Seena pecah
Kei mencoba memeluk pundak Seena dan mengusap-usap kepalanya
"Aku jahat banget ya sama ka thatha" sambil dengan nada terisak
"Sudah, bukan sepenuhnya salahmu, lagian semua sudah berlalu, ka thatha juga pasti sudah bahagia disana" Kei mencoba menenangkan
"Ka banyak sekali yang pengen aku tanyain, yang pengen aku ceritain, tapi aku gapunya hak untuk itu, ka aku berharap kaka sekarang bahagia disana, aku berharap udah gak ada lagi rasa sakit dan gak ada lagi yang nyakitin kaka, aku selalu merebut milik kaka, dan sekarang sepertinya aku melakukannya lagi, aku mencintai Rei, maafin aku ka, maaf" Seena mengatakannya dengan nada sesenggukan, Kei yang berada disampingnya merasa miris melihatnya, Kei mencoba terus menenangkan Seena saat salah satu tangannya sibuk mengetikan sesuatu
Jayko: Kayanya kalian perlu selesaikan masalah ini
Rei terdiam saat membaca pesan dari Kei, kemudian dia membalasnya
Paparazzi: I will
KAMU SEDANG MEMBACA
You're [not] Mine
Romance[COMPLETED] [TAMAT] Seena berusaha terus melangkah menjauh, meninggalkan semua masa lalunya, sampai akhirnya gadis itu bertemu sosok laki-laki yang dingin, seperti penuh dengan tatapan kebencian padanya. Tapi saat Seena mendekat justru sosok laki-la...