Bab 6

41 1 0
                                    

Beberapa bulan kemudian

Seena mulai sibuk dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan diluar perkuliahan, maklum kalau mahasiswa baru pasti sibuk ngikutin banyak kegiatan yang diadakan seniornya, dimulai dari ospek yang tiada hentinya, hingga malam keakraban yang akan diadakan di sebuah villa daerah Lembang

Akhir-akhir ini Seena kewalahan dengan jadwalnya yang padat merayap, hingga suatu hari badannya mulai ambruk, dan homesick mulai menyerang, "kangen bunda" lirih Seena dalam hatinya, kalau lagi sakit kehadiran keluarga emang yang paling dibutuhin

Kemudian ada panggilan masuk dari bundanya, baru aja diomongin, mungkin firasat seorang ibu

"Assalamualaikum, kak sehat ?"

"Waalaikumsalam, aku kayanya flu deh bun, ini aja demam kayanya badanku panas, uhk uhk" Seena akhir-akhir ini selalu manja kalau jauh dari bundanya

"Yaampun, kamu udah makan sayang ? Ke dokter ya ? Nanti bunda suruh Om Hendri buat anterin kamu ya nak" tutur bunda dengan nada khawatirnya

"Gausah bun, Seena udah minum obat ko, tadi juga ada Kei kesini bawain bubur, jadi gausah khawatir, mungkin Seena butuh istirahat aja karena kurang tidur" Seena tidak mau membuat bundanya khawatir lagi

"Ini yang paling bunda khawatirin kalau kamu kos sendirian, kamu jadi pindah ke kosnya Kei dan Stella ?"

"Jadi bun, awal bulan depan, nanggung soalnya kos yang ininya belum abis, dari Dago ke tempat kuliahku jauh banget bun apalagi kalau macet, di kosannya Kei kan lumayan deket kampus"

"Iya sayang, bunda ikutin kamu aja gimana baiknya, kamu cepet sembuh ya, kalau ada apa-apa kabarin bunda, ok"

"Iya bunda sayang, yaudah ya Seena mau istirahat dulu, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam..."

Seena sekarang punya 3 sahabat dekat selain Kei, yaitu Stella, Tania dan Nela, mereka berlima bertemu karena satu jurusan dan sering satu kelompok, selain itu Kei dan Stella satu kosan, jadi kosan mereka sering dijadikan basecamp tempat mereka nyinyir bareng dan tempat mereka istirahat kalau ada jadwal kuliah nanggung, sedangkan Nindya teman SMA Seena memilih kuliah di Jakarta meskipun masih keep contact via chat tapi udah jarang banget buat ketemu karena kesibukan masing-masing

* * *

Keesokan harinya

Meskipun badan Seena belum seratus persen pulih tapi Seena mesti masuk kampus karena banyak kegiatan, salah satunya kumpulan untuk acara malam keakraban yang diadakan di Lembang

"Lo udah sembuh Sen ?" Tanya Kei yang menghampiri Seena saat perkuliahan sudah berakhir

"Lumayan agak baikan sih, thanks ya kemarin"

"Santai aja kali, lo ikut kumpulan hari ini ? Jangan maksain ikut kalau gaenak badan" Kei khawatir sama kondisi Seena

"Gue kuat kok, malah kalo gue cuman diem dikosan boring banget, lumayan sekalian cuci mata" Seena tersenyum licik

"Dasar si alay, cuci mata mulu, yang deketin banyak malah gamau" timpal Stella yang langsung dianggukin yang lainnya

"Akan ada saatnya gengs tuan puteri bertemu pangerannya" Seena cuman terkekeh geli

"Anjaayyy, yuk ah makan laperrrr" sahut Tania

Hari ini kantin begitu ramai, Seena celingak celinguk buat nyari tempat duduk, tapi jangankan tempat duduk yang nyaman dapat tempat buat berdiri pun sepertinya Alhamdulillah saking penuhnya

"Busyetttt dah penuh amat, ini kantin apa pasar malam ya" sahut Tania

"Jadi gimana nih gengs ? Gue laper banget lagi" kata Nela menimpali

"Eh gengs tau ga barusan gue tanya sama ibu kantin, ini kantin penuh karena lagi ada acara anak Arsitek katanya" Stella menjelaskan dengan tergopoh gopoh seperti orang habis marathonan

"Lo abis marathon ya Stel, kenapa lari-lari ?" Tanya Kei penasaran

"Hahaha nggak, gue tadi abis menerobos keramaian, pindah yu gengs jangan disini, iman gue gaakan kuat" ajak Stella

Tiba-tiba jauh dikeramaian sana, sepasang manik mata menatap Seena tajam, seperti mata elang yang siap menerkam mangsanya, entah kenapa dari tadi sepasang mata tersebut tidak juga mengalihkan pandangannya dari Seena hingga tak sengaja mata mereka bertemu, bukannya saling bertanya atau menyapa, mereka malah hanya saling menatap, yang satu menatap dengan raut wajah penuh tanya karena merasa aneh kenapa ada sorot mata seperti itu, sedang yang memperhatikan merasa pernah mengenal sosok itu sehingga pandangannya tak teralihkan karena mencoba meyakinkan diri sendiri kalau sosok itu memang benar dia

"Kenapa sih Sen ?" Tanya Kei penasaran

Seena tersadar dan mencoba menutupi dari sahabat sahabatnya, "Hah kenapa apanya ? Nggak ko tadi gue lagi mikir makan apa" jawab Seena berkelit

"Kirain gue lo lagi ngiler liatin kaum adam yang bikin iman kita goyah" sahut Tania terkekeh

"Wuhhhh dasar lo mesum" sahut Kei

Mereka berlima memang mempunyai karakter yang berbeda, Seena terkenal cuek sama cowok yang deketin dia meskipun hobbynya cuci mata, Kei terkenal dengan sosok polos kelewat begonya karena sering ngelamun dan selalu fokus pada handphonenya, Stella terkenal paling cantik dan banyak dikecengin cowok tapi dia yang paling jutek juga diantara mereka berlima, Tania emang yang paling tua tapi yang paling mesum juga, kalau Nela terkenal yang paling kalem diantara semuanya malah punya sosok keibuan, meskipun karakter mereka berbeda tapi mereka punya status yang sama alias JOMBLO semua, hahahaha

* * *

Reinald

"Lo liatin apa Rei serius banget ?!" tanya Fadhil teman sejurusan sekaligus sahabat karib Rei

"Nggak, gue ko ngerasa pernah ketemu ya sama tuh cewe"

"Cewe yang mana ? Yang berlima lagi pada celingak celinguk itu ?" tanya Fadhil heran dengan sikap Rei yang ga seperti biasanya

"Yoi, udah ah gapenting juga" Rei mencoba bersikap acuh

"Lo ikut ke Lembang ga ntar Rei?"

"Jir males banget gue, ijin bisa kali dhil?"

"Ijin aja kalo lo mau dibacok sama si Choky" Fadhil tertawa geli

"Sial.." desis Rei

Rei merasa pernah ketemu sama tuh cewe, tapi dimana dan entah kapan dia pun ga inget, ah mungkin cuman angin lewat, Rei berusaha mengabaikan

Alseena

Seena merasa mengenal sosok yang menatapnya tajam tadi, sepertinya mereka pernah bertemu sebelumnya, tunggu tunggu sorot mata tajam namun sepertinya teduh, dia kan ahaaa Seena akhirnya ingat dia cowok yang pernah Seena tabrak pas waktu dulu beli ketoprak di Jakarta, ko bisa sih ketemu disini, jangan-jangan dia kuliah disini, ah iya tadi Stella bilang kantin di booking karena acara anak Arsitek jangan-jangan dia anak Arsitek, duh kenapa dunia sesempit ini, pikiran Seena semakin ruwet memikirkannya, Seena mencoba bersikap acuh, toh meskipun mereka pernah bertemu mereka bahkan tak tahu nama masing-masing, kenapa mesti dipikirin, iya bener kenapa mesti dipikirin, bodo amatttt......

* * *

Dan cerita bertele tele lagi, sulit banget buat to the point banyak yang mesti dijelasin hahahaha, maaf kalau ini cerita teraneh, lanjuttttt

You're [not] MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang